Jangkar

277 34 7
                                    

"Sialan!"

Ken berjengkit kaget, hingga setumpuk roti dengan mentega yang dia bawa dengan nampan terlepas dari tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ken berjengkit kaget, hingga setumpuk roti dengan mentega yang dia bawa dengan nampan terlepas dari tangannya. Ken buru-buru berjongkok, sebab Duke of Greeners, majikannya sangat strict dengan peraturan tidak boleh membuang makanan.




"Aduh Ken kenapa kamu buang?"

Mata Ken melirik pada Earl of Greeners, Steve yang kini ikut berjongkok di hadapannya sambil memunguti roti. Padahal satu menit sebelumnya, tuannya ini berteriak sambil meninju udara. Seolah musuhnya memang debu yang berterbangan di udara.

"Ayahku bisa marah tau," Katanya lagi.

Ken mendengus, jika ada satu saja permintaannya yang bisa terkabul di dunia ini. Ken akan bersungguh-sungguh meminta untuk memukul kepala tuannya ini.

"Ya kakak, kenapa teriak-teriak?" tanyanya.




Steve hanya terkekeh kecil, hingga matanya menutup. Mati-matian Ken menahan denyut jantungnya. Ken selalu menyukai senyum Steve.

"Daniel sialan terputar di otakku," Jawab Steve sambil menaruh nampan di meja.

"Apa yang dia perbuat kali ini?" Tanya Ken lagi.

Benar-benar dua earls ini tidak ada yang mau mengalah. Padahal mereka sudah mengenal sejak kecil, tapi tetap saja bersaing.





Tangan Steve terkepal, matanya menyorot jauh. Hingga rasanya Ken ingin terbahak, tuannya selalu dramatis. Meski kini rahang tegas dan hidung mancung tuannya selalu bisa membuat jantung Ken berdegup cepat.

"Prince Janvier mengenalinya, bahkan mungkin mengingatnya. Tentu mudah baginya mempersunting prince Beau," Katanya.





Senyum Ken berubah samar, meski dia tidak tau korelasi keduanya. Yang saling mengenal prince Janvier dan Daniel, kenapa yang menikah malah Prince Beau dan Daniel. 

Ken diam saja, dia harus berpegang pada kenyataan. Ken tidak boleh tenggelam terlalu dalam pada perasaannya.

"Kenapa sih orang itu tidak ma..."

"Tuan Steve, " Panggil Ken, hingga Steve berbalik menatapnya. 






Kening Steve berkerut tidak suka pada panggilan dari Ken untuknya. Karena Ken sudah dia anggap seperti adiknya sendiri. Tidak Steve ketahui panggilan itu merupakan jangkar penguat bagi Ken. Ken harus mengingatkan dirinya sendiri berkali-kali kalau Steve adalah tuannya.

"Hari ini ada acara di kerajaan, kenapa kita tidak kesana saja?"

Steve mendengus, "aku tau, aku menolak ajak ayah tadi."

"Kenapa ditolak?"

"Untuk apa Ken? Aku tidak mengikuti seleksi Prince Guard."




Sean BeauTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang