Class 1

196 22 4
                                    

Chapter 1;
Class 1

Hal yang pertama kali Ali lihat saat membuka mata adalah atap rumah sakit

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hal yang pertama kali Ali lihat saat membuka mata adalah atap rumah sakit. Ia mengerjap pelan, menemukan seseorang berjaket merah yang sedang menaruh kepalanya di atas kasur rawat miliknya.

Sang lelaki jaket merah yang menyadari ada pergerakan itu terbangun dari tidurnya.

Ia mengusap matanya pelan, "Udah bangun?"

Ali tidak merespon. Ia malah berusaha untuk mengubah posisinya menjadi duduk. Tetapi ia sekali lagi meringis ketika merasa perutnya yang begitu perih. Begitu juga dengan kepalanya yang terasa berputar-putar.

"Kata dokter, luka lo infeksi"

Ali memegangi perutnya, merasakan ada perban yang dililit mengelilingi badannya. Ia menghela napas, sedang berusaha memikirkan cara untuk setidaknya pergi dari tempat ini.

"Gue mau pulang" Ucapnya serak.

"Yakin bisa? Gue nggak tau sih, lo udah boleh pulang apa belum. Mau gue tanyain?" Ali menggeleng pelan.

"Anterin"

Jujur saja, Ali tidak tau apa yang salah dengan dirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jujur saja, Ali tidak tau apa yang salah dengan dirinya. Ia tidak biasa meminta bantuan kepada orang lain, tapi untuk pertama kalinya ia meminta bantuan kepada lelaki berjaket merah dengan rambut yang tak jauh beda dengan batok kelapa itu.

"Sorry ya, motor gue soalnya buat nganter-nganter barang jadi ya begini. Gue kurir, btw" Ian berbicara di tengah perjalanan.

Ali tidak merespon. Hal itu membuat Ian mengarahkan spionnya ke arah wajah Ali agar bisa melihat wajah pucat pria mungil itu.

Di dalam pandangan Ali, spion itu mengarah ke wajah Ian. Alisnya mengkerut melihat itu.

"Spion fungsinya buat ngeliat kendaraan di belakang. Bukan buat ngaca" Tukasnya.

"Kata siapa buat ngaca? Orang gue ngarahin spionnya ke muka lo"

Ali berdecih, "Ngapain ngeliatin muka pucet gini"

S-Class: 1st StepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang