Class 3

124 21 1
                                    

Chapter 3 ;
Class 3

Chapter 3 ;Class 3

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

+62 235 5671 9990

| Li
| Dimana lo?
| Aliiiii
| Gue tinggal ya, mau kerja

Ali melihat jelas deretan pesan yang dikirim oleh nomer asing itu. lalu ia membuka profilnya, menemukan potret beku seseorang dengan jaket merah yang menghadap ke belakang. Ia tahu betul siapa sosok jaket merah itu.

Iya |

Ia mematikan handphonenya setelah membalas singkat pesan itu. Ia bangun dari duduknya, menatap ke arah cermin lalu membuka seragamnya yang sudah kotor. Kini pria itu sudah bertelanjang dada. Hal itu membuat banyaknya lebam yang menghiasi tubuhnya terlihat jelas. Beberapa lebam masih terlihat samar, beberapa juga terlihat sangat parah bahkan sudah berwarna ungu. Terlebih lagi luka di bagian perutnya.

Ali memegangi surainya yang basah, lalu meremasnya keras-keras. Dengan napas yang memburu, ia menjambak rambutnya dan membenturkan kepalanya ke cermin berkali-kali sembari sesekali terisak sesak.

Serpihan kaca berserakan di lantai kamarnya. Raganya tak jauh kacau dengan keadaan kamarnya saat ini. Dengan tangan yang gemetar, Ia mengambil salah satu serpihan kaca yang berada di dekatnya.

Sampai akhirnya lantai kamarnya dipenuhi oleh tetesan cairan kental berwarna merah.

"Tumben banget telat, Yan" Hilal, teman kerja Ian, membuka suaranya saat Ian baru saja menginjakkan kakinya di Cafe tempat Ia kerja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Tumben banget telat, Yan" Hilal, teman kerja Ian, membuka suaranya saat Ian baru saja menginjakkan kakinya di Cafe tempat Ia kerja.

"Orang sibuk, biasa" Balasnya tengil.

Hilal hanya terkekeh pelan. Sebelum Ia teringat akan sesuatu.

"Yan, kata lo kemaren, lo lagi nyari tempat kerja lagi kan?" Ian mengangguk.

"Kebetulan nyokap gue mau buka toko bunga, kali aja lo mau jadi karyawan disitu" Lanjutnya.

"Aduh, nggak ada yang lain ya?"

S-Class: 1st StepTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang