2. A Deathly Cello

792 58 0
                                    

Kini hanya tersisa (name), Rindou dan  Mikey.

Atmosfer di ruangan tersebut terasa sangat dingin.

Dan terasa aneh......

._____________________________________.

Terdengar suara gesekan dari benda berwarna cokelat, berkesan klasik dan mewah. Itu adalah sebuah alat musik, Cello namanya.

Benda itu terlihat seperti biola, Tapi dengan versi lebih besar. Mungkin termasuk dengan jenis biola.

Suara dari alat musik itu menggema di seluruh ruangan. Ditambah dengan kesunyian malam, membuat suaranya terdengar lebih jelas.

"Kau pandai bermain Cello ya, (name)" ucap Ran.

"Ini saja cukup untuk pengalih perhatian" ucap (name).

Siapa sangka, permainan Cello oleh (name) juga dihiasi oleh suara pistol milik Ran.

"Apa boss nya sudah kau tangkap?"
Tanya (name).

"Boss nya sudah berada di neraka"
Ucap Ran.

"Baiklah, ayo kembali ke mansion"
Ucap (name)

"Oke"

Flashback

30 menit berlalu, kini (name) harus memutuskan sendiri apa yang akan terjadi padanya.

"Jadi apa kau sudah memutuskan?"
Tanya Mikey.

"Yeah" ucap (name) tak yakin.

"Jadi apa apa kau ingin bergabung atau tidak?" Tanya Mikey lagi.

Ya....

Itu jawaban (name), ia memutuskan untuk bergabung dengan Bonten. Demi untuk dirinya sendiri.

"Lepaskan dia, Rindou" perintah Mikey.

Rindou yang sedari tadi diam dan menodongkan pistolnya ke (name) mulai melepaskan ikatan yang terpasang pada tubuh (name).

End of flashback

'Ugh! Kalau bukan karena diriku sendiri aku tidak Sudi bekerja dengan bajingan ini!' Umpat (name) dalam hatinya.

Ran melesat dengan kecepatan tinggi, karena ini dini hari, jadi jalannya sepi.

Angin malam berhembus kencang. Tapi anehnya (name) tidak kedinginan, padahal jendela mobilnya dibuka lebar-lebar.

'Dia gadis aneh....' batin Ran.

(Name) dan Ran sampai di mansion milik Bonten. Bangunan mansion nya sedikit jauh dari kota.

"Tadaima..." ucap (name).

Tak ada yang menjawab. Di malam hari semua anggota Bonten terkadang menyelesaikan misi yang mereka dapatkan.

Suasananya sangat sepi, bahkan tidak terdengar suara jangkrik sama sekali.

(Name) berjalan menuju ke kamarnya, kamar (name) ada di lantai dua.

Saat (name) berjalan, hembusan angin menerpa rambut panjang hitamnya. Ia menatap kearah balkon dan Melihat Mikey yang sedang menghisap puntung rokok yang ada di tangannya.

"Boss?" Panggil (name) pada Mikey.

"Kau sudah kembali?" Tanya Mikey.

"Ya..." ucap (name).

"Mengapa engkau ada disini, malam malam begini?" Tanya (name).

"Aku tak bisa tidur, aku bermimpi buruk"

"Mimpi? Memangnya apa yang ada di mimpimu itu?"

"Hanya kenangan masa lalu..."

Flashback

Kembali ke masa dimana Mikey masih berusia 15 tahun. Dimana touman masih berdiri.

Hari itu hari yang sangat dingin karena bersalju. Jalanan terasa sepi tak ada satupun orang yang berlalu lalang.

Kesunyian itu patah karena suara sepeda motor yang melaju kencang. Dan diikuti suara tangisan setelahnya.

Terlihat seorang gadis yang tersungkur dengan aliran darah mengucur dari kepalanya. Dan seorang anak laki-laki yang menangis sambil memegangi tubuh gadis itu.

"Emma?" Tanya Mikey.

"Apa yang terjadi?" Lanjut Mikey.

Emma, adalah nama gadis itu. Yang juga merupakan adik dari Mikey

"Emma-chan...." ucap anak laki-laki sambil meneteskan air mata.

"Dia diserang oleh pengendara motor..."

"Kisaki yang melakukannya..."

"Takemicchi! Angkat dia!" Ucap Mikey
Sambil berjongkok, untuk mengendong tubuh Emma.

Kini Mikey berjalan dengan diikuti oleh Takemicchi dibelakangnya.

"Mikey..." ucap Emma dengan suara lirih.

"Emma-chan...." Ucap Takemicchi.

"Mikey, katakan pada Draken kalau..."

"Aku mencintainya...."

"Katakan sendiri padanya" ucap Mikey

"Takemicchi...." lirih Emma.

"Tolong jaga Mikey untuk ku, ya?"

Gadis itu pun tersenyum, dan menghembuskan nafas terakhirnya. Dalam gendongan Mikey.

End of flashback

Mikey pov

'(Name) entah mengapa, kau mengingatku tentang Emma' batinku.

'jika aku tidak meninggalkannya bersama dengan Takemicchi sendiri, pasti dia akan hidup bahagia bersama dengan Draken. Mungkin dia akan marah seperti pada bayangan ku dulu'

'Aku pergi kerumahnya, berbincang dengan Draken sampai malam dan membangunkan bayi mereka, lalu Emma memukulku karena terlalu berisik' batinku

Aku terkekeh kecil mengingat kembali hal itu.

'Itu sungguh tidak berguna, sinchiro, Emma, Izana, mereka semua mati karena dark implus yang ada di dalam diriku'

'sungguh nasib yang mengenaskan....'










































To be continued..............

Joke (Bonten x reader) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang