07:00, Apartemen, Tokyo, Japan
Suatu pagi di sebuah kamar apartemen, terlihat seorang pemuda yang sedang duduk bersandar di sebuah kasur. Tangannya terlihat sibuk membalik halaman sebuah novel yang sedang dibacanya. Pemuda tersebut sangat fokus dengan kegiatannya hingga terkadang alisnya terlihat berkerut dan ekpresinya terlihat serius.
"Hmm? Sungguh menarik misteri yang disajikan dalam novel ini." Ucapnya sambil sesekali menyesap secangkir kopi yang diletakkan di meja kecil di samping kasurnya. Di tengah kegiatannya tersebut, sebuah suara tiba-tiba mengganggu fokusnya.
Drrrttt drrrtt drrrtt
Suara deringan ponsel membuatnya mengalihkan atensi dari novel yang sedang dibacanya. Matanya menelisik ke arah ponsel yang diletakkannya di meja lalu membaca sebuah nama yang tertera di ponsel tersebut.
"Bunda mel?" Ucap pemuda tersebut. Tangannya bergerak meraih ponsel itu dan segera menekan tombol untuk menjawab panggilan itu.
"Halo bunda?"
"Halo Gita, gimana kabarnya sayang?"
"Baik kok bun."
"Udah makan?"
"Udah bunda, bunda sendiri gimana kabarnya?"
"Bunda baik-baik aja sayang. Kamu jadi pulang kan sayang? Kita semua disini kangen banget sama kamu, apalagi adik kamu, Atin sama Muthe."
"Gita pulang kok bunda, nanti malam Gita berangkat. Gita juga kangen sama kalian semua."
"Oh iya bunda, jangan lupa rahasiain kepulangan Gita ke yang lain ya. Mau kasih surprise hehe."
"Ihh kamu ada-ada aja. Kasian tau Muthe sama Atin sedih terus beberapa hari ini."
"Hehehe gapapa bunda nanti Gita minta maaf ke mereka."
"Yaudah kamu jaga diri baik-baik. Sampai jumpa nanti di Indonesia."
"Iya bunda sampai jumpa nanti."
Tutt
Gita memutuskan sambungan telepon dengan bundanya lalu menaruh kembali ponselnya ke atas meja. Ia menyandarkan dirinya kembali ke headboard kasur. Menengadahkan kepala sambil memejamkan matanya. Dengan dalam ia mengirup udara lalu menghembuskannya dengan pelan
Hufffttt
'Akhirnya selesai juga.'
Ia kemudian beranjak dari kasurnya. Mengambil sebuah handuk lalu melangkahkan kakinya ke dalam kamar mandi.
.
.
.
.
.POV GITA
08:00 Natio Corp. Tokyo, Japan
Suasana kota tokyo pagi hari ini terasa begitu damai dan tenang. Sangat jarang sekali aku menemui suasana seperti ini. Tokyo biasanya selalu penuh dengan hiruk pikuk orang namun terasa berbeda pada pagi ini. Udara yang terasa sangat sejuk membuatku terlena, mendorongku untuk menyenderkan punggung dan memejamkan mata.
Hening dan tenang.
Keheningan terusik saat aku merasakan laju mobil yang kutumpangi mulai berhenti. Aku mengalihkan atensiku ke arah jendela untuk memastikan bahwa aku memang sudah sampai di tempat yang aku tuju.
"Kita sudah sampai tuan muda."
"Ya, terima kasih."
KAMU SEDANG MEMBACA
ARGITARA
AdventureArgitara Radheya Natio, Menjadi seorang CEO diusianya yang masih muda di Natio Corp, Jepang dikarenakan kakak tertuanya menolak jabatan tersebut. 4 tahun setelahnya kembali ke Indonesia dan secara tidak sengaja terlibat dalam dunia balap mobil jalan...