4. Rutinitas Natio Family

2.2K 135 3
                                    

06:00, Kediaman Natio

Pagi itu di sebuah kediaman utama Natio Family tampak terlihat sangat tenang sebelum suara teriakan yang menggelegar terdengar dari dalam rumah.

"ADEEELLL, CEPAT BANGUN. KAMU BILANG KAMU ADA KULIAH PAGI HARI INI." Teriakan milik sang nyonya natio terdengar dari arah dapur. Sang pemilik suara terlihat sedang sibuk menyiapkan makanan untuk suami dan buah hatinya.

Tap tap tap

Suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Melodi melirikkan matanya ke samping dan melihat anak sulungnya berjalan menuruni tangga sambil tangannya mengusap-usap matanya.

"Apasih bunda masih pagi udah teriak-teriak aja."

"Shani, cepet kamu bangunin adik-adikmu. Adel bilang ada kuliah pagi hari ini. Muthe sama Atin juga harus cepet siap-siap buat acara wisuda nanti."

Shani hanya menganggukkan kepalanya sebagai tanda jawaban. Lalu ia pun pergi ke kamar adik-adiknya.

Shani membuka pintu kamar Adel. Terlihat sang empunya masih nyenyak tidur sambil memeluk gulingnya. Mengarahkan tangannya untuk menggoyang-goyangkan tubuh adiknya agar terbangun.

"Del, bangun."

"Ughh, 5 menit lagi bunda." Jawab Adel dengan suara yang kurang jelas.

Bahkan Adel sama sekali tidak membuka matanya. Benar-benar membuat shani merasa ingin menyeretnya langsung ke kamar mandi.

"Ini cici bukan bunda. Cepet bangun. Ngga ada lima menit lima menit lagi. Cepet bangun atau cici guyur kamu sekarang."

"Bentar lagi ci. Ini Adel masih ngantuk."

"Cici hitung sampe tiga ya. Satuuu. Duaaaa, tiii-"

"Ihh iya iya ini Adel bangun."

Mau tidak mau Adel akhirnya membuka matanya. Shani tersenyum melihat hal itu.

"Yaudah cepet mandi sana. Habis mandi langsung turun, bunda udah nyiapin makanan."

"Iya iya dasar bawel." Gerutu Adel kepada Shani yang sedang berjalan keluar dari kamarnya.

Setelah membangunkan Adel, Shani melangkahkan kakinya menuju kamar si kembar, Muthe dan Kathrina. Shani membuka pintu dan hal pertama yang dia lihat adalah pemandangan dimana kedua adiknya masih tertidur lelap dengan saling berpelukan satu sama lain.

"Gemesnya" ucap shani sambil tersenyum. Shani mendudukkan dirinya di kasur si kembar dan tangan mengusap-usap kepala keduanya dengan pelan.

"Mumuchang, Atin, bangun yuk sayang."

Muthe segera terbangun setelah mendengar suara cicinya. Mengusap-usap matanya untuk menghilangkan kantuknya kemudian menatap shani sambil tersenyum.

"Pagi Ci Shani." Sapa Muthe kepada Shani.

"Pagi juga mumuchang. Kamu langsung mandi ya. Cici bangunin Atin dulu, susah banget pasti kalo dibangunin."

"Ishh, gendong ke kamar mandi dulu."

"Manja banget sih kamu." Shani menoel hidung adiknya karena gemas akan tingkah manjanya. Setelah itu, ia menggendong muthe di punggungnya dan berjalan ke kamar mandi.

Setelah mengantar muthe ke kamar mandi, Shani kembali menuju kasur untuk membangunkan Kathrina yang masih tertidur. Netranya melihat mata adiknya yang terpejam sedikit membengkak.

"Pasti tadi malam nangis lagi. Kangen banget ya sama Gita." Ucapnya dengan kasihan.

Memang Kathrina sangat dekat dan manja ke Gita dibanding kepada Shani sendiri, berbeda dengan Muthe yang bisa dikatakan lebih dekat dengan Shani. Shani kembali mengarahkan tangannya untuk mengelus puncak kepala Kathrina.

ARGITARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang