14. Biarin aja mereka tau sendiri

2K 155 21
                                    

Di Rumah Sakit

"Gimana Bun?"

"Gapapa kok. Cuman efek samping aja akibat kebanyakan makan pedes."

"Ohh syukur deh kalo gitu."

"Lagian tumben banget kamu makan yang pedes pedes gitu dek?" Tanya Melody ke kathrin yang saat ini berbaring di brangkar rumah sakit.

"Gara-gara kak gita tuh bun." Ucap kathrin dengan kesal.

"Lah kok aku?"

"Emang kamu diapain kakak?" Tanya bundanya lagi.

"Kak gita ngga ngebolehin aku keluar. Padahal aku pengen main keluar tau."

"Ngapain juga anak cewek malem-malem keluar. Masih bocil juga. Mending main boneka-boneka an di kamar."

"AKU UDAH GEDE TAUUU." Ucap kathrina sambil mencubit pinggang gita.

"Aduhh sakit tau."

"Biarin wleee."

Melody dan muthe hanya bisa tertawa melihat interaksi keduanya.

.
.
.
.

Death Street

Zee, adel, oniel dan anak-anak lain yang mengikuti shani dan gevandra tertinggal cukup jauh di belakang keduanya. Mereka tampak menaikkan kecepatan mobilnya untuk mengejar keduanya.

"Buset dah ci shani sama kak ge cepet bener. Sampek gak kelihatan sedikitpun." Gerutu oniel.

Mobil mereka melaju dengan kencang sampai di kejauhan mereka dapat melihat ada dua mobil milik shani dan gevandra yang berhenti di tengah jalan.

"Niel itu mobilnya ci shani sama kak ge."

Mereka semua pun menghentikan mobilnya dan turun untuk menghampiri keduanya.

"Ci shani."

"Kak ge."

Keduanya menoleh melihat kedatangan teman-temannya.

"Ada apa? Kenapa kalian berhenti disini? Apa yang terjadi?" Cerocos zee tidak berhenti bertanya.

"Hei hei tenang dulu. Kalo nanya satu-satu."

"Gapapa kok zee. Cuman ada insiden sedikit."

"Insiden apa ci?"

"Biasa. Si black silver itu ngerusuh lagi."

"Hah? Terus?"

"Ya ga ada terus-terusan nya. Intinya kita berdua dikalahin."

"HAH? NGGA MUNGKIN!!"

Semua orang yang ada disitu sangat tercengang dan syok mendengar kabar itu. Bagaimanapun shani dan gevandra itu merupakan dua orang yang termasuk ke dalam top tier di balapan jalanan. Bahkan orang yang bisa ngalahin mereka bisa dihitung dengan satu tangan. Bagaimana mungkin orang sekaliber mereka bisa dikalahkan dengan mudah?

'buset dah ini si gita. Kayaknya hobi banget nyari sensasi.' batin oniel.

Sekilas oniel melirik chika dan chika juga melirik balik ke arahnya. Lalu keduanya menghela napas secara bersamaan melihat kelakuan orang yang dikenalnya.

"Tuh chik lihat. Kata lo dia nggak bakalan ngerusuh malam ini." Bisik oniel ke chika.

"Mana gue tau."

"Kalian daritadi bisik-bisik apa sih? Dia? Dia siapa yang kalian maksud?"

Tanpa mereka berdua sadari indah selalu memperhatikan tingkah laku keduanya yang terlihat sangat aneh.
Semua yang ada disana tampak menoleh ke arah oniel dan chika saat indah mengutarakan unek-uneknya.

ARGITARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang