Enam

10 1 0
                                    

Reynald bersandar di pagar rooftop sekolah memandangi langit yang luas sambil sesekali meminum kopi kemasan botol di tangannya.

        Reynald bersandar di pagar rooftop sekolah memandangi langit yang luas sambil sesekali meminum kopi kemasan botol di tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini hari senin, dan beberapa hari kedepan adalah hari yang ditentukan. Entah apa yang harus Reynald lakukan.

"Rey." sahut Cavin diikuti suara pintu rooftop yang nyaring. Membuat Reynald menoleh kearahnya. Cavin pun mendekat bahkan berdiri tepat disamping Reynald, ikut memandangi pemandangan kota.

"Yang lain kemana?" tanya Reynald.

"Biasa, si Andre ngidam gorengan trus ngajak Junior buat temenin dia kekantin." jawab Cavin dengan tampang datar.

Reynald mengangguj lalu meneguk habis kopinya.

"Lo pasti mikirin perjodohan." sahut Cavin.

"Iya." jawab Reynald seraya melempar botol kosong ke tong sampah yang tak jauh dari sana.

"Jadi keputusan lo apa?" tanya Cavin lagi menatap Reynald serius.

"Gak tau, Vin. Gue juga bingung. Jujur perasaan gue ke Yuna udah gak kayak dulu lagi, tapi gue juga gak punya perasaan sama Aletta." Reynald menatap Cavin.

"Kalo lo gak suka, tolak aja, Rey. Aletta bisa buat gue." sahut Junior yang ternyata sudah berdiri didepan pintu nyaring bersama Andre disampingnya.

Tak lupa di tangan mereka sudah banyak cemilan gorengan dan minuman soda.

Cavin memutar bola matanya malas mendengar pengakuan Junior yang terlihat serius. Cavin lalu mengambil sebotol minuman di tangan Andre dan langsung meneguknya.

Mereka berjalan ke bangku yang mereka sediakan disana.

"Lo brengsek kalo ninggalin Yuna pas lagi sayang-sayangnya." ujar Junior.

"Iya gue brengsek!" gumam Reynald sambil memejamkan matanya.

"Jalanin aja, Rey. Lo gak tau kan kedepannya bakal gimana." ucap Andre.

"Gue cuma mau bilang, jangan sakiti Aletta gue." ucap Junior lalu mengunyah gorengannya.

Reynald dan Cavin sontak menatapnya.

•Husband At School•

        Reynald memantulkan bola oranye di tengah lapangan basket, di tengah teriknya matahari siang, membyat kucuran keringatnya semakin mengalir deras.

        Reynald memantulkan bola oranye di tengah lapangan basket, di tengah teriknya matahari siang, membyat kucuran keringatnya semakin mengalir deras

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Rey, gak seharusnya lo ngehukum diri lo kayak gitu." ucap Andre yang sedang duduk di pinggir lapangan bersama Cavin dan Junior yang masih mengunyah gorengan tadi.

Setelah dari atap sekolah, mereka lanjut ke lapangan basket, padahal sekarang sudah jam pelajaran, tapi berhubung kelas mereka lagi jam kosong jadi Reynald pergunakan untuk latihan basket. Bukan latihan, lebih tepatnya menghukum diri.

"Biarin aja dianya, Ndre. Dia lagi ovt." sahut Junior.

Andre dan Cavin pun membuang nafas pasrah.

Reynald menghentikan pantulannya, lalu melempar bola itu ke ring dengan asal-alasan dan memilih duduk diantara teman-temannya.

"Nih minum dulu brow." Andre mengulurkan air mineral kearah Reynald yang baru saja duduk.

"Tuh Aletta, makin cantik aja." sahut Junior yang tak sengaja melihat Aletta berjalan diseberang sana bersama Yuna.

"Uhuk!"

Tatapan tiga temannya sontak terarah ke Reynald yang tersedak air minumnya sendiri.

"Pilihan ada dua, tapi lo harus memilih salah satu." ucap Junior lagi, lalu menepuk pundak Reynald.

Reynald yang sadar kalau tangan Junior berminyak akibat gorengan tadi menatap Junior penuh amarah. Melihat itu, Junior langsung kabur membuat Reynald mengejarnya.

Sementara Cavin geleng-gelemg kepala melihat tingkah mereka yang seperti anak kecil.

"Hahaha ngakak gue woee." ucap Andre yang tertawa ngakak.

"Ayo." ucap Cavin lalu berdiri bersama Andre yang masih tertawa.

Husband At SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang