Sudah pagi.
Aku duduk diatas ranjang rumah sakit dengan infus yang sudah terpasang di tangan kananku. Felix di depanku. Tengah memotong buah apel yang lalu diberikan padaku.
Aku menerima potongan apel itu, namun tak ku masukan ke dalam mulut, hanya ada di tanganku.
"Ada apa? Kamu tidak ingin apel? Mau yang lain?" Tanya Felix menaikan kedua alis menatapku. "Yang 'ada apa' adalah aku, aku kenapa lagi?" Mungkin sekarang mataku berkaca-kaca, rasanya aku ingin menangis lagi.
"Tidak apa-apa, semua akan baik-baik saja. Jangan menangis nona." Felix mengusap air mataku.
"Aku merindukan Tama,"
"Lagi." Sahut Felix.
"Namun, aku rasa, Tama selalu baik-baik saja tanpaku. Apa, dia bersama Marcella kembali? Apa dia bahagia?" Aku memejamkan mata, air mataku luruh lagi. "Kamu sendiri bilang beberapa waktu lalu bertemu dengan Tama, dan kamu bilang ia juga merindukanmu." Balas Felix.
"Siapa yang tau?"
Di lorong kemarin, ruang kesehatan agensi kemarin. Yah, aku bertemu Tama. Ia mengobati luka di tanganku, juga berkata bahwa dia tidak baik-baik saja tanpaku. Iya, dia juga sakit.
"Nona, mau sampai kapan? Sampai kapan kamu seperti ini? Menyiksa dirimu sendiri. Sadar kah bahwa rambutmu mulai hitam lagi? Kamu menghilang, tidak ingin bernyanyi dan menari lagi, tidak ingin berakting lagi."
"Cinta kalian itu, menyakitkan nona."
"Aku tidak tau Felix, aku tidak tau," aku benar-benar tidak tahu.
Aku mendengar helaan nafas Felix, pasti dia berkata dalam hati, aku selalu saja seperti ini.
"Kamu bertemu dengan Dery kemarin?" Tanya nya.
"Iya,"
;
Flashback on.
Ting-tong!
Suara bel pintu menyita fokus Ariana dari layar TV yang menyala didepannya. Ariana beranjak menuju pintu apartemennya sembari bertanya-tanya, siapakah yang bertamu di rumahnya malam-malam begini? Secara yang tahu keberadaan apartemennya ini tidaklah banyak.
Ariana membuka pintu, matanya membulat terkejut, itu Dery, berdiri didepannya.
"Ar, gue ultah kemarin, kenapa ga ngucapin dan kasih kado ke gue?" Lirih Dery tanpa kalimat sapaan terlebih dahulu.
Ariana yang masih setengah terkejut berkedip beberapa kali, mencoba mencerna ucapan Dery yang baru saja keluar. Apa dia punya hutang terhadap laki-laki dihadapannya ini? Di rasa, tidak.
"Ar, sudah satu tahun semenjak kejadian dipinggir pantai hari itu, sedangkan besok genap satu tahun untuk pertama kalinya kita diner berdua meskipun hanya makan chicken noodle. Genap satu tahun gue berusaha hilang dari lo. Di hari ulang tahun gue tahun kemarin gue sudah berharap bahwa elo kadonya, tapi nyatanya," Dery menjeda kalimat panjangnya.
"Tidak bukan?" Lanjut Ariana.
"Masuk dulu, bicara didalam," perempuan itu menarik tangan Dery agar masuk kedalam, takut ada orang yang berlalu lalang kemudian melihat mereka.
Ariana menarik Dery sampai ke ruang tengah, tempat TV nya masih menyala. "Mau minum apa? Soda? Atau miras?" Tawar Ari. Dery duduk di sofa lalu menghela nafas, "Kenapa seperti tidak terjadi apa-apa?" Ujar Dery.

KAMU SEDANG MEMBACA
T
Romance- Setiap kali aku menutup mata, itu seperti surga yang gelap. Tidak ada yang sebanding denganmu. - Mulai: Sabtu, 30 September 2023 Selesai: - Oleh: Brelianna