After Break Up : 04

22 2 0
                                    

Sore hari yang cerah Mezza duduk di balkon apartemen dengan ditemani oleh Felix, dan tak lupa secangkir teh yang menemani obrolan. "Felix tumben-tumbennya mau nemenin aku duduk sore-sore sambil ngeteh, biasanya aku belum selesai bicara Felix udah pasti nolak." Tutur Mezza tanpa melihat lawan bicaranya, dia memandang lurus ke depan melihat pemandangan bangunan didepannya.

"Saya rasa Anda sedang butuh teman. Jadi saya berinisiatif untuk menemani Anda." Jawab Felix, beliau pun sama hanya menatap lurus kedepan.

"Ahh, sudah berapa kali aku bilang jangan memanggilku dengan sebutan 'Anda' panggil saja Mezza atau Ezz, seperti yang lain. Jangan terlalu formal!" Entah apa yang Felix makan sehari-hari, bisa dibilang laki-laki itu sempurna. Bagaimana tidak? wawasan yang luas, attitude tinggi, tampan, kaya, bahkan IQ nya pun tinggi, siapa yang tidak suka dengan beliau ini? Kalau kisah Felix dibukukan mungkin beliau adalah anak berumur 15 tahun yang sudah tamat S2 dan juga seorang mafia. Namun sayang Tuhan belum mempertemukan jodoh untuknya. Bahkan jika Mezza bisa memilih, Mezza akan memilih Felix sebagai jodohnya.

"Maaf. Saya sudah sangat terbiasa dengan gaya bahasa seperti itu. Dengan memanggil lawan bicara dengan sebutan 'Anda' saya merasa itu sangat menghargai lawan bicara." Jelas Felix.

"Entah tanah suci bagian mana yang ada pada tubuhmu tuan." Mezza menggeleng kepala, Felix terlalu sempurna, sungguh.

"Hahaha. Yang jelas bukan satu tanah dengan Anda nona Mezza." Jawab Felix sambil mengelus rambut halus Mezza, dia hanya bercanda.

"Maksudnya aku bukan dari tanah yang suci begitu?" Mezza menepis tangan Felix yang berapa di kepalanya, dia pura-pura marah.

"Entahlah, buktinya masih pintaran saya." Gurau Felix sembari menyeruput teh tersebut. "Kurang ajar." Mezza akui dia kalah, prestasi Felix memang bukan main-main.

"Hari ini bukannya jadwal Anda bertemu dengan Tama?"

Mezza menarik nafas lalu langsung menghembuskan nya "Hm, Manusia itu. Sungguh aku sebenarnya tidak sanggup untuk bertemu dengan dia, kamu tau lah." Jawab Mezza.

"Saya juga, sudah banyak sekali rumor yang saya tahan di reporter." Ujar Felix sembari melihat lurus kedepan.

"Apakah di reporter lebih banyak skandal mereka? Bahkan banyak pula yang berteori mengenai hubungan mereka." Mezza tertawa, lucu sekali netizen dan para fans-fans nya.

"Anda juga tau kan? Hanya sama caption saja sudah dikira dating dan semacamnya. Banyak penguntit yang mengikuti mereka, bahkan ada yang tau bahwa dulu nona Ariana dengan Tama pernah satu apartemen." Mezza mendengarkan dengan seksama, sebegitunya? Lalu apa cara Felix agar penguntit itu tidak melapor atau mempublikasikan ke media apa yang sudah mereka tau?

"Gila. Hebat kau Felix, akupun ada penguntit tetapi tidak segitunya."

"Entah. Tapi syukurlah semua ini sudah berakhir. Walaupun dari mereka berdua masih ada rasa, setidaknya mereka sudah tidak pernah bertemu. Saya harap ini terakhir kalinya untuk nona Ariana, setelah bersama Tama nona Ariana mencoba bersama Daniel tetapi hanya untuk pelampiasan, saya cukup kasihan dengan Daniel." Jelas Felix.

"Jangankan Daniel, Dery apa lagi. Bahkan udah jadi trus issue si Dery. Kasihan."

"Wah ternyata efeknya parah juga." Gurau Felix.

Cukup lama mereka terdiam, mencerna isi pikiran masing-masing. Tak lama Felix pamit karena masih ada banyak hal yang harus diurus, maklumlah orang sibuk. Jadwal yang padat sepadat ibu kota, bercanda.

Meeza tengah mengumpulkan niat untuk bertemu dengan Tama, walaupun di apartemen Mezza, namun Mezza harus tetap mengumpulkan niat, semangat, kesabaran hanya untuk bertemu dengan Tama. Dan tak lama Tama datang.

TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang