After Break Up : 05

10 2 0
                                    

Flashback on.

Pada 2021

Ariana keluar dari dalam mobilnya, ia berada didepan gedung agensi G, sengaja tidak memarkirkan mobilnya di bawah agar bisa lekas pergi setelah urusannya selesai.

Ariana turun dari mobil tanpa mengenakan alas kaki, dia lelah seharian harus mengenakan high heels. Penampilan perempuan itu sungguh porak-poranda. Mengenakan dress hitam tanpa lengan, rambut yang terurai berantakan dan tanpa make-up. Bahkan dia tidak membawa tas selempang seperti biasa karena ia tinggalkan didalam mobil.

Asisten Ariana mengekor dibelakang perempuan itu, mungkin saja jika satpam tidak mengenali Ariana, pasti Ariana sudah diusir karena dikira gelandangan.

Perempuan itu menghela nafas, "Harus aku banget ya yang nemuin beliau? Ngga bisa kamu doang aja?" Ariana bertanya pada asistennya, nadanya terbilang kalem, namun tetap saja raut wajah kesalnya terpancar jelas.

"Maaf nona, tapi itu perintah." Asisten itu tersenyum, sudah terbiasa dengan mood Ariana yang seperti ombak.

Ariana menuju pintu utama gedung G, tinggal beberapa langkah lagi, seorang perempuan yang sangat tidak ingin Ariana temui keluar dari gedung itu, tepat didepannya.

Wanita itu tersenyum, "Selamat sore nona Ariana."

Ariana tersenyum sinis lalu berdecak, "Cih."

"Tidak baik marah-marah didepan umum nona." wanita itu lagi-lagi tersenyum menatap Ariana.

"Suka-suka gue, emang apa urusannya sama lo?" Ariana tersenyum kesal lalu memalingkan pandangannya.

Marcella.

Inilah alasan Ariana selalu ogah-ogahan datang ke gedung agensi G. Yap, Marcella baru saja menandatangani kontrak dengan G Entertainment. Sungguh diluar dugaan.

"Kamu masuk dulu aja." Ariana meminta asistennya untuk masuk ke gedung terlebih dahulu, asisten itu mengangguk dan berlalu pergi meninggalkan kedua wanita itu.

"Gimana menurut lo?" Ariana bersedekap tangan menatap Marcella.

Marcella mengerutkan alis, sedikit bingung dengan maksud Ariana. Kemudian Marcella memperhatikan penampilan perempuan di depannya dari bawah hingga atas.

"Berantakan?" ujar Marcella.

Ariana memejamkan mata, menghela nafas, dia harus mengontrol emosinya.

"Bukan penampilan gue ya nona Marcella yang terhormat."

Marcella terkekeh, "Sorry."

"Saya pikir kamu cukup bahagia setelah bersamanya. Unggahan Instagram-mu dan Instagram-nya cukup membuktikan kalian begitu manis." Marcella lagi-lagi tersenyum ramah.

"Gue juga sebenernya berpikir gitu, tapi sekarang ngga lagi. Gue merasa miris. Gue tau, ngga sopan ngomong gini ke lo, tapi, penyebabnya adalah lo."

Ariana menelan ludahnya susah payah hingga terlihat otot rahang dan lehernya yang mengeras, dia ingin sekali marah-marah pada wanita didepannya.

"Saya tidak mengerti." Marcella mencoba mencari akar permasalahan dirinya dan Ariana. "Saya dan kamu baik-baik saja diawal nona. Saya hanya ingin menjalin hubungan yang baik dengan kamu." Marcella berusaha meraih tangan Ariana, namun Ariana menghindar.

"Setelah gue bersama dia. Hubungan kita jadi buruk kan?" Ujar Ariana kesal. "Tapi, kenapa gue ngga pernah bisa memiliki hatinya seutuhnya?!" Mata Ariana berkaca-kaca, padahal dirinya dan pria itu sudah putus cukup lama, namun hati Ariana masih saja terasa nyeri.

"Gue pengen jadi satu-satunya! Tapi dia ngga pernah bisa ngelupain lo! Gue benci kalian! Gue bakal mengutuk lo dan dia!"

Ariana menangis dibarengi dengan emosinya yang meluap-luap. Dia sudah cukup lelah hari ini, dan dia malah dihadapkan dengan seseorang yang benar-benar tidak ingin Ariana lihat.

Marcella terkejut, tidak menyangka pertemuan mereka akan menjadi sekacau ini, sungguh dia hanya ingin bertanya kabar dan berhubungan baik dengan Ariana. Namun ternyata, sesuatu terjadi antara perempuan ini dan pria itu yang menyebabkan Ariana membenci dirinya.

Marcella meraih tangan Ariana, berusaha menenangkan perempuan yang tengah lepas kendali itu. "Tenanglah. Saya minta maaf." Marcella berkata lirih, lalu memeluk Ariana, mengusap punggung Ariana yang bergetar karena isak tangis.

"Kenapa kalian berdua jahat sama gue?" Ariana masih menangis tersedu-sedu dalam dekapan Marcella. "Kenapa dia ngga pernah bisa lupain lo? Gue punya privilege, gue harusnya dapetin semua yang gue mau, seharusnya dia bisa lupain lo dengan mudah setelah bersama gue!"

Mendengar kata-kata Ariana, Marcella tersadar, beberapa bulan yang lalu dia melihat musik video Ariana. Mungkin kah, ini tentang... Lirik lagu milik Ariana sama seperti kalimat-kalimat Ariana yang baru saja perempuan itu ucapkan.

Ariana kini lebih tenang. Marcella menghela nafas, benar kata Ariana, untung Ariana memiliki privilege jadi seluruh orang yang menyaksikan pertengkaran dirinya dan Ariana tidak ada yang berani ikut campur.

Marcella melepas pelukannya dari Ariana, "Sekarang saya tau apa maksud kamu. Kamu punya masalah dengannya, menyangkut saya. Kamu bilang dia belum bisa melupakan saya, dan itu alasan kalian bertengkar. Tapi disini saya sudah tidak ada hubungan apapun dengannya, jadi kamu tidak perlu khawatir apapun. Masalah kalian masih bisa diselesaikan, saya yakin kalian akan bertahan jika kalian saling bicara."

Marcella mengambil nafas lalu kembali menatap Ariana serius, "Saya minta maaf untuk masalah ini. Kedepannya pasti saya dan kamu akan sering bertemu, jadi saya berharap kita dapat berhubungan dengan baik." Marcella tersenyum dewasa.

Marcella hendak meninggalkan Ariana yang masih mengontrol isakan tangisnya. Marcella sudah melangkah menjauh, namun ucapan Ariana membuatnya kembali diam ditempat.

"Gue dan dia, udah selesai."

Yang tadinya Marcella masih tersenyum, seketika senyum itu langsung sirna.

"Semoga lo dan dia, bisa sama-sama lagi."

Setelah mengatakan itu Ariana melangkah masuk ke gedung G tanpa menoleh lagi ke Marcella yang masih memunggunginya.

Marcella berbalik badan, namun dia hanya bisa melihat punggung Ariana yang tergerai rambut berwarna pirang mulai menjauh meninggalkannya hilang ke dalam gedung.

Marcella menghela nafas lalu menunduk melihat kedua tangannya yang bertaut.

"Sayang sekali Tama, kamu mengecewakan perempuan yang benar-benar mencintaimu." lirih Marcella.

Flashback off.

;

TTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang