#02

66 14 75
                                    

Seola menyeruput coklat panas miliknya, matanya tak lepas mengawasi Seokjin yang tengah melakukan meeting dengan klien-nya di sebuah restoran mewah. Seokjin seorang arsitek berbakat, bukan hanya mendesain gedung perkantoran dan pertokoan, banyak klien-nya bahkan meminta di desainkan bangunan apartemen, gedung teater bahkan rumah pribadi. Pihak kepolisian benar-benar tidak main-main dengan pengamanan Seokjin, mereka meminta Seola yang sejatinya hanya seorang detektif untuk merangkap memberi pengawalan kepada Seokjin 24 jam. Kewalahan?. Tentu saja, mau tidak mau dia menyerahkan beberapa kasus yang sedang di tanganinya kepada rekannya, Kim Namjoon. Klien Seokjin kali ini pasangan muda kaya raya yang minta di desainkan bangunan rumah untuk mereka tinggal. Setelah nyaris dua jam, pasangan muda itu mengakhiri pertemuan mereka.

Seola baru saja hendak berdiri, namun seorang pria tiba-tiba menghampiri Seokjin. Dia tidak melihat sesuatu yang membahayakan, jadi Seola kembali duduk. Namun dugaannya salah, hanya per sekian detik, Seokjin dengan brutal menghajar pria yang menghampirinya. Seola lari secepat kilat dan berusaha memisahkan mereka, beberapa pelayan dan security juga nampak sangat sigap.

"Enyah kau dari hadapanku, dasar pengkhianat!", teriak Seokjin.

"Dengar dulu penjelasanku. Aku sungguh tidak tahu kalau dia tunanganmu", bela pria itu.

"Kau gila atau bagaimana?, di apartemennya ada foto kami, apa kau buta?",

"Aku tidak melihat itu", bela pria itu lagi.

"Aaaarrrrgghhh!", Seokjin berteriak frustasi.

"Yak Jung Hoseok, aku akan urus beberapa proyek join kita. Aku akan bayar penuh padamu, kau tak perlu ikut campur lagi soal proyek itu. Kedepannya mari jalan masing-masing", ujar Seokjin.

"Lepaskan aku detektif Han!, aku tidak akan menghajarnya lagi. Tanganku terlalu berharga untuk menyentuh sampah sepertinya", lanjut Seokjin.

Seola melepaskan cengkramannya pada kedua lengan Seokjin.

"Aku hanya ingin minta maaf padamu. Kita sahabat dan...",

"Ambil saja Ji Won!. Aku sudah mengakhiri hubungan kami. Ini, serahkan padanya!", Seokjin melepas cincin pertunagannya dan menyerahkannya pada Hoseok.

"Kajja, kita pergi dari sini!", ajak Seokjin pada Seola.

Mereka berdua memasuki mobil Seola dan mulai menyusuri jalanan.

"Detektif Han, bisakah kita tinggal di rumahku saja?, kalau kau memang harus terus membuntutiku kenapa aku yang harus mengikutimu?", protes Seokjin.

"Ah ya Tuhan, sebenarnya aku juga tidak mau. Tuan Kim, sebaiknya kau cepat ingat kejadian malam itu",

"Aku tidak tenang tinggal di tempatmu", keluh Seokjin lagi.

"Ara... aku akan mengemasi barang-barangku dulu, aku harap ini tidak akan lama. Semoga kau bisa cepat ingat agar kami mudah memproses kasusnya", Seola akhirnya mengalah.

Setelah mengambil barang-barang Seola dulu, mereka pun melanjutkan perjalanan menuju kediaman Seokjin. Takjub, begitulah yang di rasakan Seola saat melihat gedung apartemen yang di tempati Seokjin. Sebuah gedung apartemen mewah yang penghuninya biasanya kalau tidak artis ya para konglomerat. Seokjin tinggal di lantai 10. Setiap lantai hanya terdiri dari dua unit apartemen yang saling berhadapan saja.

"Selamat datang di surgaku", sambut Seokjin.

"Aku menabung dari nol. Aku baru membelinya empat bulan lalu karena aku ingin istriku nanti tinggal di tempat terbaik. Tapi dia...", Seokjin berhenti sejenak.

"Kau tahu pria yang ku hajar tadi kan?, aku memergoki mereka. Dan bisa-bisanya Hoseok bilang dia tidak tahu kalau Ji Won calon istriku. Dan Ji Won... si jalang itu...kenapa dia selalu tidak puas denganku?", lanjut Seokjin.

i can smell your SCENT [On GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang