Ini rumahnya, tapi Seola merasa bagai berada dalam penjara. Hari ini, Lee Hyun dan Namjoon berkunjung sangat pagi bahkan saat Yoongi hendak pergi bekerja. Yoongi sampai minta ijin masuk siang karena kebetulan dia tidak ada sidang dan sangat penasaran dengan kedatangan Lee Hyun dan Namjoon.
"Kalian mau kopi? Akan ku buatkan americano yang enak", tawar Yoongi.
"Boleh", sahut Namjoon dan Lee Hyun nyaris bersamaan.
Saat itu juga Yoongi melepas jasnya, dan menggulung lengan kemejanya lalu menuju dapur. Sementara Seola masih duduk dengan jantung berdegup kencang.
"Kenapa kau pulang?", Namjoon bertanya dengan suara berbisik.
"Aku tidak mau eomma terganggu. Yoongi pasti akan bolak balik terus kalau aku tidak pulang", jawab Seola sambil berbisik juga.
"Ehemm", Lee Hyun menginterupsi. Yoongi bisa keluar dari dapur kapan saja, jangan sampai saat mereka membicarakan hal yang tidak ada kaitannya dengan kasus, Yoongi malah mendemgarnya.
"Aku sudah membaca berkasnya. Aku hanya menunggu kau bicara, versimu", ucap Lee Hyun, dia mencoba membawa kembali percakapan ini pada pokok bahasannya.
"Emmm sunbae-nim, mohon jangan cepat mengambil kesimpulan", Seola memperingatkan di awal.
"Aku menyimpulkan tidak berdasarkan keterangan dari satu orang saksi", ucap Lee Hyun.
"Bukankah seharusnya di lakukan di kantor polisi?", Yoongi yang baru kembali dari dapur dengan dua cangkir americano ikut berkomentar.
"Aku hanya ingin menciptakan suasana yang nyaman", balas Lee Hyun.
Yoongi kembali duduk setelah menyajikan kopi-kopi itu pada dua tamunya. Mereka bertiga menatap Seola, menunggu apa yang hendak di katakannya. Seola menarik nafas panjang, memejamkan matanya dan menghembuskannya perlahan.
"Jadi malam itu, Yumna menelponku. Aku tidak tahu apa yang hendak dia sampaikan tapi katanya itu soal Yoongi. Aku tidak peduli awalnya, tapi aku khawatir dia kenapa-kenapa karena malam juga semakin larut. Anak itu bilang dia akan menunggu. Aku berganti pakaian agar terlihat seperti pria dan memutuskan keluar lewat jendela. Aku takut Yoongi suatu saat kembali dan memeriksa cctv lalu melihat seorang pria keluar dari kamarku. Hal bodoh yang aku sesali kemudian. Bisa-bisanya aku berfikir dia akan kembali",
"Tapi aku kembali", potong Yoongi.
"Ssshhhh...lanjutkan!", peritah Lee Hyun.
"Pokoknya begitu lah, karena sudah larut, aku berpenampilan seperti pria agar lebih aman. Aku membawa pisau lipat untuk jaga-jaga dan menyemprotkan parfume yang Yoongi belikan untukku karena aku akan berlari, aku takut bau. Sesampainya di sana, aku melihat Seokjin yang sudah kepayahan karena muntah-muntah, tidak jauh dari situ, ada tubuh yang tergeletak. Aku fikir pria itu sudah berbuat kriminal, makanya aku menghantamnya sewaktu ia hendak berdiri. Setelah aku periksa, tubuh itu ternyata Yumna. Aku sangat panik karena sebelumnya dia meneleponku, kalau ada penyidikan maka yang pertama di periksa pasti ponsel kan, dan akan ketahuan siapa orang yang terkahir di hubungi. Karena itu aku mengambil ponselnya. Tapi aku mendengar suara-suara langkah kaki mendekat. Aku panik, jadi aku sembunyi dan berlari kembali ke rumah. Aku tidak perlu jelaskan kenapa aku pergi kan?, pertama aku tidak melihat barang bukti di sana, kalau aku malah mendekati orang-orang itu dan bilang aku melihat Seokjin membunuh Yumna, aku sama sekali tidak melihatnya, itu fitnah dan tetap saja ujung-ujungnya ponsel Yumna akan di periksa lalu akan ketahuan nomberku ada disana. Lagi pula, dalam keadaan seperti itu, orang normal manapun pasti menudingku, aku bawa senjata tajam, itu masalahnya. Jadi saat itu aku berfikir cepat saja, amankan ponsel dan ambil kasusnya", lanjut Seola.

KAMU SEDANG MEMBACA
i can smell your SCENT [On GOING]
FanfictionSeokjin tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhan terhadap seorang murid SMU bernama Park Yumna. Detektif Han Seola bertugas untuk mengawal kasus ini. Dalam mengungkap fakta, banyak hal tak terduga terjadi baik yang berkaitan dengan korban maupun masa...