Minji belakangan ini benar-benar menempel terus pada Heeseung, jujur saja Minji memang menyukainya sejak pertama masuk sekolah. Tapi Heeseung terlalu populer dan terasa sulit di gapai walau anak itu ramah pada semua. Hari ini pun, karena sekolah ada rapat dewan guru, semua murid di pulangkan lebih awal, Minji tidak mau pulang, jadi Heeseung mengajak Minji ke rumahnya. Minji sangat gugup awalnya apalagi ini pertama kali dia berkunjung ke rumah pacar. Rupanya rumah Heeseung sangat sepi, dan itu membuat Minji semakin gugup.
"Sepi sekali", gumam Minji.
"Ah, eomma-ku sedang bekerja, jadi ya sepi. Aku hanya tinggal berdua dengan eomma", ujar Heeseung.
"Aku kira kau punya adik atau kakak",
"Aku anak tunggal",
"Oooh",
"Kau mau ke kamarku?",
"Heeeh?", Minji terkejut bukan main, dia susah payah menelan ludah.
"Kenapa sih?, kau tidak pernah ke kamar cowok ya?. Barangkali kau mau merapihkan kamarku. Yumna selalu melakukannya, tapi kami mengacak-acaknya lagi, tapi dia merapihkannya lagi ko", Heeseung sedikit menggoda Minji.
"Dia sering kesini?", Minji terdengar cemburu.
"Tidak terlalu sering sih",
"Kamarmu dimana?", Minji langsung berdiri.
"Tuh. Kau duluan saja!. Aku buatkan ramyeon nanti kita makan bedua", ujar Heeseung.
Heeseung lalu menuju dapur dan Minji pergi ke kamar yang Heeseung tunjuk. Minji terkejut bukan main saat membuka pintu kamar, berantakan sekali. Pantas saja Yumna selalu merapihkannya setiap berkunjung. Minji berdecak, tidak habis pikir orang setampan Heeseung kamarnya begitu kotor dan berantakan. Minji lalu mulai membereskan dan membersihkan kamar Heeseung. Mulai dari merapihkan sprei, buku-buku, action figure yang letaknya saling berdekatan bahkan ada yang menumpuk tidak beraturan.
Minji penasaran dengan isi laci meja belajar Heeseung. Dia lalu menariknya perlahan, ada beberapa fotonya dan Yumna, mereka nampak sangat serasi. Entah kenapa, Minji kesal sekali melihatnya. Kenapa Heeseung masih menyimpan foto Yumna kalau mereka sudah putus?, lagi pula Yumna kan... Minji lalu menarik laci lebih keluar dan sangat terkejut dengan apa yang ia temukan.
"Kau sedang apa?", Heeseung tiba-tiba masuk ke kamar sambil membawa panci ramyeon.
Dengan spontan Minji mendorong laci dan membelakanginya.
"Aah, aku merapihkan meja. Tada... lihat sudah bersih", Minji sedikit gugup. Jantungnya masih berdegup kencang, dia takut Heeseung menyadari kalau tadi dia membuka lacinya.
"Sini!, kita makan bersama, kau pasti lapar", ajak Heeseung.
Minji menghampiri Heeseung, mereka lalu makan ramyeon dari panci yang sama, Heeseung membuka lemari kecil di bawah meja belajarnya dan mengeluarkan dua kaleng bir.
"Kita tidak boleh meminumnya", ucap Minji.
"Wae?, ramyeon dan bir itu paduan yang nikmat. Yumna bahkan makan ramyeon dengan soju",
Minji menyimpan sumpitnya, dia benar-benar kehilangan selera makan sekarang.
"Yumna, Yumna terus yang kau bahas. Kenapa terus membahas orang mati?", kesal Minji.
Mata Heeseung melotot, tapi kemudian dia tertawa.
"Jadi kau sudah tahu?, siapa yang memberitahumu?",
"Jadi benar Yumna sudah meninggal?", Minji bertanya dengan hati-hati.
"Sssst! Jangan berisik apalagi menyebarkan ini di sekolah!", ucap Heeseung.
"Kau kemanakan cap Yumna?", tanya Minji.

KAMU SEDANG MEMBACA
i can smell your SCENT [On GOING]
FanfictionSeokjin tanpa sengaja menjadi saksi pembunuhan terhadap seorang murid SMU bernama Park Yumna. Detektif Han Seola bertugas untuk mengawal kasus ini. Dalam mengungkap fakta, banyak hal tak terduga terjadi baik yang berkaitan dengan korban maupun masa...