Prolog

872 83 0
                                    

☕︎
↻ ◁ II ▷ ↺

Kepalanya terasa sangat pening, tubuhnya terasa remuk. Banyak orang mulai berkerumun setelah seorang laki-laki tertabrak mobil di penyebrangan. Laki-laki terhantam begitu keras hingga terlempar, seketika darah mengalir dari tubuhnya. Tak butuh waktu lama darah itu menggenanginya. Mobil yang menabrak pun oleng dan meluncur menghantam pembatas jalan hingga terguling.

Orang-orang mengerumuni, sibuk berbisik, sibuk memanggil ambulance ataupun pihak berwajib. Laki-laki itu masih setia dengan ponsel ditangannya, bahkan masih tersambung dengan seseorang ditelepon.

Mama❣

' Daffen, apa yang terjadi disana sayang? Kamu baik-baik saja kan?'

" Ma, Daffen sayang Mama. Love you, see you in another life." Matanya terpejam, begitupun handphonenya yang terjatuh dari genggaman tangannya yang semula erat.

' What do you talking about? Daffen, don't kidding, what's wrong with you huh? Can you hear me? Daffen?!'

Kematian Daffen, menjadi alasan kemarahan Zia saat itu. Setelah lewat dua minggu kematian putra tercinta, pelaku penabrakan tidak mengaku dirinya bersalah. Padahal jelas hasil penyelidikan, pengemudi saat itu dalam pengaruh narkoba dan minuman beralkohol, selain itu juga melanggar peraturan lalu lintas dengan menerobos lampu merah.

Amarah Zia semakin membara ketika pelaku bebas bersyarat. Karena pelaku dari keluarga berpengaruh, dengan mudah menyuap dan mengancam pihak berwajib. Zia juga sempat mendatangi rumah pelaku, namun jawaban tidak bertanggungjawab ia dapatkan. Keluarga malah menyalahkan putra Zia yang menyebrang jalan. Zia tertawa sinis, memangnya jalanan itu milik mereka sehingga harus memiliki izin untuk sekedar menyebrang saja?

Karena tidak mendapatkan kepuasan dengan hal ini. Zia memutuskan untuk menghukum pelakunya dengan tangannya sendiri. Ada pepatah mengatakan, masih ada langit diatas langit. Keluarga Zia juga merupakan keluarga terpandang dengan kekuasaan tiada tandingan. Suaminya seorang pemimpin mafia, bahkan kakak Daffen, Darren juga merupakan bagian dari kelompok besar sang Papa. Istri Darren juga tidak tinggal diam.

Keluarga besar Willian membuat keluarga pelaku penabrakan Daffen hilang bagaikan ditelan bumi. Siapa sangka satu keluarga besar itu disekap dan disiksa fisik maupun mental. Zia menutupi pekerjaan aslinya dengan menjadi seorang novelis yang karyanya sudah banyak dikenal.

Keluarga Willian adalah kumpulan pembunuh berdarah dingin. Bahkan Daffen juga termasuk didalamnya.

•••

' Daffen, kau akan hidup dalam naskah cerita yang dibuat Ibumu sendiri. Kau bebas mengarahkannya kemana.'

Silhouette✘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang