03. x'32±1(=)

470 63 3
                                    

𓆡𓆝𓆞𓆟𓆜𓆛

•••

         Tino dan Daffen akhirnya berteman baik. Daffen merasa terlindungi dengan adanya Tino yang siap menjadi tameng terkuatnya. Tino yang setiap harinya menjadi pembuat onar tiba-tiba saja diam beberapa hari belakangan.

         Kegemparan disekolah kembali dimulai ketika seorang siswi terkenal berdiri di rooftop sekolah. Nila, seorang social butterfly  tiba-tiba saja menangis histeris diatas pinggiran rooftop, penampilannya juga acak-acakan.

         “ Daff, Nila itu pacarnya Raka?” Tanya Tino penasaran.

        “ Iya. Tino, kayaknya gue harus nolongin dia.” Ucap Daffen membuat Tino tercengang.

        “ Lo gila?! Nila udah bikin lo dipukulin sama Raka. Sekarang lo mau nolongin dia? Yang ada lo diajak terjun sama dia.” Ujar Tino tidak setuju.

       “ Gue gak mau jadi pendendam, No.”

       “ Yaudah, gue ikut.” Daffen tersenyum kecut, manusia bernama Pratino ini plin-plan.

        Daffen dan Tino berlari menaiki tangga. Rooftop ada diatas lantai lima, Daffen sampai kehabisan nafas ditangga menuju lantai 4. Tino yang kakinya jenjang menghilang tertelan jarak, meninggalkan Daffen. Tapi tiba-tiba saja Tino berbalik dan menarik Daffen untuk bergegas naik.

       Daffen dan Tino terkejut sesampainya mereka di rooftop. Ternyata selain Nila, ada Raka disana. Mengapa Raka tidak menghentikan Nila dan malah melihatnya dengan diam?

        “ Raka?! Kenapa lo diem aja? Tarik Nila turun!” Ujar Tino dengan lantang.

        “ Biar! Biarin Nila mati! Gue gak sudi mengakui anak yang dikandung Nila!” Balas Raka dengan air mata yang sudah ada di pelupuk mata.

       Daffen maju perlahan mendekati Raka, “Kak Raka apain Kak Nila?”

        “ Gue tidurin dia, tapi mungkin aja dia tidur sama laki-laki lain. Lo sendiri juga yang bilang kalau Nila ini lont*. Anak itu belum tentu anak gue, kan?!” Ujar Raka marah dengan mata yang memerah.

        “ Tapi gak gini caranya, Kak!” Teriak Daffen.

        “ Terus gimana, hah?! Lo mau gue umumin ke semua orang kalau gue perkosa Nila?!” Raka dengan emosi yang meledak-ledak malah mendorong Daffen hingga menghantam tembok.

        “ Kalian semua diam!? Hidup gue hancur karena kalian! Gue benci sama kalian semua! Gue benci semuanya!” Nila langsung melompat begitu saja.

         “ KAK NILA/NILA!” Tino dan Daffen yang tidak bisa melakukan apapun selain berteriak memanggil nama Nila yang sudah lebih dulu terjun kebawah.

         “ HAHAHAHA! Gue bebass!! Dia mati! Anaknya juga mati! Gu-gue gak harus hancur juga! HHAHAHA!!” Raka berujar seperti orang gila, ia mengacak serta menarik rambutnya sendiri.

       “ Raka! Lo gila. Hah?! Itu Nila sama anak lo, bajingan!!” Tino menarik kerah seragam Raka dengan kuat.

       “ IYA! Gue gila! Dan gue gak peduli sama Nila ataupun aib itu! Mereka cuma penghambat buat gue! Dan mereka sama sekali gak berharga buat gue atau siapapun!” Balas Raka dengan tawanya yang puas namun tatapan mata yang kosong.

Silhouette✘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang