09. 6242912

556 58 3
                                    

『••✎••』

•••

    Keluarga Adira benar-benar binasa. Vinia memenggal kepala Arka dan Lovi sebagai akhir dari dendamnya. Vinia dan Asta memang bukan orang baik, namun mereka tahu mana yang pantas dibunuh dan dilindungi. Akhirnya Vinia bisa bertemu dengan Akara, putra kandungnya yang selama ini hanya dapat ia lihat dari beberapa lembar foto 2 tahun lalu.

     Kebahagiaan keluarga mereka seakan kembali, keluarga kecil mereka hidup bersama hari ini. Vinia dan Asta berjanji agar bisa menjadi lebih kuat agar bisa melindungi ketiga putranya, Natheo, Pratino dan Daffen. Vinia dan Asta secara resmi mengubah nama Akara Aswara menjadi Daffen Rain Wesley. Mereka tidak sudi jika anak mereka masih menggunakan nama pilihan orang-orang tidak tahu diri.

  “ Rumah ini, akan menjadi awal kebahagiaan kita.”

•••

    Vinia tersenyum membawa sepiring Pie Berry untuk suami dan anak-anaknya. Ia senang melihat keluarganya yang tengah tertawa dan bersenda gurau bersama di taman belakang rumah. Rumah ini menjadi lebih berwarna ketika Daffen kembali hadir mengisi kekosongan di keluarga Wesley.

   “ Mama, Kak Tino menyembunyikan buku milikku.” Adunya pada Vinia.

   “ Tino, kembalikan. Jangan membuat adikmu marah, kau ingin kepalamu dipenggal?” Ucap Vinia dengan lemah lembut dengan godaan kecil untuk Tino.

   “ Hmmmm adik kecil ini! Kamu sangat pandai menggunakan segala jenis senjata, apa kakek mengajarimu?” Tino mengembalikan buku Daffen dan bertanya.

   “ Tidak. Kakek bilang Daffen tidak boleh mengikuti jejaknya, tapi kondisi mengharuskan aku untuk mengikuti jejak kakek. Aku harus bisa menjaga diriku.” Tino mengangguk paham dengan penjelasan Daffen.

   “ Sekarang, Daffen tidak perlu memusnahkan siapapun lagi. Kita, semuanya ada untuk melindungimu.” Ujar Asta.

   “ Tidak bisa, aku harus bisa melindungi diriku disaat-saat genting. Jadi aku harus melakukannya, Papa, biarkan aku mengikuti jejak kalian.” Balas Daffen.

   “ Pin, mentik mangga kuy?” Mata Daffen berbinar ketika Tino mengajaknya memetik mangga di halaman.

   “ Ayooo! Aku yang naikk!” Ujarnya penuh semangat yang membara.

   “ NOO!! Gaboleh, Tino yang naik! Nanti Apin jatooohhh! WOYY!” Tino beriak keras ketika ia didahului Daffen memanjat pohon mangga.

   “ Ehhh! Jangan memanjat! Papa saja yang manjat!” Asta ikut-ikutan berteriak.

   “ Kalian bertiga jangan aneh-aneh! Astaga, dahannya bisa patah kalau kalian berkumpul dalam satu dahan!” Ujar Vinia melihat kelakuan suami dan dua anaknya.

   “ Theo, gamau ikut manjat juga?” Tanya Vini pada putra sulungnya.

   “ Theo mau lihat saja Ma. Mereka sangat bahagia.” Ucap Theo dengan senyuman tipis.

   “ Terima kasih sayang. Sebagai putra sulung, kau selalu menjadi yang terkuat. Mama tidak tahu bagaimana jadinya kita jika saja salah satu dari kita tidak selamat. Mama juga bersyukur, kakek kalian mengajari Daffen untuk kuat. Jika tidak, apa kita masih bisa melihat tawa Daffen yang manis.” Vinia merasa dirinya beruntung, sumber kebahagiaannya masih bertahan hingga kini.

    “ Sudah menjadi kewajiban Theo untuk menjadi orang yang kuat. Theo juga berterima kasih karena Mama dan Papa tidak menyerah pada kenyataan.” Balas Theo pada Vinia.

   “ Daffen memegang setengah dari perjuangan kita. Jika ia benar-benar meninggal dalam kandungan Mama, mungkin kita akan selamanya hidup dalam pelarian. Bersyukur saat itu kakek kalian bertindak dengan cepat.” Vinia menghela nafas, ia tak sanggup mengingat bagaimana kejamnya saudara tiri Asta.

   “ Anak terakhir yang terlatih untuk kuat. Ia membiarkan mentalnya rusak, ia membiarkan dirinya diinjak-injak, ia juga membiarkan tubuhnya terluka dan sakit. Namun dia tidak pernah menyerah, ia tahu tujuan hidupnya.” Theo menatap bagaimana tawa Daffen saat ini, terbayarkan atas perjuangannya yang tidak mudah.

   “ Mama tidak menyangka bisa memiliki anak-anak yang yang begitu kuat.”

   “ Ma! Lihat, aku dapat banyak mangga.” Daffen mendekati Vinia dengan tangan yang penuh dengan mangga matang.

   “ Sayang, pipimu terluka.” Ucap Vinia mengusap pipi Daffen yang terluka.

   “ Hanya sedikit, tidak sakit. Mungkin tadi tergores ranting, aku tidak apa-apa!” Ucapnya meyakinkan Vinia.

  ' Sakitmu sudah terlalu besar untuk merasakan sakit dari luka kecil ini. Tapi mengapa hatiku jadi sangat sakit.'

   “ Tetap saja kamu harus berhati-hati. Luka kecil bisa infeksi.” Ucap Vinia.

  “ Mama tenang saja.”

•••

    Daffen melihat bagaimana keluarga kecil itu tertawa dan tersenyum bahagia karena kehadiran Akara. Keluarga itu seperti kembali berwarna setelah bertahun-tahun menjadi monokrom.

    Melihat itu, Daffen jadi merindukan Mamanya, Zia. Bagaimana kabar wanita dingin yang sangat menyayangi Daffen dan Darren itu? Ia ingin pulang kerumah yang sesungguhnya, yaitu Zia.

   “ Kangen Mama.”Gumamnya.

   Walaupun usia sebenarnya adalah 24 tahun, Daffen adalah anak dari Zia, dimana ia juga bisa merasakan rindu dan ingin bermanja dengan Mamanya. Ia jadi iri dengan Akara yang sekarang bisa berbahagia dengan keluarga yang sangat menyayangi dan mengharapkan kehadirannya.

    Ia menyesali, kenapa ia harus mati begitu cepat? Padahal ia masih ingin mewujudkan banyak hal dengan Zia, banyak keinginan Daffen dimasa depan. Tapi mengapa semua itu harus menjadi angan semata. Ia ingin hidup dengan umur panjang, maka dari itu ia belajar bagaimana caranya melindungi diri sendiri tanpa harus bergantung pada orang lain.

    Bisakah ia pulang setelah memberikan kembali kebahagiaan keluarga ini yang telah direnggut oleh orang-orang serakah yang sangat tidak tahu diri dan hati nurani.

   “ Daffen??” Vinia memanggil namanya.

   “ Iya?” Daffen terbangun dari lamunan yang begitu jauh.

   “ Bisakah kita tetap seperti ini? Bahagia bersama? Apa kamu ingin bertahan lebih jauh?” Tanya Vinia padanya.

   ' Apa aku harus?'

   “ Aku akan berusaha, kalian mungkin akan menjadi alasan diriku untuk bertahan. Jadi jangan pergi kemanapun, karena sekarang, tanpa kalian aku tidak akan bisa bertahan lama.” Balasnya.

  ' Akara sakit, tapi sekarang ia bahagia.'

•••

End?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2024 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Silhouette✘Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang