4th 'Sindiran Cadel

3.1K 243 5
                                    

Seandainya Louis bisa, ia pasti akan membawa si kecil menghilang menuju suatu tempat yang tak ada satupun orang tau. Kalau perlu, Louis beli saja planet Mars kemudian tinggal di sana diam-diam. Atau kalau tidak, membuat planet baru supaya tak satupun orang bisa menjangkaunya.

Nekat? Memang. Louis rasanya akan melakukan apa saja agar bisa berduaan dengan Tofu mungilnya. Kalau boleh jujur, ia sangat menyayangkan kejadian tempo lalu yang membuat Diagra harus keluar dari mansion untuk jangka waktu yang cukup lama. Karena hal itu, membuatnya jadi terlambat mengetahui eksistensi makhluk kecil titipan Tuhan macam Tofu.

Seolah Tofu tidak bisa berdiri sendiri, Louis terus memegangi tubuh gembul itu meski Tofu sedang diam dan menonton kucing Riyu yang tengah atraksi. (Kucing itu melakukan siasat supaya tidak bisa ditangkap Tofu).

"Yong na cetop! Nti pek yus kit naa.. (Meong stop! Nanti capek terus sakit loh..)"

Bagai seorang ibu yang dilanda khawatir, Tofu berceloteh mengingatkan si kucing supaya berhenti. Louis di belakangnya tersenyum geli saja. Bocah ini sedang berada diantara alam imajinasi dan kenyataan.

"Kek, yong na napa? (Kakek, meongnya kenapa?)" Lelah memperingati kucing yang bebal, Tofu beralih pada Louis yang berada di belakangnya.

"Kesurupan."

"Tofu, ayo makan."

Louis mendelik tak suka kala Guanda bersuara dan datang tiba-tiba tanpa peringatan. Hais, mentang-mentang Tofu itu rakus soal makanan, kini semua anggota Dozoura menjadikan hal tersebut sebagai senjata untuk merebut si kecil dari anggota Dozoura lain. Terlebih, bocah gembul yang tamak akan makanan ini juga mudah tertipu rayuan palsu.

"Yok mam!! Pu payy! (Ayo makan!! Tofu laparr!)"

Lihat! Sekarang Tofu sudah heboh di pelukan Louis. Sementara Guanda memasang wajah kemenangan. Tapi....

"Lapar apanya? Kau habis makan dua mangkuk bubur tadi. Lihat perut buncitmu."

...Eits, terlalu cepat bagi Guanda untuk merayakan. Louis tidak mungkin menyerah begitu saja.

"Tidak apa-apa buncit, opa lihat kau semakin tampan kalau buncit."

"Eum? Yak yon kah? (Seperti minion kah?)"

"Memangnya Minion tampan?" tanya Guanda refleks. Baik Guanda maupun Louis heran. Namun, Tofu juga bingung ditanya seperti itu.

Sebenarnya yang Tofu maksud adalah minion dengan rambut lebat, bukan yang botak. Dan menurut si kecil, minion itu tampan kok. Mama juga bilang begitu.

"Ha? Kek ma opa nda u yon? (Kakek sama opa tidak tau minion?)" tuduh bocah mini itu. Jangan-jangan kedua orang tua bangkotan ini benar-benar tidak tau minion.

"Yon yang yah yah tuu, yg cik tu na.. (minion itu yang merah-merah itu, yang berisik itu loh..)"

Tidak. Jangan bingung jangan heran, perlu digaris bawahi bahwa usia si kecil belum genap dua tahun. Ia bisa berkomunikasi lancar seperti itu saja sudah sebuah keajaiban, belum mengerti soal warna tidak terlalu masalah 'kan?

"Napa wa? Opa na nda u yon kan? (Kenapa tertawa? Opa tidak tau minion kan?)"

Namun, berbeda dengan Louis dan Guanda yang bukannya memaklumi bahasa dan segala kesalahan Tofu, mereka malah terkikik geli dengan elegannya. Tapi, Tofu 'kan juga manusia, bocah itu merasa bahwa ia sedang dijadikan bahan tertawaan. Hal itu membuat dia diam-diam kabur melarikan diri.

"Humh!"

Tofu kesal. Ia tidak suka diejek seperti itu. Lihat saja, Tofu akan membalaskan dendamnya karena sudah ditertawakan.

Tofu's Life Story [Dozoura Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang