9th 'Pencapaian Tofu

3.4K 268 22
                                    

"No papa. Papa?" Tofu bingung,

Ekhm, mari kembali ke sepuluh menit sebelumnya. Diagra, pria maskulin nan tampan incaran semua wanita itu tengah berusaha membuat hidangan hangat untuk sang istri yang sedang dilanda demam. Sebagai bentuk perhatian, Diagra berniat membuatkan Haisa Cream Soup dengan tangannya sendiri.

Jangan tanya apakah pria itu bisa masak atau tidak. Perlu diketahui bahwa tak ada yang merebus telur lebih buruk dari dirinya.

Dengan fakta tersebut, Tofu yang pernah dibuatkan telur rebus bopeng oleh sang papa, tentu khawatir. Anak itu bersikeras ikut ke dapur dan berakhir duduk di pantry dengan Shuji sebagai pagarnya. Ya, Shuji.

Lalu, setiap kali Tofu melihat Diagra melakukan tindakan diluar nalarnya, maka Tofu langsung menegur papanya itu seperti dialog di atas.

Itulah mengapa, Diagra hanya mampu terdiam sebab teguran tadi bukan pertama kalinya sejak ia mulai masak. Diagra antara kesal karena diganggu, dan malu dengan anak bungsunya yang lebih pintar urusan dapur karena sering ikut Haisa masak dulu.

"Tofu, papa sedang konsentrasi, diam dulu ya, sayang?"

Dan Shuji mengambil kesempatan untuk mentertawakan tingkah konyol kakaknya yang sudah menghela nafas berat setiap ditegur si kecil. Saat ini, pria itu berdiri berhadapan dengan Tofu yang duduk di pantry dengan mata keduanya yang tertuju pada kelakuan Diagra. Terbayang menjadi Diagra? Diawasi dua pasang mata sembari menonton resep dari video YouTube.

"Papa na, nti mama na mati.. (Papa, nanti mama mati..)" Bocah gembul itu menatap tepat ke arah mata Diagra yang juga menatapnya lesu.

Begini, Tofu itu takut. Ia takut jadi 'piatu' akibat ulah sang papa. Tofu tidak mau ditinggal mati oleh ibunya. Entah siapa yang mengajarkan anak itu hingga bisa begitu pintar menyimpulkan sesuatu. Seolah tau kalau Haisa memakan masakan papanya, maka ia akan mati keracunan.

"Benar kak, lebih baik kau yang mati supaya istriku jadi 2." Dan celetukan Shuji pun memanas-manasi suasana.

"Brengsek kau. Diam dan jaga saja putaku." Diagra kembali memotong jagung rebus yang masih panas dengan memegangnya menggunakan ujung jari. Dan posisi memotong pria itu yang membuat baik Shuji maupun Tofu ngeri sendiri.

"Yah, mama na ndapapa?"

"Hmm.. mari kita berdoa dan tinggalkan orang aneh ini?"

"Yok doa, papa nda cak gi? (Kalau berdoa, papa tidak masak lagi?)"

Pecah sudah tawa Shuji yang coba ia tahan sejak tadi. Rupa-rupanya ponakan kecilnya itu berharap sang ayah untuk menghentikan aksi masaknya. Mendengar hal itu, tidak hanya Shuji yang tertawa lepas, melainkan Diagra juga tertawa geli dibuatnya.

Apa-apaan putranya itu, sangat tidak mendukung ia yang tengah berusaha keras!

"Awas kalau kau makan masakan papa. Pergi sana, papa akan buat makanan yang enak nanti," usir Diagra ketus setelah puas terkikik dan akhirnya kembali kesal karena sadar tengah diejek.

"Nda! Pu nak main ja! Yok ayah."

Tofu yang kena omel seperti itu tentu langsung mengajak Shuji pergi. Tidak mau dia menjatuhkan harga diri dengan tetap diam di sana padahal sudah diusir.

Dengan bantuan ayah, Tofu digendong keluar area dapur. Sesekali si kecil menoleh ke arah Diagra dengan pandangan harap-harap cemas supaya Diagra menyerah. Sial juga karena orang-orang kebanyakan sedang pergi, Tofu jadi tidak bisa minta tolong untuk menghentikan sang papa.

Tapi tunggu. Shuji menghentikan langkahnya tepat di pintu dapur. Suara pisau yang beradu dengan talenan juga terhenti tiba-tiba. Tidakkah Shuji dan Diagra salah dengar? Apa Tofu mereka tadi mengucap kata 'main' dan 'ayah' secara utuh?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 03 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tofu's Life Story [Dozoura Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang