8th 'The Twins Day

2.3K 216 6
                                    

"Pu nti yup na, mama?! (Nanti Tofu yang tiup ya, mama?!)" antusias si kecil menatap Haisa berbinar.

Saat ini, bocah nakal itu sedang duduk di atas meja makan sembari menonton sang ibu yang tengah mendekorasi dua kue coklat. Dan ketika Haisa menaruh lilin di atasnya, sontak Tofu bertanya. Ketika tau bahwa lilin nantinya akan ditiup, tentu saja Tofu menawarkan diri untuk meniupnya.

"Tidak boleh, sayang. Nanti abang sama kakak yang tiup, 'kan mereka yang ulang tahun," sahut Haisa seadanya. Dua jam ia menghias kue, dua jam pula Tofu setia di sampingnya dengan berbagai pertanyaan. Haisa sudah lelah tangan, lelah pula mulutnya menjawab segala celoteh si bungsu.

"Pu nda yeh? (Tofu tidak boleh?)"

"Nanti Tofu tiup lilin pas ulang tahun yaa.." Haisa berusaha memberi pengertian. Namun, Tofu-nya saat ini sedang terlalu bersemangat, sehingga membuatnya mengerti adalah hal yang mustahil.

Sepasang iris hazel bulat itu menatap ibunya sedih, Lunar yang kebetulan baru tiba di sana juga tak kuasa menahan tawa. Tofu tidak mau tau, dia harus meniup lilin di atas kue itu, malam ini.

"Hihi, padahal anak ini juga tidak akan ikut merayakan. Kemarilah, ikut oma saja kita petik buah."

Tanpa basa basi, wanita paruh baya itu membawa cucunya pergi dari dapur. Tofu yang diculik hanya bisa pasrah. Mau mengacak-acak kue itu sekarang juga pasti dimarah Haisa, lebih baik makan buah yang sudah pasti saja.

"Maa.. pan Pu yang aun? (Kapan Tofu ulang tahun?)" tanya si kecil sembari menangkup kedua pipi tirus sang oma. Anak itu menatap serius Lunar, meski di wajahnya juga tersirat kesedihan akibat tidak boleh tiup lilin.

"Astaga, nanti Tofuu.. sabar ya? Nanti Tofu ulang tahun, oma buatkan kue yang besar, ya?" Lunar berusaha membujuk bocah manis di pelukannya.  Tofu berusaha semaksimal mungkin untuk bersikap manis, tapi ternyata Lunar sudah kuat iman untuk tidak termakan rayu si kecil.

"Naa, pacti papa na nda yah Pu yup yiyin. Na papa? (Pasti papa tidak marah kalau Tofu tiup lilin. Mana papa?)"

Yak! Ketakutan terbesar para wanita di keluarga Dozoura sudah terjadi. Akibat pria-pria di keluarga itu selalu memanjakan Tofu, si kecil jadi menjadikan mereka tameng untuk melakukan sesuatu sesuka hati. Yang dimana, tentu itu bukan suatu hal yang baik. Lunar harus memberi mereka pelajaran nanti.

"Tidak ada papa. Papa sedang pergi ke luar kota. Kamu sudah buat hadiah untuk abang dan kakak?"

Bohong. Lunar berbohong soal Diagra yang ke luar kota. kenyataannya, Diagra sedang merenovasi kamar si kecil supaya ada suasana yang berbeda. Kenapa pria itu harus repot? Pertama, Tofu tidak akan muncul di perayaan si kembar yang nantinya akan mengundang orang-orang penting serta wartawan. Tentu saja! Putra sulung ilmuan ternama di dunia, Diagra sudah dinyatakan kembali setelah sebelumnya diumumkan menghilang oleh keluarga Dozoura sendiri. Hal ini harus diberitakan supaya tidak menimbulkan asumsi yang tidak-tidak oleh publik.

Lalu alasan kedua, Diagra harus turun tangan sendiri mendekor kamar Tofu karena ruangan istirahat si kecil tidak boleh dimasuki sembarang orang. Bisa gawat kalau kamar Tofu disabotase, atau kebersihannya terlewat. Tofu yang sakit mata tempo lalu saja sudah membuat panik. Tidak akan mereka ulangi kesalahan yang sama.

"Diah? Ha! PU YUM WAT NA MAA! (Hadiah? Ha! TOFU BELUM BUAT OMAA!)"

Mata bulat itu terbelalak setelah diingatkan soal hadiah. Mulutnya membentuk huruf o kecil dengan pipi memerah tanda emosinya tak stabil. Sebelumnya Tofu tidak mengerti apa itu hadiah. Tetapi, setelah Jevanya memberitahunya tadi pagi, si kecil sempat akan langsung pergi membungkus hadiah. Namun, ia terlupa sebab tertarik melihat Haisa menghias kue.

Tofu's Life Story [Dozoura Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang