5th' Nakalnya Tofu

2.6K 221 2
                                    

Percayalah, Haisa itu wanita yang penyabar. Ia bisa menunggu kepastian hingga bertahun-tahun lamanya seperti kemarin ketika ia menyiapkan rencana untuk kabur dari keluarga Naisaki. Bahkan Haisa juga terbilang tangguh sebab ia mampu melindungi adik kesayangannya dari kejaran orang suruhan tuan besar Naisaki.

Ya, Haisa itu pernah menjadi wanita paket komplit.

"Mama na yun! Nak yan yiii!! (Mama turun! Mau jalan sendiriii!!)"

Tapi sekarang ia harus melepas segala kehormatannya demi sosok bocah gembul nan nakal macam Tofu. Penampilan wanita itu sudah tidak lagi berkelas. Tofu yang semakin aktif dan cerewet nyatanya cukup menyusahkan untuk ditangani seorang diri. Bahkan beberapa kali kesarabaran Haisa benar-benar diuji.

"Diam atau mama lempar kamu ke luar jendela." Haisa berujar datar. Tolonglah, bajunya sudah basah karena memandikan Tofu, lalu rambutnya acak-acakan sebab Tofu tadi heboh ketika diberi shampo. Kalau Haisa melepaskan si bungsu itu sekarang, yang ada ia akan kelelahan mengejar kaki kecilnya berlari.

"Pu nak ain maa.. (Tofu mau main maa..)"

"Boleh. Tapi pakai baju dulu, ya??"

"Ndaa!"

Lihat? Padahal Haisa sudah pakai nada bicara paling lembut setelah tadi sempat mengancam dengan datar.

Lelah dengan suara rengekan si kecil, ia lantas meraih pacifier dan langsung menyumpalkannya ke mulut mungil Tofu. Tidak kasar kok, Haisa juga mana tega melakukannya.

Kemudian dengan secepat kilat ia memakaikan baju pada anak itu sebelum amukannya menjadi lebih mengerikan. Belum lagi para pawangnya sudah menunggu di bawah. Kalau Haisa berlama-lama, yang ada wanita itu bisa stress sendiri.

"Sudah, sana. Syuh!"

Bagai bocah ngambek, Haisa mengusir anak bungsunya sendiri. Tapi Tofu tidak masalah karena ini yang ia harapkan sejak tadi. Kebebasan.

"Tabahkan aku Tuhan."

(⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡

"Tidak ma, dia bukannya tantrum.. entahlah, memang sedang aktif saja. Sebelumnya aku bersyukur karena anak itu menghentikan kebiasaannya menggigit susuku, tapi sekarang dia punya tingkah baru."

Lunar terkekeh kecil mendengar keluh kesah menantunya. Sembari memotong kain untuk dijahit menjadi pakaian, kedua wanita itu mengambil kesempatan untuk sekalian mengobrol. Yah, obrolannya sih tidak mungkin jauh dari topik si kecil nakal. Setiap selesai menceritakan satu kejadian, maka pasti langsung disambung dengan kejadian lainnya. Memang tidak ada habisnya kalau sudah bergosip tentang Tofu.

Lunar sendiri memang berbakat dalam bidang desainer. Wanita itu punya brand yang sudah memiliki cabang hingga tiga ratus butik dan tersebar di seluruh penjuru dunia. Kesehariannya kalau tidak mengganggu Tofu, ya berkutat dengan kain dan benang. Dan hari ini, ia mendapat laporan baru dari menantunya, bahwa makhluk kecil itu kembali berulah ketika mandi.

"Bisa jadi anak itu bosan. Tenang saja, nanti kubelikan mainan baru," ujar Lunar menghibur Haisa. Ia sebenarnya gemas, kalau tidak ada pesanan penting seperti ini, pasti dia sudah menghabiskan waktu dengan si kecil. Menggoda Tofu adalah hobi baru Lunar, asal kalian tau.

"Kumohon, jangan. Kau selalu lupa diri kalau berbelanja untuk Tofu, ma." Haisa menatap ibu mertuanya malas. Lagi-lagi, Lunar hanya mampu terkekeh geli.

Benar juga, setiap kali ia berniat membeli sesuatu untuk Tofu, maka barang yang datang akan cukup untuk membuka sebuah toko.

Tidak apalah, toh suaminya kaya. Bahkan jikalau mereka jatuh miskin karena keperluan Tofu, mereka pasti akan dengan senang hati menerimanya.

Tofu's Life Story [Dozoura Fam]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang