chapter 6

1K 36 0
                                    

"Ck apasi, susah amat ni jendela atau baja? " Tanya nathan pada dirinya sendiri, pasalnya jendela itu sangat susah untuk dibuka padahal dia tahu bahwa jendela itu tidak dikunci"bgst!! Susah amat sih an--"

Reflek nathan menutup mulutnya dengan tangan kanan nya, hampir saja dirinya berteriak kencang, dan hampir membuat dirinya ketahuan

"Nathan lo bodoh" Nathan memaki dirinya sendiri

Cklek

Nathan tersenyum tipis

"Ini beneran gw harus lompat dari lantai dua? " Melongo nathan"gada pilihan selain kabur lewat ni jendela"

Tanpa berpikir panjang nathan melompat dari ruangan itu

Brukh

"Sialan! "Umpatnya, merasakan sakit du bagian belakang nya"lama kelamaan ge request ama yang bikin nih mansion! "

Nathan segera berdiri dan merapikan pakaian nya yang berantakan

"Gw harus cepet pergi dari sini sebelum ada yang liat! "

Nathan berlari untuk pergi dari mansion itu, untung saja tidak ada yang berjaga di depan gerbang jadi akan mempermudahkan dirinya untuk pergi tanpa ketahuan

"Tuan, tuan muda kabur dari mansion dengan melompat dari arah jendela! "

Nathan mengatur nafasnya, sudah berapa lama dirinya berjalan? Ah apakah sudah ada sejam dirinya melangkah? Kenapa sangat lelah rasanya

Nathan menendang krikil yang berada di hadapannya, kenapa nasib nya sangat malang sekali? Kenapa juga dirinya harus bertemu dengan adek kelas seperti anak itu? Ah iya bersumpah jika suatu saat nanti dia akan membalas adek kelasnya itu

"NATHAN, BERHENTI DI TEMPATMU! "

Deg

Suara itu..

Nathan membalikkan tubuhnya dengan cepat, lagi dan lagi nathan dibuat diam dengan kehadiran Sean yang berada tak jauh dari tempat nya berada. Kenapa Sean bisa mengetahui dimana dirinya berada? Siapa yang memberitahu?

Tidak, nathan tidak diam dia justru berlari kencang berlawanan arah dengan Sean

"NATHAN BERHENTI! AKU KATAKAN BERHENTI! "Teriak Sean memberikan peringatan

Nathan tetap berlari tanpa menghiraukan sean yang berteriak, atau tanpa menghiraukan ancaman yang dikatakan oleh Sean, bahkan nathan sendiri tidak peduli dengan lututnya yang sakit karna melangkah

" BERHENTI, ATAU PISTOL INI AKAN MENEMBAKMU NATHAN! "

"GAK! GW GABAKAL BERHENTI, DAN GW MAU PULANG, GW BENCI LO SEAN!" Balas nathan yang masih berlari"JANGAN KEJAR GW SEAN! GW GAMAU BALIK KE TEMPAT ITU!! GW BENCI TEMPAT ITU SAMA LO! "

"Baiklah jika itu yang kau inginkan babe! " Gumam Sean pelan dan segera berlari untuk mengejar kucing nakalnya "SEKARANG KAU INGIN BERHENTI! ATAU KUTEMBAK? "

"TIDAK! TIDAK AKAN, STOP NGEJAR GW SEAN GW GAMAU! "

Dor

Tidak kena

"LO LIHAT KAN? PISTOL ITU MELESET SEAN! "Teriak nathan meremehkan kemampuan Sean

" Kau salah karna telah meremehkan kemampuan ku babe! "

Sean menyeringai, dan kembali menyodorkan pistol nya ke arah nathan yang masih berlari menjauhi dirinya

Dor

Akh

Kena..

Brukh

Sean kembali menyeringai, dan mengubah larian nya menjadi langkah pelan

"S-shh s-sakit, a-apa yang k-kau lakukan s-sean"

"Hanya membuat mu menurut dan tidak berani untuk membantah lagi kitten! " Sean tersenyum tipis

"K-kau b-brengsek.. " Perkataan nathan berubah menjadi lirihan, nathan memejamkan kedua matanya sempurna, dia pingsan

Tidak, peluru itu tidak berbahaya hanya saja bisa membuat nathan pingsan dengan waktu yang cukup lama, mungkin seharian?

"Langkahmu terlalu rendah untuk kabur babe" Ucap nathan pelan

"Tuan ares, apa yang terjadi? " Tanya marven yang baru saja datang

"Marven, siapkan semuanya, aku akan pergi ke singapura sekrang juga.."

"Maksud tuan? "

"Aku akan tinggal di Singapura, bersama kucing nakal ku.. "

Marven mengangguk

"Baik tuan, saya akan pergi ke mansion terlebih dahulu untuk menyiapkan semuanya" Pamit marven yang diangguki oleh Sean

Sean menggendong tubuh pingsan nathan, dan membawanya masuk ke dalam mobil yang dibawakan oleh bodyguard nya

"Dad, aku akan pergi ke Singapura dan aku akan tinggal disana untuk seterusnya bersama kucing nakal ini.. "

Sean kembali menaruh ponselnya dan beralih menatap wajah damai nathan.

"Akan ku pastikan dirimu tidak akan pernah berani melangkahkan kaki.. "

Sean menyeringai

"Kau cantik babe! "

Cup

Skip bandara.

"YAK SEAN! " teriak erza menghampiri putra nya"KENAPA TIBA-TIBA SEKALI HUH? APAKAH KAU SUDAH TIDAK MENGANGGAP AKU DADY MU LAGI? "

"Maaf dad, bukan seperti itu, ini semua karna kucing ku yang berniat untuk kabur. Jadi aku akan mengurung nya di mansion ku yang berada di Singapura, lagipula dia tidak mempunyai kenalan yang berada di Singapura jadi itu akan mempersulit dirinya untuk kabur" Jelas sean

"Kau benar-benar ter obsesi son" Heran erza

"Jika dady lupa, dady juga pernah melakukan hal itu kepada momy, bahkan dulu dady pernah mengurung momy 2 hari karna masalah sepele"

Erza terdiam, mengingat almarhum istrinya yang sudah meninggal 2 tahun yang lalu karna kecelakaan

"Maaf dad. "

"Tidak apa sokn.. " Erza tersenyum

"Kak? " Panggil Sean

"Jaga lah dirimu di Singapura nanti, dan jangan biarkan kucing nakalmu kabur lagi" Ucap jave yang dibalas senyuman tipis

"Tentu kak.. Aku tidak akan membiarkan kucing ini untuk pergi selangkahpun dari mansion.. "

"Dan ingatlah Sean, jangan menimbulkan trauma di dalam diri anak itu.. Dan jangan kelewatan batas.. " Peringat jave, karna dia tahu sifat adeknya itu, jika sudah marah pasti dunia akan hancur karna ulahnya

Sean menatap wajah nathan yang masih berada di dalam gendongannya, lalu tersenyum

"Lihat nanti.. " Ucapnya pelan

Jave menggeleng Gelengkan kepalanya, Sean memang sangat keras kepala menyangkut seseorang yang dia sayangi, mungkin anak itu salah satunya? Jika Sean menginginkan sesuatu maka harus dia dapatkan

Karna keluarga erlangga selalu mendapatkan apapun yang mereka inginkan

Bahkan jika mereka menginginkan kematian seseorang, itu akan mereka dapatkan, siapa yang berani membantah seorang mafia terkejam di dunia ini?

obsession seanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang