chapter 8

1.2K 53 1
                                    

"Makan"

Hening..

"Nathan makan"

Hening

"Nat--"

"Makan aja sendiri, gw ga laper" Potong nathan cepat dengan menyilangkan kedua lengan nya

"Makan sekarang juga nathan, ini perintah" Tekan sean

"Gw bilang gw ga---hmphhh" Ucapan nathan terhenti saat sean sengaja melumat bibirnya

Hah.. Hah

"Lo mau buat gw mati hah?" Marah nathan

"Kamu mau makan sendiri, atau pake cara saya sendiri seperti tadi? "

"Ya gw makan" Dengan kesal nathan mengambil alih makanan yang berada di tangan Sean lalu melahapnya sampai habis

"Good boy" Sean tersenyum dan menghelus kepala Nathan, melihat piring yang sudah tidak ada sisanya, dia suka jika Nathan menurut tanpa harus membantah "kamu mandi dulu, saya akan turun ke bawah" Final sean pergi dari ruangan itu dan tidak lupa"cklek" Sean kembali menguncinya

Nathan mendengus kesan dan mengepalkan kedua tangan nya, kenapa  si bajingan itu tidak pernah untuk lupa mengunci pintunya?

Nathan malas untuk mandi

"Belum mandi juga? Atau mau saya yang mandikan? "

Nathan kaget melihat kehadiran Sean yang secara tiba-tiba

Dengan segera nathan masuk ke dalam kanar mandi, dengan wajah paniknya, Sean tersenyum tipis melihat kelakuan kucing kecilnya, bukankah itu sangat menggemaskan untuk dilewatkan?

Skip

"S-sean" Panggil nathan pelan dengan menundukkan kepalanya "apakah tidak ada baju lain? Ini sangat kebesaran dan aku tidak nyaman untuk mengenakan nya" Lanjut nathan dengan wajah gemasnya

Sean mendongakkan kepalanya menatap nathan dengan kemeja miliknya, dia sengaja memberikan nathan kemeja nya karna dia belum sempat membelilan perlengkapan anak itu

"Kau sangat menggemaskan babe! "

"Ih apasi! Gemes²pala lo pea, ini bajunya kegedean dodol" Kesal nathan

"Ah baiklah babe, maafkan aku, kau kenakan dulu kemeja itu besok kita akan pergi membeli semua perlengkapan mu okke? "

Nathan yang awalnya kesal tiba-tiba wajahnya berbinar, yang berarti dia akan keluar dari mansion ini kan? Dan akan melihat dunia luar?

"Tapi jangan harap kau bisa kabur kembali babe"

"Ish, sok tempe orang gw cuma demen aja diajak keluar, udah lama gw ga liat dunia luar"

"Baiklah trserah mu, sekarang duduk disini" Sean menepuk pahanya

"Hah? "

"Kesini babe" Karna kesal nathan tidak juga duduk dipangkuan nya, Sean menarik tangan nathan agar remaja itu duduk di pangkuan nya

"Ajg! Lepas. "Nathan memberontak

"Jangan bergerak, nanti kau jatuh" Peringat Sean

"Gw gamau duduk disini.. " Cicitnya

"Aku tidak Terima penolakan, dan diamlah selagi aku mengerjakan berkas ini"

"Kenapa kau mengerjakan nya disini? Apakah kau tidak memiliki ruangan kerja? " Tanya nathan dengan polosnya

"Tentu saja aku punya, tapi bukankah sangat menyenangkan mengerjakan nya di kamar ku sendiri dengan dirimu yang berada dipangkuan ku hm? "

Seketika nathan terdiam, tidak tahu apa yang harus dia perbuat selanjutnya

Selang beberapa jam setelahnya, nathan sudah berada 2 jam lamanya berada dipangkuan Sean, tetapi pemuda itu masih belum menyelesaikan pekerjaan nya

Hoammm

"Aku mengantuk.. " Lirihnya pelan , lalu menyenderkan kepalanya pada lengan Sean, dengan sigap Sean menguatkan lengan nya agar nathan tidak terjatuh

"Sangat manis" Gumam Sean pelan

Mungkin sebentar lagi pekerjaan nya akan selesai, jadi sangat tanggung jika dia meninggal kan pekerjaan nya

"Beres" Sean menatap senang ke arah komputer yang berada di hadapan nya laku beralih menatap kucing kecilnya yang sudah tertidur dengan lelapnya

Sean segera berdiri dengan nathan yang berada di dalam gendongan nya, Sean melangkah pelan ke arah kasur berukuran besar lalu menaruh kucing kecilnya di atas sana dengan perlahan agar tidak mengganggu tidur nyenyak nya

"Night babe, kau sangat manis jika dipandang saat tidur. "

Skip paginya

"Eunghh! "

Nathan melenguh pelan, menggerakkan tubuhnya yang terasa kaku dan sulit untuk bergerak

Perlahan, dia membuka kedua matanya mendapatkan Sean yang berada di samping nya

"S-sean bangun, g-gw susah nafas" Ucap nathan

"Tunggu sebentar babe, ini masih terlalu pagi"

"G-gw m-mau sekolah! "

"Sekolah? Kau tidak diizinkan untuk sekolah, lagipula sekolah mu kan berada di di Indonesia! "

"Tapi aku ingin sekolah Sean, aku rindu dengan teman temanku" Bantah nathan menatap tajam ke arah sean, lagipula siapa lelaki itu? Kenapa seenaknya mengatur hidupnya?

"Tetap diam, dan kembalilah tidur aku sedang tidak ingin melakukan kekerasan di pagi hari! "

"GW GA PEDULI SEAN, GW CUMA MAU PULANG DAN SEKOLAH" bentak nathan

Sean mendatarkan wajah nya

"Kenapa kau suka sekali memancing emosi ku hm? "

"M-maaf" Cicit nathan, ntahlah dia takut jika Sean sudah menampilkan wajah datarnya

"Mandilah, aku akan mengajakmu keluar untuk membeli seluruh perlengkapan mu sesuai janji ku kemarin"

Nathan membulatkan kedua matanya tidak percaya, apakah Sean benar-benar menepati janjinya?

"Benarkah? Kau akan mengajakku keluar hari ini? " Tanya nathan tidak percaya

Sean berdehem pelan

"Tapi dengan satu syarat, kau harus tetap berada di samping ku tanpa terkecuali, jika menghilang maka terimalah akibatnya. Kau tidak akan bisa menemui kedua orang tuamu lagi"

Nathan menunduk pelan, mendengar ancaman milik Sean membuat dirinya begitu takut jika suatu hari nanti dia tidak bisa menemui kedua orang tuanya lagi, dan tidak bisa hidup normal seperti sebelum nya

Tapi dia benar-benar berharap, semua itu tidak akan pernah terjadi

obsession seanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang