NEWT
Pria jangkung berbadan kurus putih bersih dan berambut blonde. Walaupun pakaiannya terlihat kotor dekil, namun tak bisa dipungkiri ia tetap terlihat tampan dan cool.
Newt menoleh dan berhenti berjalan. Tangan kanannya terayun sesuai irama pembicaraannya.
"oke dengar, aku akan melakukan apa yang Alby perintahkan. Dan kau akan mendengarkan apa yang aku jelaskan. Aku mau kau mengerti apa saja penjelasan ku selama kita tour. Jika kau bingung tanyakan saja, aku akan menjawab sebisaku."
Riana mengangguk ragu, dilihatnya pria itu melipat kedua tangannya didada, dan berlalu jalan. Ia segera mengikutinya lagi.
"eum, jadi kenapa aku tiba-tiba ada disini? Dengan keadaan hilang ingatan pula?" tanya Riana menoleh pada Newt yang terus memandang kedepan.
"The first question is quite tough" Newt menghela nafasnya lalu menoleh. "i don't know. It's a normal. Kami semua mengalami hal yang sama sepertimu. Tapi, beruntung kau bisa cepat mengingat namamu. Biasanya itu akan teringat dua atau tiga hari setelahnya."
"oh, pantas kalian terkejut. Lalu kapan aku bisa mengingat yang lainnya?"
"nothing. Kami semua hanya bisa mengingat nama saja. Kau pun begitu."
Riana mengangguk-angguk sedih menerima kenyataan aneh, pahit dan membingungkan.
"lalu tembok besar itu apa?" tanyanya lagi, merasa menyesal bertanya setelah mendengar helaan nafas itu.
Newt menggaruk-garuk kepalanya, terlihat enggan berbicara. "itu hal yang harus kau hindari. Masuk kesana berbahaya, jangan cari tahu tentang labirin jika kau ingin aman disini."
Riana mengerutkan alisnya, melihat sekeliling tembok labirin itu. "kenapa begitu?" diam sejenak lalu menampilkan wajah terkejutnya. "hah?? Apa ada monster didalamnya?? Atau hewan buas raksasa?"
Newt berhenti dari jalannya dan memperhatikan Riana yang terlihat kebingungan. "yeah, maybe right."
Newt mulai serius. "listen. Aku akan jelaskan sekarang. Kami mempunyai peraturan-peraturan penting disini dan tidak boleh ada yang melanggar. Yang pertama, jangan menyakiti sesama gladers, meski ku tau kau tak akan melakukan itu. Yang kedua, tidak ada orang malas. Disini kami saling bekerjasama memenuhi kebutuhan.-
Newt mendekat pada Riana, "Dan terakhir, jangan pergi kesana tanpa seizin keeper."
Riana terpaku, lalu melihat arah tunjuk Newt pada pintu labirin yang terbuka.
Riana sedikit mendorong Newt untuk menjaga jarak. "siapa juga yang ingin kesana."
"kau sudah mengerti apa yang aku jelaskan?" tanya Newt tapi lebih ke pernyataan.
Riana menghela nafas pelan, dia mengangguk.
"oke, selanjutnya kau akan ditemani Chuck. Dia agak gendut dan bawel. Tapi aku yakin kau pasti senang melihatnya." Newt mengangkat satu tangannya guna menutupi cahaya matahari yang menyilaukan mata.
"Chuck, come here!"
Riana menoleh mengikuti arah mata Newt, dan melihat anak laki-laki gendut berambut ikal menghampiri mereka. Dia tersenyum, membuat Riana gemas dibuatnya.
"dia gemes banget sih." bisiknya sambil menampilkan senyum sumringah.
Newt melirik sekilas, "sudah ku prediksi." lalu berbicara pada anak yang Riana kira sekitar 14 tahunan.
"Chuck tolong temani dia sebelum aku kembali, aku harus ke ladang sebentar membantu Winston. Ok?" pinta Newt.
"ayay Captain! Apapun yang kau suruh pasti harus ku lakukan." jawabnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
RUNNER [In The Maze] *NEWT*
Science FictionPenelitian obat flare yang berujung kegagalan dan memakan banyak korban jiwa. RIANA tak sanggup lagi melakukan pekerjaan yang menurutnya sangat tidak masuk akal. RIANA menolak dan berhenti melakukan apa yang WCKD inginkan. Sampai akhirnya ia pun men...