Mercedes benz hitam yang dikendarai dengan kecepatan tinggi itu akhirnya berhenti di sebuah mansion mewah. Menampilkan segera seorang pria yang kini merogoh saku, mengambil pemantik untuk kembali menghidupkan rokok baru yang sudah terselip di bibir berhias piercing.
Kaki jenjangnya melangkah, mengitari mobil sembari menghembuskan asap nikotinnya secara berulang— sebelum deringan ponsel pada saku menghentikan langkahnya.
Ia terdiam di depan pintu, menatap datar layar ponselnya yang kini menampilkan nama yang tidak ia harapkan akan muncul di sana.
Nafasnya berhembus berat sebelum memutuskan untuk menjawab panggilan tersebut.
"Jungkook?!!!"
Tangan itu dengan cepat menjauhkan ponsel dari telinganya. Teriakan yang kini diikuti oleh isak tangis berhasil membuatnya berdecih kesal sebelum melanjutkan langkahnya yang tertunda.
"Why you leave me alone?! You're so mean, Jeon!"
Tak ada tanggapan. Lebih tepatnya ia malas, jika harus meladeni wanita yang keras kepala dan tidak tahu diri seperti jalang yang berani menelponnya ini.
"Jungkook hiks.. Jungkook are you there? please give me— tut"
Panggilan itu berakhir sepihak dengan Jungkook sebagai pelaku. Pria Jeon itu lebih memilih untuk melempar tubuhnya ke arah sofa, mengistirahatkan diri barang sejenak setelah hampir sebulan tidak pulang.
Jungkook bukan lah tipe orang pekerja keras yang mencari uang untuk hidup. Ia hanya pria dewasa yang terlahir dengan sendok perak. Tumbuh tanpa pengawasan di Negeri orang membuatnya menjadi pribadi yang memiliki gaya hidup bebas.
Setiap hari yang ia lakukan hanya bermain. Entah itu bersama para wanita yang sengaja ia panggil atau bermain game online yang akhir-akhir ini menjadi candunya.
Mengingat itu. Jungkook kembali meraih ponsel. Jarinya bergerak cepat untuk mencari icon game, mendadak ia menjadi penuh semangat. Bahkan putung rokok yang tadinya menyelip di bibir, ia singkirkan sejenak.
Mata bulatnya kini terfokus untuk menang di dalam permainan. Game yang memiliki fitur untuk melakukan panggilan video bersama rekan bermainnya ini membuat Jungkook tidak mudah merasa jenuh.
Mereka berlima dalam satu tim. Saling bertukar ide untuk mematahkan serangan musuh. Hingga berbagi formasi untuk saling menjaga. Tak jarang kekehan tawa dan umpatan terdengar dari panggilan video yang sedang berlangsung.
Jemari Jungkook bergerak dengan lincah. Pantulan layar pada netra menjadi bukti betapa fokusnya Jungkook saat ini.
"You're so fucking cool, Jeon. Thanks!"
Pujian itu berhasil Jungkook dapatkan dari salah satu rekan yang baru saja ia selamatkan. Jungkook tidak menyauti. Hanya terkekeh dan kembali bermain hingga layar ponselnya berubah menjadi gelap.
Menampilkan kata 'Victory' yang membuat para rekan bersorak senang di dalam panggilan.
Jungkook yang tidak pernah menghidupkan kamera memilih untuk fokus membeli beberapa item yang terbuka setelah menang. Tak menghiraukan para rekan yang mulai pamit dan kembali bermain di room lain.
Jungkook juga akan melakukannya jika sudah selesai, harusnya.
Tapi itu tidak terjadi. Jungkook mengurungkan niat ketika matanya tanpa sengaja menatap seorang wanita yang masih terhubung di dalam panggilan tim. Bukan karena ia seorang wanita— hanya saja perilakunya terlihat aneh dan mencurigakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗢𝗻𝗲𝘀𝗵𝗼𝗼𝘁 𝗼𝗳 𝗞𝗠 [𝗡𝗖]
FanfictionAll about Jikook in 21+ Rated M Jungkook - top Jimin - bottom <> original cover by Pinterest