Sorakan girang dengan teriakan pujaan menjadi suara yang mendominasi Jangchung Municipal Stadium yang kini menjadi tempat konser seorang penyanyi ternama.
Jeon Jungkook.
Pria kelahiran 1997 yang selalu menjadi perbincangan awak media. Karier-nya di dunia entertainment dapat dikatakan sukses. Terbukti dengan segala pencapaian dan penghargaan yang ia dapatkan sebagai penyanyi solo pria terbaik selama 5 tahun berturut-turut.
Berulang kali memuncaki tangga lagu dengan karyanya yang menyentuh hati para penggemar— seperti yang terjadi malam ini.
Konser tunggal dengan beberapa kejutan yang telah disiapkan itu sukses diselenggarakan hingga akhir. Suara teriakan dan ungkapan cinta para penggemar semakin terdengar nyaring saat Jungkook menyelesaikan lagu terakhirnya.
Pria Jeon itu mengatur nafas dengan senyum yang tak lepas dari wajah. Sebelah tangannya bergerak melepas in-ear monitor hanya untuk mendengar langsung teriakan heboh dari para penggemar.
Jungkook terkekeh. Menatap stadion yang penuh akan orang dengan takjub. Ini adalah mimpinya sedari dulu. Menjadi seorang idol ternama yang sukses, bersinar di antara ribuan orang yang sangat mencintai dan selalu mendukung dirinya.
"Aku ingin kau bersinar"
"Kau tau jika aku selalu mendukungmu, kan?"
"Aku jelas mencintaimu. Karena itulah kau menjadi kekasihku"
"Maafkan aku"
Perasaan senang itu perlahan sirna. Suara lembut yang terus mengalun itu memenuhi kepala. Berhasil membangkitkan memori yang sudah lama terkubur di dalam diri.
Pandangan matanya kini menelusuri. Mencari keberadaan seseorang diantara keramaian— adalah mustahil. Terlebih dengan peluang yang hampir minus untuk kedatangan orang tersebut di konsernya.
Jungkook kembali merasakan hal yang sama. Sebelah tangannya bergerak untuk menyentuh dada. Seperti ada pisau yang sedang menikam dengan tak kasat mata. Selalu menyakitkan dan terasa sangat menyedihkan.
Untuk beberapa saat Jungkook kehilangan fokusnya. Tidak sebelum teriakan para penggemar yang khawatir memasuki indera pendengaran. Lampu sorot yang sedari tadi berputar di sekitaran tempatnya berdiri turut menyadarkan Jungkook.
"Ah, benar. Apa yang ku lakukan", gumamnya.
Ia menggeleng singkat sebelum berdehem dan kembali meraih mic. Ia mulai mengukir senyum dengan mengutarakan kalimat penenang untuk para penggemar— disaat dirinyalah yang sangat membutuhkan itu sekarang.
Sejenak, ia melupakan rasa sakit yang menerpa dada. Ia lebih memilih untuk memulai pidato singkat sebelum mengakhiri konser. Membangun interaksi singkat yang menyenangkan antara idol dan penggemarnya.
Selalu seperti itu. Selama 7 tahun hidupnya di dunia entertainment.
.
.
.Ctas!
Jungkook menegak minumannya dengan tenang. Membiarkan angin malam mengenai tubuhnya yang hanya terbalut bathrobe dengan pandangan datar ke depan. Menatap indahnya kota dari balkon hotel.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗢𝗻𝗲𝘀𝗵𝗼𝗼𝘁 𝗼𝗳 𝗞𝗠 [𝗡𝗖]
FanfictionAll about Jikook in 21+ Rated M Jungkook - top Jimin - bottom <> original cover by Pinterest