07

152 20 2
                                    

"Tumben sendiri, mama papa mana? Kak Saga mana?"

Dengan segala kondisi jaket yang tebal dan tas punggung besar, Biru acuh masuk begitu saja tanpa membalas rentetan pertanyaan Bayu. Tubuh itu terasa lelah dan remuk setelah seharian beraktivitas, di luar ruangan. Tubuhnya harus diistirahatkan, segera.

"Biru," panggil yang tertua, "cie dapet piala, juara berapa kamu?" ucap si kembaran sambil mengekori Biru menaiki tangga.

"Satu."

Mata Bayu melotot mendengar sahutan itu, dia langsung memeluk sang adik dan mengusap-usap pucuk kepalanya dengan bangga, "keren adik aku!"

Cukup berlebihan.

"Ck! Jangan lebay, aku capek Yu." elak Biru, tapi kalau boleh jujur dirinya memang snagat lelah hari ini.

"Itu aku lagi hargain usaha kamu loh. Btw, mama papa kemana? Terus Kak Saga?"

"Mama papa ke rumah sodara, Kak Saga nginep di rumah temen."

"Oo, berarti kita berdua nih?"

Biru menjawab dengan anggukan tepat sebelum dirinya merebahkan diri di kasur. Hampir saja memejamkan matanya karena kantuk menyerang, tiba-tiba saja Bayu ikut merebahkan dirinya, tepat di sebelah Biru. Sayangnya, Biru tidak dalam kondisi yang bagus, tubuhnya benar-benar lelah dan dia sangat butuh istirahat sekarang.

"Bayu, bisa tolong jangan ganggu aku?"

"Hum? Kenapa? Aku kangen sama kamu, terakhir kita ngobrol disini itu dulu pas masih smp, kamu sibuk banget pas SMA ya hahaha."

"Ya karena sibuk sekarang aku cape, jadi jangan jadi pengganggu, aku mau istirahat."

"Iya deh, tapi aku mau tidur disini ya?"

"ENGGAK!"

Biru tak sengaja berteriak dan membuat Bayu terlonjak kaget karena ucapannya. Dia kemudian beringsut turun dari kasur, "yaudah, nggak usah marah juga kali." ucapnya sebelum keluar dari kamar Biru.

Melihat Bayu yang bertingkah begitu, membuat Biru merutuki omongannya sendiri. Seharusnya dia tidak sepanik itu sampai-sampai berteriak. Lagi pula, Biru juga sebenarnya sangat rindu dengan Bayu.

"ARGH!"

Sekarang Biru dihantui rasa bersalah dan paniknya mulai menyerang lagi.

"Bayu, maaf."

Namun bukan Bayu namanya kalau tidak jahil pada adiknya, pada malam itu, pukul 10 malam, Bayu mengendap masuk ke kamar sang adik, sebenarnya dia menyelinap masuk karena dia merasa tak tenang sejak tadi, hatinya berkata kalau akan terjadi sesuatu pada kembarannya itu. Kata orang, anak kembar itu memiliki ikatan batin yang kuat satu sama lain.

Bayu menatap Biru sejenak yang tertidur pulas dengan napas yang cukup tenang. Singkat cerita dia kemudian bergabung, di samping Biru, Bayu merebahkan dirinya. Setelah itu Bayu pun mulai terlelap.

+×+

Terdengar suara gusar dari arah samping, tangannya terasa ditepuk rusuh beberapa kali. Tidurnya terusik sekarang. Dengan berat hati, Bayu membuka matanya yang masih berat. Samar-samar, dia melihat jelas kearah Biru yang sedang memegangi bagian dada kirinya. Meringkuk lemas.

"Ru? Kenapa Ru?"

"Sa...kit."

Bayu langsung membelalakan matanya. Rasa kantunya hilang begitu saja. Dia langsung menepuk-nepuk pipi adiknya itu. Kondisinya sangat memprihatinkan, Napasnya tersenggal-senggal, tubuhnya meringkuk seperti menahan rasa sakit.

"Biru," dengan cepat, Bayu langsung melopat dari kasur dan menggendong Biru di punggungnya.

Sembari turun dari lantai dua, tangan kananya tak lupa untuk meranggeh kunci mobil yang letaknya tak jauh dari kamar Biru.

"Sakit, Yu." bisik Biru saat Bayu sedang panik menggendongnya menuju garasi mobil dan langsung pergi dari rumah itu setelah mengancing pintu rumahnya.

'Duh belum pernah pakai mobil lagi.'

Dengan modal nekatnya, dengan berani dan percaya diri Bayu mengendarai mobil hitam itu dengan kecepatan sedang.

Udara masih sangat dingin pada saat itu, Bayu tak tahu persis pukul berapa sekarang, tapi yang pasti jalanan kota terasa sangat sepi. Hanya ada beberapa mobil yang lewat.

"Biru, kamu masih dengar aku?"

Hanya anggukan kecil yang dia dapat. Napas anak itu belum juga teratur, malah sepertinya tambah parah.

"Biru jangan bikin aku takut."

"T-tolong, sh..."

Bayu memilih diam itu, matanya mendadak memerah mendengar rintihan itu, Bayu tak tega saat melihat Biru tersiksa seperti itu. Dia semakin melajukan mobil hitamnya itu, walau sebenarnya dia tak pernah mengendarai mobil, berbekal ajaran dari Saga, walau hanya melihat, Bayu yakin akan sampai di rumah sakit dengan selamat.

'Sebenarnya kamu kenapa Ru? Aku takut.'

+×+

Dari Bayu || Choi Beomgyu Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang