1. Lelang Perawan

928 103 5
                                    

Warning: Cerita ini khusus untuk pembaca dewasa di atas 18 tahun!

Baca lebih banyak bab di KaryaKarsa. Di Wattpad akan update rutin setiap Rabu dan Sabtu.

Penafian:

Ini adalah karya fiksi. Kecuali dinyatakan lain , semua nama, tokoh, usaha, tempat, peristiwa, dan kejadian dalam buku ini adalah hasil imajinasi penulis atau digunakan secara fiktif. Kemiripan dengan orang sebenarnya, hidup atau mati, atau kejadian sebenarnya adalah murni kebetulan.

=======

Blurb:

Bagi Jovanka, ketenangan hidup keluarganya sama penting dengan ketenangan hidupnya. Ketika ayah Jovanka terjerat utang sebesar dua milyar kepada lintah darat, sudah menjadi tanggung jawab Jo, panggilan Jovanka, sebagai tulang punggung keluarga untuk membayar. Jo rela melakukan hal paling berisiko yakni, memperdaya seorang pria kaya dengan modus menjual keperawanan.

Rencana Jo berjalan lancar pada awalnya. Namun, semua berubag drastis ketika pria kaya yang diperdaya Jo kembali menemukan Jo. Saat itulah Jo tahu kalau dirinya tidak hanya sedang berada dalam mode pembalasan, melainkan sebuah kekang yang mengikat hidup dan hatinya.

Ketika kebenaran dan rahasia hati sudah terkuak, apakah Jo masih bisa berlari atau menyerah pada kenyataan?

=======

"Selamat datang untuk yang tercantik, Angel!"

Jo, panggilan Jovanka Aurelia, berjalan dengan hati-hati menuju stage ketika afslager atau pemandu lelang mengumumkan nama panggungnya sebagai kandidat yang akan melelang virginity. Mengenakan off shoulder dress berwarna hitam dan topeng pesta yang menutupi daerah sekitar mata, Jo menyapa semua pengunjung Star Nite dengan senyuman. Jo tidak bisa membohongi dirinya sendiri kalau rasa gugup tengah mendekapnya erat. Namun, sebisa mungkin Jo tetap bersikap tenang.

Meskipun tak sebanyak di dance hall, tetapi pengunjung sekaligus peserta lelang yang mayoritas laki-laki di hall VIP kelab malam elit tersebut tampak ramai. Semua tempat duduk terisi penuh dan di atas seluruh meja tersaji berbagai macam jenis wine, cocktail, serta makanan ringan yang disesuaikan dengan pesanan. Malam ini adalah malam yang ditunggu-tunggu oleh kaum Adam dari kalangan jetset yang berada di sana untuk bisa mendapatkan pemuas hasrat yang masih perawan.

Jo berdiri di tengah-tengah stage di samping afslager yang mengenakan jas hitam. Wanita yang memiliki tinggi badan 165 sentimeter itu tampak anggun dan memesona. Rambut cokelat panjangnya yang tergerai melewati bahu membuat aura kecantikan Jo semakin bersinar. Jo kemudian memperkenalkan diri dan menjawab pertanyaan basa-basi si afslager dengan singkat tapi tetap santun.

"Sepuluh ribu dolar untuk Angel!" Afslager memulai aktivitas bidding dan memberikan penawaran terendah dalam mata uang dolar Amerika Serikat. Alih-alih menggunakan rupiah sebagai alat pembayaran untuk semua transaksi, dolar Amerika Serikat dan Euro justru lebih diutamakan mengingat pengunjung tidak hanya berasal dari dalam negeri.

Seorang pria tua berambut putih yang mengenakan jas abu-abu mengangkat tangannya yang terbuka untuk menjadi penawar pertama. "Lima belas ribu."

Tidak berapa lama, seorang pria berkumis tebal memberikan tawaran sebesar dua puluh ribu dolar. Begitu seterusnya sampai berlangsung selama beberapa puluh menit. Sementara itu, senyuman Jo mulai memudar, tetapi tidak sepenuhnya menghilang. Jo masih mempertahankan lengkung apik bibirnya untuk menarik perhatian meskipun kakinya sudah merasa pegal lantaran terlalu lama berdiri di atas stiletto berwarna emas. Jo mengutuki dirinya sendiri karena terpaksa melakukan perbuatan yang memalukan sekaligus menjatuhkan harga dirinya sebagai seorang wanita. Seandainya Jo punya cara lain atau setidaknya ada yang mau membantu meminjamkan uang kepadanya, Jo pasti tidak akan pernah mau menginjakkan kaki di sana. Hanya karena ayahnya terjerat utang sebesar dua milyar rupiah pada lintah darat, Jo sebagai tulang punggung keluarga saat ini dibebani kewajiban membayar. Jo tiba-tiba saja ingin menenggelamkan diri ke dalam sumur berhantu mengingat semua beban yang harus dipikulnya sendiri. Ide gila melelang keperawanan ini tercetus dari sahabatnya yang bekerja di kelab malam tersebut. Meskipun awalnya Jo menolak mentah-mentah, tapi kenyataannya Jo memang butuh uang mendesak.

EnmeshedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang