Bab berikutnya akan tayang hari Sabtu, ya. Baca lebih banyak bab di KaryaKarsa (Sudah bab 13).
=======
Jo berjalan agak sempoyongan ketika mengitari meja menuju sofa yang diduduki Ansel. Berniat ingin segera menyelesaikan urusannya dengan Ansel, Jo menjatuhkan bokong seksinya ke pangkuan Ansel lalu mencium pria itu. Tidak Jo sangka Ansel akan menyambut ciumannya dengan antusias. Hanya ketika bibir Jo terbuka untuk menarik napas, Ansel mengambil kesempatan untuk menciumnya lebih intens. Ansel menyelipkan lidahnya di antara bibir Jo dan membujuk Jo untuk menerimanya. Dengan gerakan perlahan dan tidak ingin membuat Jo merasa bosan, pria itu terus menekan pelan bibirnya ke bibir Jo dan memasukkan lidah lebih dalam. Sementara itu, kepanikan di dalam diri Jo sedikit terurai setelah Jo merasakan sensasi nikmat yang perlahan-lahan terserap ke dalam dirinya. Apakah ini waktunya untuk menyerah?
***
Jo merasakan pusing di kepalanya masih sedikit terasa. Dia memijat dahi sambil membuka mata pelan-pelan. Bola-bola cahaya yang menggantung persis di atas tempatnya berbaring membuat mata Jo sedikit demi sedikit terbiasa dengan pantulannya. Jo meraba kain di samping tubuhnya. Halus dan lembut. Jo yakin kalau sekarang dia sedang berada di dalam kamar dan berbaring di atas ranjang. Jika memang sudah terjadi, Jo pikir tidak apa-apa keperawanannya sudah direnggut Ansel. Toh, dia sudah tidak bisa mengembalikan uang pria itu.
"Sebaiknya kamu minum dulu biar nggak terlalu pusing." Suara Ansel yang tiba-tiba menyapa telinga Jo sontak mengagetkannya.
Jo menoleh ke samping kiri. Dia memandang Ansel yang sedang duduk di kursi santai sambil menekuri layar ponselnya. Tidak ada yang berubah dari penampilan pria itu. Jaket kulit hitamnya pun masih melekat di tubuhnya. Kuriositas Jo akan keadaan dirinya sendiri pun seketika membengkak. Jo meraba perut hingga ke paha dan menemukan celana jeans-nya masih dia kenakan. Mungkin belum terjadi apa-apa.
"Payah kamu. Baru minum segitu doang sudah mabuk," protes Ansel masih asyik menekuri layar ponsel.
Jo memaksakan diri untuk duduk dan bergeser ke tepi ranjang. Dia tidak mau berlama-lama berbaring meskipun efek hangover masih mendengung di kepalanya. Tidak berusaha membalas protes Ansel, Jo segera meraih gelas berisi air putih dari atas meja di samping ranjang tersebut.
"Apa tadi kita tidak melakukan apa-apa?" Jo berterus terang menanyakan hal yang membebani pikirannya selama beberapa menit tadi.
Ansel mengalihkan pandangannya ke arah Jo dan menatapnya dalam. "Kamu maunya kita melakukan apa?"
Bodoh. Seharusnya Jo tidak menanyakan hal tersebut pada Ansel. Jika memang mereka telah melakukan sesuatu di saat Jo mabuk parah tadi, Jo pikir jejaknya pasti bisa dia rasakan. Jo kemudian menggeleng. "Tidak ada."
Tanpa permisi, Jo keluar dari kamar tersebut. Matanya memindai seluruh ruangan. Masih sama seperti dalam ingatan terakhirnya.
Jo berjalan cepat menuju sofa dengan langkah yang masih sedikit limbung. Ia kemudian membuka tas kanvasnya dan mengambil ponsel dari dalam sana. "Oh, tidak! Sudah hampir jam satu." pekik Jo.
"Kamu mau pulang?" Tanpa sepengetahuan Jo, Ansel sudah berdiri di tengah pintu kamarnya yang terbuka lebar. Ia bersedekap sambil menyandarkan lengannya ke kosen pintu.
Jo menatap Ansel. Dia ragu pria itu akan mengizinkannya pulang sementara mereka belum melakukan hal lain, selain memainkan permainan yang Jo pikir sangat bodoh.
"Apa kamu mau pulang?" Ansel bertanya sekali lagi.
"Apa kamu mengizinkan?" tanya Jo penuh antisipasi.
Tidak menjawab, Ansel berjalan menghampiri Jo. "Saya antar kamu pulang."
Jo mengangguk setuju. Sambil berjalan menuju pintu, Ansel menyambar kunci mobil yang tergeletak di atas bufet TV. Mereka saling menutup mulut rapat-rapat sampai keduanya berada di dalam mobil Ansel.
![](https://img.wattpad.com/cover/353467881-288-k344962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enmeshed
RomanceJudul awal: Terperangkap Dusta (21+) Jovanka Aurelia terdesak oleh utang keluarga hingga rela mengambil keputusan berisiko, melelang harga dirinya. Seorang pria asing membelinya, tapi Jo berhasil memanipulasi situasi. Jo mengambil uang pria itu tanp...