Ebook tersedia di Google Play. Bisa baca cerita lengkapnya di Karyakarsa. Di Innovel baru mulai on going.
======
Semalaman Jo tidak bisa tidur. Bayangan ciuman Ansel terus menghantuinya seperti drama Korea favorit yang diputar berulang-ulang di kepalanya. Setiap kali ia mencoba memejamkan mata, ingatan tentang sentuhan lembut bibir Ansel di bibirnya membuat Jo terjaga lagi. Perasaannya bercampur aduk antara marah, bingung, dan ... ya, mungkin sedikit rindu. Tapi tentu saja, Jo terlalu keras kepala untuk mengakui yang terakhir.
Pagi harinya, Jo tiba di kantor Keystone dengan wajah kusut yang tak bisa ia sembunyikan meski sudah mencoba merias diri sebaik mungkin. Begitu melewati ruangan staf divisi keuangan yang menjadi jalan pintas menuju ke ruangannya, Jo langsung disambut oleh bisikan-bisikan kecil dari rekan-rekan kerjanya. Memang gosip di kantor ini seperti kopi, selalu ada setiap pagi, tapi kali ini, Jo yang jadi topik utama. Hebatnya lagi, Aiden dan Ansel, dua pria paling menarik sekaligus anak pemilik Keystone, ada di pusat gosip yang beredar. Jo sama sekali tidak berminat meladeni gosip yang mungkin disuarakan keras oleh beberapa staf di sana. Positif sinting, asisten pribadi CEO Keystone itu justru berjalan melintasi ruang staf divisi keuangan dengan dagu terangkat, seakan bangga digosipkan. Namun, memang hal itu yang Jo inginkan sejak Ansel menghancurkan harga dirinya di sana. Bodo amat!
Berusaha tak memedulikan apa pun selain rasa bangga yang pura-pura ditunjukkannya, Jo memasuki ruang kerjanya dengan percaya diri. Seperti biasa, Jo menunggu kedatangan Aiden sambil memeriksa ulang jadwal atasannya itu.
Saat Jo sedang sibuk bercengkrama dengan laptopnya, pintu ruangannya tiba-tiba terbuka lebar. Jo nyaris berteriak karena kaget, tetapi Ansel sudah muncul di hadapannya. Wajah Ansel terlihat sangat serius. Mata cokelat keemasannya memancarkan kilat mengancam yang membuat Jo sedikit merinding.
"Kita perlu bicara," ujar Ansel tanpa basa-basi.
"Ansel, ini jam kerja. Saya nggak bisa keluar," jawab Jo tegas, berusaha mengendalikan nada suaranya agar tidak terdengar terlalu ketus. Dia masih ingat betul kejadian tadi malam, dan itu membuatnya sedikit tidak nyaman sekarang.
"Jo, ini penting," Ansel mendesak. Nada bicaranya nyaris terdengar seperti perintah. "Hanya sebentar, aku janji."
Jo menggeleng, mencoba fokus ke layar laptop. "Ansel, kalau memang penting, kita bicarakan nanti. Sekarang saya harus kerja."
Braaak! Ansel mulai hilang kesabaran. Ia menggebrak meja kerja Jo hingga membuat Jo nyaris melompat dari kursinya. Di saat Jo masih terperangkap dalam keterkejutan, Ansel menyergah, "Bisa nggak sih kamu serius sekali saja, Jo? Apa yang mau saya bicarakan sama kamu itu penting!"
Tiba-tiba, suara langkah berat mendekat, dan pintu ruangan yang tadi terbuka lebar semakin didorong hingga menabrak dinding. Aiden, dengan penampilannya yang selalu rapi dan sikapnya yang angkuh, muncul di ambang pintu. Pandangannya langsung tertuju pada Ansel, yang masih berdiri di depan meja Jo dengan ekspresi penuh tekad.
"Ada apa ini?" tanya Aiden, suaranya dingin seperti angin musim dingin yang menyusup ke tulang. "Kenapa kamu ada di sini, Ansel?"
Ansel menoleh menatap Aiden dengan sorot mata yang tajam. "Saya di sini untuk bicara dengan Jo dan ini bukan urusan Mas Ai."
Aiden berjalan mendekat, berdiri di depan Ansel. "Kalau kamu mau bicara dengan Jo, kamu harus lewat saya dulu," ujarnya, menantang.
Jo yang masih duduk di kursinya, kini terjebak di tengah percekcokan kakak-beradik penguasa Keystone. Ia hanya bisa melihat mereka berdua dengan pandangan yang bingung. Di satu sisi, ia tidak ingin membuat keributan di kantor, tapi di sisi lain, situasi ini mulai terasa agak ... konyol?
![](https://img.wattpad.com/cover/353467881-288-k344962.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Enmeshed
RomanceJudul awal: Terperangkap Dusta (21+) Jovanka Aurelia terdesak oleh utang keluarga hingga rela mengambil keputusan berisiko, melelang harga dirinya. Seorang pria asing membelinya, tapi Jo berhasil memanipulasi situasi. Jo mengambil uang pria itu tanp...