Keesokan paginya Vira bergegas berangkat ke sekolah.
"Ma, Vira berangkat sekolah dulu ya" Vira pamit dengan buru buru kepada sang Mama.
"Iya hati-hati ya" Saut sang Mama yang sedang berada di dapur, sibuk dengan urusan rumah tangganya.
Vira berjalan dengan santai menuju ke sekolah, karna jarak sekolah dengan rumah Vira tidak terlalu jauh, selagi bisa jalan kenapa engga irit ongkos juga.
Tapi di perjalanan Vira melihat ada tukang pernak pernik, Vira jelas tertarik dengan printilan-printilan lucu seperti itu.
Vira mampir sebentar, niatnya hanya untuk melihat-lihat saja, tapi matanya menangkap sesuatu yang menarik perhatian.
Gelang hitam polos, tapi entah Vira tertarik untuk membelinya.
"Pak saya beli gelang yang hitam itu ya, dua" Niatnya Vira membeli dua agar kalau yang satu rusak dia bisa langsung ganti ke yang satunya lagi.
Setelah membeli gelang itu, Vira melanjutkan perjalanan untuk berangkat ke sekolah.
Sesampainya di kelas Vira di sambut oleh teriakan orang utan. oh bukan, itu teriakan dari sang pemilik potato smile alias Aurel.
"Congratulation morning Viraku!" Sapanya dengan sangat amat ceria.
Vira menyerngit dari mana aurel belajar bahasa inggris seperti itu, entah feeling dia berkata itu ajaran Fahri. Tapi Vira tidak peduli dia tetap membalas sapaan dari Aurel dengan senyuman tak kalah manis.
"Congratulation morning too Aurelku" Katanya berjalan kearah tempat duduk tepat di samping Aurel.
Sambil menunggu bel masuk Vira dan Aurel berbincang bincang tentang kejadian tadi malam yang di alami oleh Vira.
"Jinja!? Terus lo gapapa kan Vir?!" Jelas aurel khawatir, sahabatnya ini hampir kehilangan nyawa karna berhadapan dengan preman-preman menyeramkan.
"Santai, lo kan tau gw di ajarin bela diri dari kecil, cuman ya panik aja karna tuh preman bawa-bawa benda tajam" Jelas Vira guna menenangkan Aurel.
Di sela-sela perbincangan, atensi mereka beralih ke pintu kelas yang sudah dihiasi dengan Alvin yang baru datang.
"Vin" Vira berdiri menghalangi jalan Alvin untuk menuju tempat duduknya, adegan itu tak luput dari pandangan Aurel dan juga si Fahri yang tiba tiba saja sudah ada di dalam kelas.
"A-anu, gimana tangan lo?" Vira jadi gagap karna gerakannya sendiri yang tiba tiba.
"Oh, udah enakan, santai aja" Jawabnya.
Disisi lain Alvin juga sama kagetnya tiba tiba di halangi seperti itu.
"...."
Keadaan kenapa sangat canggung sekarang?
Vira yang sadar telah menghalangi jalannya Alvin, jelas langsung menepi dan kembali duduk di bangkunya sendiri.
Setelah beberapa detik Vira bingung mau ngapain, akhirnya dia memutuskan untuk berbincang lagi dengan Alvin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvira ||Yangrinz
Teen Fiction"Dalam hidup, setidaknya kamu akan bertemu 1 atau 2 orang yang seperti senja. Indah, tak tergapai lalu hilang." Itulah yang di rasakan Vira saat bertemu Alvin, merasa semua yang berada di dalam diri Alvin spesial, indah, hangat, dan menyenangkan Tap...