Di bawah hujan

51 14 0
                                    

.

.

.

harusnya kita hanya berteman, bukannya malah jatuh cinta.

harusnya kita hanya berteman, bukannya malah jatuh cinta

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


















KRING!!!!

14.30

Bel pulang berbunyi menandakan pelajaran hari ini telah berakhir, semua murid berhamburan di lingkungan sekolah.

Begitu juga Vira yang menunggu ojek online pesanannya di halte, tapi entah memang sial atau gimana hampir semua ojek online yang ia pesan di cancel, sepertinya sebab cuaca yang sudah sangat mendung.

15.00

Vira terus menunggu di halte, ia tak lagi mengharapkan ojek online berasa di gosting katanya, jadi ia harap ada bus, atau taksi, atau apa pun itu yang lewat di halte tersebut.

Jangan lupakan Aurel yang meninggalkan Vira sendirian dengan Fahri, katanya mereka berdua ada urusan. Tch paling mau ngedate diem-diem.

Langit semakin mendung, jam baru menunjukan pukul 3 sore, tapi langit seperti menunjukan pukul 6 sore saking gelapnya. Suasana sekolah sudah sepi, sepertinya hanya tinggal Vira murid yang belum beranjak dari situ.

"Ya tuhan ngeselin banget." Gerutu Vira.

Tin! Tin!

Vira menengok ke sumber suara, sesosok laki laki jangkung sedang duduk di motor merah kesayangannya, serta helm fullface yang menyelimuti kepalanya.

"Alvin?" Kata Vira agak ragu, karna muka lelaki itu tak terlihat.

"Yoi." Katanya sambil membuka helmnya, ia juga menyisir rambutnya dengan tangan agar tersusun rapih lagi.

"Lo ga balik?" Tanya Vira saat Alvin duduk tepat di sebelahnya. Ga ga kali ini Vira ga salting, tapi lagi berusaha buat ga salting.

"Gue nungguin lo di parkiran belakang tadi, tapi ga nongol nongol, ternyata lo nya di sini." Jelasnya sembari menatap Vira tepat di matanya.

"Lo nungguin gue?" Vira mengerutkan kening terheran heran.

"Iya, dari kemaren gue mau ngajak lo bareng tapi lo udah pulang duluan." Salting? Tentu! Vira kehabisan kata kata sebegitu niat kah Alvin untuk membuat Vira serangan jantung.

Tapi tidak segampang itu, Vira sebisa mungkin mengontrol ekspresinya dan hanya mengangguk sambil berkata "ohh".

JEDER!!!!!

Mendengar suara petir yang menggelegar di sambut kilat dari langir, Vira reflek menutup telinganya dengan kencang. Sampai sebuah tangan menarik tangan Vira yang menutupi kupingnya.

Alvira ||YangrinzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang