05:44 am
Vira berangkat pagi pagi sekali, saat matahari masih malu malu untuk menunjukan dirinya Vira bergegas keluar dari rumahnya.
Itu ia lakukan tak lain untuk menghindari Mahen, selain itu ia juga menghindari pertanyaan-pertanyaan yang akan di lontarkan Orangtuanya karena melihat matanya yang bengkak, Terlalu lelah untuk sekedar cari alasan.
Sebenarnya agak kesulitan apalagi Vira harus membawa tas sekolahnya, rasa luka di pundaknya seperti bergesekan dengan seragam sekolahnya padahal sudah di perban.
Sesampainya di gerbang sekolah, segera ia menuju kelasnya, suasana sekolah masih sepi Vira yakin ia adalah yang pertama tiba di sekolah.
"Shhh!" Vira meringis saat luka di pundaknya tak sengaja mengenai pintu kelas, jangan tanya nyerinya seperti apa.
Segera Vira letakan tas nya di bangku, dia memposisikan duduknya bersiap untuk tidur.
(anggap lah itu meja)
Beberapa menit setelahnya datanglah sosok Alvin. entah apa alasannya ia juga berangkat sangat pagi, mungkin ikatan.
Karna kebetulan bangku Alvin tepat di belakang Vira jadi di pastikan Alvin melihat Vira yang sedang pulas tertidur saat menuju bangkunya.
"Pules banget" bukan duduk di bangkunya Alvin malah berdiam diri memperhatikan Vira 'lucu' itu batin Alvin.
Sampai entah angin dari mana tangan kurang ajarnya ini terangkat mengelus rambut Vira, entah karna gemas atau Alvin kasihan melihat mata sedikit sembab Vira.
Hingga suara mengganggu kegiatan romantis itu.
"CIEEEEEE!" Alvin kaget, ia tengok ke arah pintu benar saja di situ sudah ada Fahri, Aurel, juga Susan yang berdiri di belakang antara keduanya.
"Oh gitu Alvin" kata Fahri meledek, ia duduk di bangku nya tepat di belakang Aurel, yang lain juga menyusul.
"Gw kira Alvin cuman kulkas 1000 pintu, ternyata bisa romantis juga" kata Aurel melengkapi ledekan Fahri sebelumnya, mereka berdua ber-tos karna akhirnya bisa meledek Alvin.
"Suttt" Alvin menyuruh teman temannya agar tidak berisik karna ia liat Vira yang sedikit terusik tidurnya.
Alvin mengeluarkan earpods agar tidak mendengar ledekan temannya lagi, aslinya malu tapi pura pura biasa saja.
"Xixixi!" Fahri dan Aurel yang sekarang malah berkomunikasi lewat mata, mereka cekikikan sambil setia menatap Alvin dan Vira secara bergantian.
Lain hal dengan Susan, ada rasa tak suka di hatinya, 'liat aja, lo yang cari gara gara' batin Susan seraya meremas kesal rok bagian bawahnya.
Tak lama bel masuk pun berbunyi, semua anak kelas sudah duduk di bangku masing-masing , setelahnya guru pelajaran pertama masuk.
Aurel melirik ke samping, Vira masih setia menutup matanya, serta keringat dingin yang keluar banyak di pelipis Vira, bahkan poninya sudah sedikit basah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alvira ||Yangrinz
Dla nastolatków"Dalam hidup, setidaknya kamu akan bertemu 1 atau 2 orang yang seperti senja. Indah, tak tergapai lalu hilang." Itulah yang di rasakan Vira saat bertemu Alvin, merasa semua yang berada di dalam diri Alvin spesial, indah, hangat, dan menyenangkan Tap...