1

1K 97 2
                                    

Winan pergi ke kelasnya dengan wajah yang ditekuk. Dia masih memikirkan tentang perkataan Karina yang menuduhnya mengikuti tanggal acara gadis itu. Tapi bersyukur acaranya tidak jadi diundur, jika iya pasti sekarang dia akan mengamuk para gadis bersurai panjang itu.

"Pagi-pagi udah dibuat emosi sama tuh orang. Kalo ketemu, asli gue bejek-bejek tuh orang." Gumamnya pelan.

Sabiru sampai dikelasnya, dan langsung duduk. Rizki yang awalnya fokus bermain ponsel itu pun menoleh ketika mendengar bunyi decitan kursi yang ditarik disebelahnya. "Kenapa muka Lo kok ditekuk gitu?." Tanya Rizki.

"Gara-gara Karina, siapa lagi."

"Awas jatuh cinta Lo entar sama dia."

"Ogah, gak akan pernah."

"Gue ketawa aja sih nanti kalo bener." Winan mendengus udah perkataan Rizki itu.

Skip sore harinya

Winan sedang berada di kantin bersama Rizki, dan juga Angkasa atau sapaan akrabnya Aca. Mereka berdua adalah teman semasa SMA. Tapi hanya Angkasa yang berbeda jurusan dengan mereka berdua.

"Lo sama Karina kenapa lagi? sampek tuh anak misuh-misuh sama pacar gue?."  Tanya Angkasa.

"Masalah acara tanggal 25 nanti, ternyata itu samaan sama tanggal acaranya fisip."

"Serius? Terus gimana?."

"Ya gitu deh, dipecah lagi. Fisip di parkiran 2, Fad di parkiran 1."

"Hedeh, pantes misuh-misuh. Kalah telak dia."

"Awalnya pak Alden mau ngundurin acara Fad tapi gak bisa. Kan kita sponsor nya banyak dan ada pameran juga. Jadi gak bisa diundur."

"Oh yaudah deh good luck buat acaranya."

"Lo dateng engga entar?." Tanya Rizki pada Angkasa.

"Datang lah, masa gak datang ke acara temen sendiri."

"Haha oke deh."

Saat enak-enaknya ngobrol, ponsel Winan yang berada di meja berdering, menampilkan nama sang ayah disana. "Tumben om Sam nelfon Lo?." Tanya Rizki?

"Entah." Winan mengangkat telfon itu.

"Halo yah?."

"Halo dek, you dimana?." Tanya Ayah Samuel.

"Aku lagi di kampus yah, why?."

"Malam nya kamu ada acara engga?."

"Malam? Free sih Yah tapi ada rapat sih tapi via zoom."

"Jam berapa?."

"Jam 7."

"Gak bisa diwakilkan?."

"Bisa aja sih Yah."

"Wakilkan saja, soalnya Ayah mau ngajak kamu untuk ketemu sama seseorang."

"Penting engga Yah?."

"Penting sekali."

"Yaudah nanti adek wakilkan."

"Oke ayah tunggu di rumah."

"Oke yah." Sang ayah langsung mematikan sambungan telfonnya itu.

"Kenapa kata om sam?."

"Mau ngajak gue untuk ketemu sama seseorang."

"Jam berapa?."

"Gak tau, tapi kayaknya jam 7 deh."

"Lah jam 7 kan kita ada rapat."

"Makanya, Lo gantiin gue ya Ki. Ayah kalo udah minta A gak akan bisa di rubah lagi."

Love romance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang