16

615 41 0
                                    

Pagi harinya, Winan sudah berada di kantor, dengan beberapa berkas yang yang berada di depannya. Pandangannya tidak beralih pada apapun sampai dia mendengar ketukan pintu namun tidak sedikit pun menoleh.

"Silahkan masuk."

Seorang perempuan masuk dengan tenang "win, ada seseorang yang ingin bertemu dengan kamu." Ujar nya.

Winan mendongak lalu mengangguk "persilahkan dia masuk aja." Perempuan yang menjabat sebagai asisten nya itu mengangguk dan membuka lebar pintu itu "silahkan masuk, kak."

Seseorang yang di persilahkan masuk itu, berjalan melewati asisten pribadi Winan. Dan berjalan ke arah sofa, setelah nya Angkasa pergi sambil menutup pintunya kembali.

Winan yang melihat siapa tamunya langsung mengembangkan senyumnya dan menghamburkan tubuhnya ke dalam dekapan hangat laki-laki itu.

"I really Miss you

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"I really Miss you." Winan begitu merindukan sosok yang berada di pelukannya ini. Bagaimana tidak sudah sangat lama dia tidak bertemu dengannya.

"I Miss you too, adik kecilnya mas." Balasnya.

Mereka berpelukan selama 2 menit, laki-laki itu yang pertama melepaskan. Dia tersenyum kecil melihat bagaiman adik kecil nya yang dulu selalu merengek padanya sekarang berubah menjadi sosok yang dewasa, dan jangan lupa jika kini sudah menikah dan sebentar lagi akan menjadi Mama.

Mereka duduk di sofa dengan teh hangat yang menemani pembicaraan mereka berdua.

"Sejak kapan di indo, mas? Kok gak bilang ke adek?." Tanya Winan.

"Dari kemarin, mas sengaja gak bilang, biar suprise." Balas pemuda itu.

Winan mendelik malas tapi terkekeh juga "netap sini? Atau bakalan balik ke Bulgaria mas?."

"Mas disini cuma 1 minggu, jadi minggu depan sudah balik ke Bulgaria."

Winan mengangguk paham "kemarin mas gak datang ke pernikahan aku dengan Karina. Pokonya aku gak mau tau nanti anak ku lahir mas harus ada disini." Pinta Winan dengan nada merengek.

Kalangga terkekeh mendengar rengekan dari adik kecilnya itu. "Iya nanti mas usahain datang."

"Awas aja kalo engga datang, aku porak-porandakan Bulgaria itu." Ancam Winan.

"Emangnya berani?."

"Ya engga lah, mas." Balas Winan dengan cengengesan. Kalangga hanya merespon omongan Winan dengan menggelengkan kepalanya.

Mereka terus mengobrol hingga jam menunjukkan pukul 5 sore. Mungkin karena rindu yang sudah tak terbendung lagi, membuat keduanya larut dalam obrolan yang panjang.

Sedangkan disisi lain, Karina tengah menunggu kepulangan Winan. Ia bener-bener gelisah, karena tak biasanya Winan pulang telat begini, jika ingin telat pulang dia pasti mengabari Karina terlebih dahulu.

Love romance (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang