Dua bulan berlalu setelah Hanan meminta Niky secara baik-baik. Sejak itu, Hasbi kehilangan senyuman Sadik. Anak keduanya udah gak terlihat tenang lagi dan Hasbi memahami perasaan Sadik. Karena itu sekarang Hasbi mempertemukan semua orang yang bersangkutan. San, Sadik, Hanan, Niky dan dirinya sendiri di sebuah resto dengan ruangan yang udah Hasbi pesan sebelumnya, sangat privat dan gak akan ada gangguan apapun.
Niky juga sama gelisahnya, dia seakan tau kalo dirinya lagi dihadapkan pada pilihan yang bener-bener berat. Niky bahkan gak mau melihat siapapun, Niky cuma diem memeluk Hasbi dan nenggelamin wajahnya di perut Hasbi.
Hasbi mempersilahkan perdebatan dimulai, dan yang selalu pertama kali bersuara adalah Hanan. Hanan tetep pada pendirian bahwa dialah yang melahirkan Niky dan dia lah yang lebih banyak berhak atas Niky.
"Saya yang melahirkan Niky, saya Ibu kandungnya,"
"Kalimat yang kamu bilang berulang kali itu jadi satu-satunya senjata kamu buat mendapatkan Niky. Tapi Hanan, itu masih belum cukup," Jawab Hasbi. "Coba cari hal lain yang bisa di jadikan senjata selain dari itu,"
Hanan terdiam, seakan gak ada lagi hal lain yang menghubungkannya dengan Niky selain dari hubungan antara ibu dan anak yang dia lahirkan ke dunia.
"Apa Sadik punya banyak hal yang bisa dijadikan pertimbangan? Ibu tiri gak akan pernah punya hak banyak atas anak orang lain, betul?" Tanya Hanan.
"Sadik adalah orang pertama yang menunjukan kasih sayangnya buat Niky, orang pertama yang Niky lihat, orang yang pertama yang mengajari Niky banyak hal. Sadik adalah apa yang di inginkan Niky dimasa depannya, Sadik adalah orang yang Niky panggil Mama. Sadik adalah Mama yang selalu Niky cari dalam setiap keadaan. Niky mengenal Sadik jauh lebih baik, ketimbang kamu yang gak dikenal Niky sama sekali," Jelas Hasbi yang sukses bikin Hanan terdiam.
"Tapi saya yakin Sadik punya perasaan. Gak bisakah Sadik kasih kesempatan saya buat membesarkan Niky? Sadik punya Juin sementara saya sendirian," Lirih Hanan dengan tangisannya.
"San, kamu kepala keluarganya. Apa yang bisa kamu lakukan buat saat ini? Menyerahkan Niky buat mantan istri kamu atau mempertahankan Niky buat istri kamu?" Tanya Hasbi.
"San ayahnya Niky. San bisa bilang kalo Niky lah anak kandung San dan San juga ikut membesarkannya, dua alasan Hanan dan Sadik ada di San. Jadi San yang berhak menentukan sama siapa kemudian Niky akan tinggal. Hanan udah lewatin banyak kesulitan setelah melahirkan Niky, jadi gak ada salahnya Hanan ngambil Niky. San mempersilahkan Niky ikut Hanan,"
Hasbi bisa mengerti alasan San, Hasbi tau San orang yang berperasaan. Mereka sama-sama kepala keluarga yang gak hanya mementingkan perasaan satu pihak.
"Saya titip jaga Niky baik-baik, dia adalah cucu perempuan saya satu-satunya. Satu detik pun gak pernah luput dari kasih sayang saya dan keluarganya, jadi saya harap kamu bisa memperlakukan Niky lebih dari itu,"
Sadik nahan tangisannya, dia berdiri dan masih berusaha buat senyum. Kemudian Sadik pergi keluar buat nangisin semuanya. San membiarkannya kalah dalam mempertahankan takdirnya. Sadik lari keluar dari tempat itu, sampe kemudian tangannya ditarik seseorang dan Sadik masuk ke pelukan orang itu.
"I said it over and over again, i bilang bukan keputusan yang baik melanjutkan hubungan sama San dan bukan keputusan yang baik bawa anak mereka. Bukan karena i gak sayang sama Niky, bukan karena i gak berperasaan,"
Iya, dia Jonan yang sedari awal ada di luar, duduk sambil ngerokok cuma buat memastikan kalo Sadik baik-baik aja. Betul dugaannya, kasus ini akan berakhir menyakiti Sadik. Dan kali ini Sadik cuma bisa nangis sesegukan dipelukan adiknya.
".... Jonan, Hanan mudah banget ngambil Niky yang udah Sadik besarkan, hiks.."
"Setiap air mata pasti nyari karmanya sendiri. Ibaratnya, dia selamat kali ini tapi hatinya gak akan pernah bahagia seumur hidup," Jonan ngusap air mata di wajah Sadik, Jonan juga senyum tulus, sekedar meyakinkan Sadik kalo semuanya akan baik-baik aja.