Niky udah kembali ke tangan orang tuanya, Hanan udah kembali ke mimpi buruknya dan lagi dalam masa tahanan menuju persidangan selanjutnya. Jonan berhasil mengerjakan pekerjaannya dengan baik, menghilangkan kemungkinan terburuk yang bisa aja mengorbankan keluarga besarnya. Tapi sayangnya, resiko itu datang ke Jonan.
Hanan menaikan kembali berita pembunuhan yang dilakukan Jonan di masa lalu sebelum Hanan ditahan. Berita itu naik kembali, jadi pembicaraan hangat publik dan menyorot Jonan yang selama ini dikenal sebagai CEO dan pewaris utama keluarga Irawan yang cukup dikenal baik oleh publik, terutama di dunia bisnis. Keluarga korban bahkan kembali speak up dan datang di undangan podcast buat kembali ngasih kesaksian. Sekarang Jonan tampak buruk di mata publik, saham perusahaan turun drastis, dan banyak lagi dampaknya.
Tapi dari semua itu, yang paling Jonan pikirkan adalah Dzuko dan Achan. Ketika suatu hari mereka tau kalo Daddy mereka pembunuh, Jonan harus jelasin apa?
Sekarang Jonan cuma duduk dihalaman rumahnya, di atas rerumputan sambil liat langit malam dan ngisap sebatang rokok. Jonan capek aja rasanya, pengen istirahat tapi di rumah juga lagi perang dingin sama Yasa. Setelah perdebatan masalah Niky kemarin , hubungannya sama Yasa memburuk pun sama keluarganya. Entah Jonan yang menutup diri, atau memang mereka yang sebenernya gak support Jonan dan menganggap kalo action Jonan itu salah.
Jonan scroll artikel-artikel itu dan cuma bisa ngetawain dirinya sendiri, ada foto masa kecilnya dan foto terbarunya, sangat jelas.
"Dadddyyyy,"
Denger teriakan anak bungsunya, Jonan segera lempar sisa rokoknya sejauh mungkin. Jonan merentangkan tangannya, membiarkan Achan masuk ke pelukannya dan duduk dipangkuannya. "Kabur dek? Mommy udah tidur?" Tanya Jonan.
Achan ngangguk. "Adek sama Mas gak bisa bobo, tapi disuluh bobo telus sama Mommy. Jadinya Adek kabul, tapi Mommy udah bobo kok. Ya kan Mas?" Achan noleh ke arah rumahnya, Dzuko dateng dengan jaket tebelnya.
Dzuko duduk disamping Jonan yang langsung di dekap Jonan cukup erat. Dengan polosnya Dzuko bilang ke Jonan. "Kalo Hp bikin Daddy sedih, buang aja Dad. Daddy gak usah kerja, main aja sama Mas sama Adek,"
"You udah liat beritanya, hm?" Tanya Jonan. Jujur aja, Jonan gak mencoba buat nyembunyiin apapun dari anak-anaknya. Apalagi di usia ini, Dzuko udah ngerti main iPad dan dia bisa tau apapun dari sana.
Dzuko ngangguk. "U-hum! Mas bingung kenapa hari ini mama-mamanya temen Mas nyuruh Mas dijauhin, terus Mas dijauhin dan dibilang anak pembunuh. And then, Jijin kasih tau Mas kalo Daddy ada diberita, katanya Daddy bunuh orang," Jelasnya.
"Daddy bunuh olang kaya Kak Juin bunuh cicak!" Pekik Achan, tapi pekikannya terdengar happy di telinga Jonan, gak ada pertanyaan ataupun ketakutan.
"Mas mau jujur deh ke Daddy.."
"Apa tuh?"
"Mas buat Mommy nangis, tapi Mas siap di hukum kok. Up tembok boleh, dikurung juga boleh. Pulang sekolah Mas tanya ke Mommy karena Mas belum ngerti, tapi Mommy nangis sepanjang jalan. Mas bikin Mommy nangis dan Mas minta maaf ya Daddy,"
"It's okay boy, not your fault," Jonan senyum sambil ngusap punggung Dzuko. Jonan bener-bener merasa bersalah sekarang, karena ketakutan Jonan akhirnya terjadi. Dimana berita ini akan sangat berpengaruh ke anak-anaknya.
"Mas jadi tau kenapa Mas dihukum kalo Mas bikin kesalahan. Diluar lebih kejam, lebih sakit dari hukuman-hukuman yang dikasih Momny sama Daddy. Sekarang Mas jadi kuat, Mas gak nangis loh Dad, Mas laki-laki, Mas anaknya Daddy kan,"
"You boleh marah,"
Dzuko ketawa sambil mainin jari-jari Achan. "Mas kan gak marah sama Daddy . Daddy udah dihukum berat , kalo udah dihukum pasti udah belajar dari kesalahan dan gak akan di ulang. Mas ngerti kok, manusia semuanya begitu. Cuma kesalahannya beda-beda, kebetulan aja kesalahan Daddy terdengar buruk di telinga orang-orang,"