Karena kejadian hilangnya anak-anak, Achan di anggap nakal sama Yasa dan berakhir di kurung di ruang hukuman. Achan nangis karena ini udah mau 40 menit dirinya dikurung dengan lampu dimatiin malam-malam dan Achan takut. Tapi karena Achan nangis terus, hukumannya terus berlanjut dan Yasa bilang hukuman Achan akan berhenti ketika Achan berhenti nangis dan mau memahami kesalahannya. Padahal Achan udah berkali-kali minta maaf dan minta ampun.
Dzuko yang gak tega diem di depan pintu ruangan itu sambil terus menenangkan Achan. "Adek, jangan takut. Mas di sini kok, Mas gak kemana-mana. Adek tarik nafas dan berhenti nangisnya biar Mommy udahin hukumannya,"
Dzuko udah mohon-mohon ke Yasa, tapi Yasa kekeh sama keputusannya. Dzuko juga udah mohon-mohon ke Daddynya, tapi Jonan cuma sibuk sama laptopnya dan tampak gak peduli. Jonan kaya udah mewajarkan hal ini dan percaya sama Yasa bahwa apapun hukuman yang diberikan, pasti buat kebaikan anak-anaknya.
"Huaaaaa.. Mas Adek takut, Adek pengen kelual," Teriak Achan dari dalem sambil gebrak-gebrak pintu.
"Adek, Mas minta maaf. Mas gak bisa buka pintunya," Dzuko jadi ikut nangis karena beneran gak tega sama Achan yang nangis makin keras. Dzuko lari ke dapur, nyamperin Yasa yang lagi cuci kain lap. Dzuko kembali memohon. "Mommy, Mas aja yang gantiin Adek di hukum. Kasian Adek, masih kecil, Adek ketakutan kalo lampunya dimatiin Mom,"
"Yang buat kesalahan Mas Dzuko atau Adek?"
"Adek. Tapi kan Adek udah minta maaf. Kalo maafnya Adek gak cukup, biarin Mas aja yang dikurung di dalem, Mas kan gak akan nangis,"
Yasa jongkok dihadapan anak pertamanya. "Mommy minta maaf Mas, bukannya Mommy jahat ke Adek. Tapi kan hukuman ini biar Adek ngerti dan jera, jadi Adek gak akan mengulangi kesalahan yang sama. Nanti ketika dewasa, dunia lebih keras lagi Mas,"
Dzuko masih nangis, dia gak terima Achan dihukum. "Sebelum dewasa kan ada masa kecil dulu, masa Adek masih kecil dihukum terus nanti Adek malah banyak takutnya Mommy!" Protesnya. "Mas gak mau Adek nangis terus. Ayo keluarin Adek Mommyy, Mas mohon. Potong uang jajan mas aja gapapa, atau kurung Mas sampai pagi juga gapapa,"
"Masa Mas mau mewajarkan kenakalan Adek? Nanti Adek keenakan dong.."
"Tapi Adek udah minta maaf! Mommy jahat!"
Mungkin ini adalah pertama kalinya Dzuko ngebantah bahkan sampe bentak Yasa, dan ini karena Dzuko gak terima Achan dapet hukuman.
"Mas, berapa kali Mommy tegaskan ini entah sama Mas atau sama Adek. Try to keep these house rules! Aturan yang ada di rumah ini ya harus di ikuti,"
Dzuko nangis makin keras dan itu mengundang Jonan buat nyamperin keributan itu. "Kenapa ini kok ikut-ikutan nangis? Mas bentak Mommy?" Tanya Jonan.
"Yes Dad, Mas so sorry. But Mas cuma mau hukuman Adek selesai, Adek ketakutan kalo lampunya gelap hiks.. Daddy bantuin Mas dong,"
"Mas, meskipun gelap kan Adek cuma di ruang hukuman. It's okay boy, Adek gapapa, Adek cuma rewel aja," Jawab Jonan yang menurut Dzuko itu sama sekali gak membantu. "Sekarang up tembok, inget kan aturannya kalo Mas gak boleh bentak-bentak Mommy,"
Dzuko ngusap air matanya. "Mas mau up tembok di depan ruang hukuman aja, Mas mau nemenin Adek,"
Masih nangis, Dzuko kembali ke depan pintu dan menghadap tembok sambil ngangkat tangannya. "Adek, Mas di sini, maaf Mas barusan pipis sebentar. Adek jangan takut, Mas di sini,"
"Mas, Adek takut hantu,"
Dzuko ketawa, biar di dalem sana Achan gak nangis terus. "Adek, gak ada hantu. Gelap gak serem kok, justru kalo gelap Adek bisa cepet besar,"