"Pak Hasbi, apakah anda akan memberhentikan Jonan dalam waktu dekat ini? Mengingat terbukanya kembali kasus lama dan rumor bahwa Jonan tidak pernah dihukum atas perbuatannya,"
Hasbi tuh cuma berniat bawa cucu-cucunya ke pertunjukan lumba-lumba tapi kekantor dulu karena ada beberapa hal yang harus di urus. Hasbi beneran gak tau kalo di kantor udah banyak wartawan yang nunggu dirinya. Bukannya apa, tapi Hasbi cuma pake kaos tipis sama celana pendek toh emang niatnya bukan buat ngantor. Hasbi juga dateng sama pasukan kecil dengan Achan digendongannya.
Hunter meremat baju Hasbi karena takut, berasa diserang banyak orang dia tuh. Tapi untungnya Hunter dipegangin sama Dzuko, sementara Juin cuma senyum-senyum ke kamera para wartawan, seru aja gitu.
"Matiin flash nya, cucu i gak nyaman," Kata Hasbi dengan tegas sambil dekap Achan erat-erat. Kayanya Achan gak nyaman sama lampu flashnya, dia nenggelamin wajahnya di ceruk leher Hasbi.
"Bagaimana nasib perusahaan kedepannya pak? Siapa yang akan memimpin? Bagaimana tanggapan Pak Hasbi terkait saham yang anjlok dan satu hotel dinyatakan bangkrut?"
"Katanya Bapak menyesal mempercayakan perusahaan ke anak tiri Bapak ya? Bagaimana cerita pembunuhan itu pak? Boleh diceritakan?"
Dzuko lemes banget denger pertanyaan-pertanyaan para wartawan. Sebedar ini Dzuko udah ngertilah kalo mereka membicarakan Daddynya, bahkan ada pertanyaan yang gak enak di dengar. Apalagi Jonan udah lebih dulu ngasih tau Dzuko tentang ini.
"Bagaimana tanggapan Bapak ketika Jonan di cap sebagai pembunuh berdarah dingin?"
"Daddy bukan pembunuh!" Teriak Dzuko yang udah gak kuat lagi denger suara-suara mereka. Kemudian Dzuko berucap lirih. "Mental Daddy dibunuh duluan waktu itu,"
Seketika mereka beralih ke Dzuko, memotret Dzuko dengan banyak flash kamera dan suara-suara jepretan. Memang keterlaluan. Melihat hal itu, Juin menghalangi Dzuko dan Hunter, menggantikan wajah Dzuko dengan wajah nya.
"Senyum manis nisin wapell," Kata Juin sambil bergaya. "Juin belitakan pada hali ini bahwa Juin mau main melihat lumba-lumba. Tapi pemilsah, Juin ke pelusahaan Om Jo dulu ambil uang. Beginilah suasana di sini, lamai sekali pemilsah. Cuaca juga sangat celah sekali-"
"Kalian dari statsiun TV mana aja? Udalah besok bikin schedule interview, i juga pake baju dinas dulu. Sekarang lepasin dulu, jangan ngeshoot anak kecil woy," Ujar Hasbi tapi rupanya mereka gak terlalu peduliin Hasbi sekarang, fokus ke anak Jonan yang akan mereka beritakan juga.
Bruk!
Beberapa diantara mereka dorong Juin sampe Juin dan Hunter jatuh, Juin bahkan bisa denger Hunter nangis karena kepalanya kebentur sesuatu. Juin buru-buru bangun dan bantuin Hunter berdiri juga. "Nangis terus lagi begini juga, dasal cengeng," Omelnya.
"Hunter takut, mau pulang hiks.." Cicit Hunter. "Ayaahh~"
Merasa keadaan udah chaos banget, Hasbi pun narik Hunter dan nerobos kumpulan wartawan itu. Sayangnya, dia lupa bawa Dzuko sama Juin.
"APA MAS DZUKO KOK DITINGGAL!" Teriak Juin kesel. Karena entah kenapa Juin pun gak ngerti kenapa mereka ribut banget ngambil gambar Mas Dzuko, sedangkan Juin yang pengen di foto malah gak di lirik sama sekali.
Dzuko nangis sambil nundukin kepalanya karena matanya silau banget sama flash kamera. Melihat Mas nya nangis, Juin jadi ikut marah, dia berdiri menghalangi Dzuko dan memberanikan diri buat lempar kamera salah satu wartawan. Kamera itu pecah, dan pergerakan yang lainnya otomatis berhenti.
Belum sempet Juin kena marah, Hasbi udah dateng buat gendong Dzuko dan Juin. Gak lupa Hasbi juga manggil security jadi sekarang mereka aman.
"Perusahaan akan tetep di pimpin sama anak i yang paling kecil, yaitu Jonan. Semoga jawaban itu cukup ya, itu nanti buat ganti kerusakan temui aja manager dept keuangan di kantor, permisi,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fly Trough The Stars
Hayran KurguHidup itu keras, kalo mau empuk di presto aja 👍