Hermione menatap dengan mata terbelalak saat siluet Lucius memenuhi pintu masuk lorong.
Mata Lucius menyapu sepanjang dinding dan hinggap di tempat Hermione meringkuk. Dia menatap Hermione sejenak sebelum mulai berjalan maju perlahan. Draco muncul di samping ayahnya.
Jangan buka kedokmu. Jangan buka kedokmu, Draco. Hermione mengulangi pemikiran itu di kepalanya seperti mantra saat Lucius mendekatinya.
Lucius terasa seperti naga di kulit manusia. Dia bergerak menyusuri lorong menuju Hermione dengan langkah tidak langsung dan berliku-liku, seperti ular; seolah-olah dia menantang Hermione untuk lari.
Matanya cerah dan berkilauan saat mendekat.
"Kau ingat program repopulasi? Aku diharuskan untuk menyimpan seorang ibu pengganti. Bukankah aku sudah menyebutkan peranku sebagai ayah di masa mendatang?" Ekspresi Draco dingin tapi penuh niat saat menatap Hermione. Draco menggerakkan kepalanya pelan, seolah memperingatkan Hermione agar tidak bergerak.
"Ahh ya. Darah Lumpur yang ditulis Daily Prophet. Aku lupa dia ada di sini." Lucius berdiri hanya beberapa inci dari Hermione saat dia memandangnya. Sihir Hitam tergantung di sekeliling Lucius seperti jubah dan itu menyebabkan perut Hermione bergejolak saat tubuhnya berkeringat dingin. Hermione menekan dirinya lebih erat ke dinding.
Lucius mendorong kepala Hermione ke belakang dengan tongkatnya sampai mata Hermione bertemu dengan matanya. Pupil mata Lucius melebar; hanya ada pecahan perak yang melingkari mereka. "Seekor tikus kecil terperangkap dalam sarang ular."
Hermione merasakan jubahnya bergeser saat tangan Lucius meluncur ringan di sepanjang tubuhnya. "Apakah kau menikmatinya, Draco? Apakah keawaman menarik bagimu? Aku membayangkan setelah bertahun-tahun dilarang, pasti ada hal baru dalam menjelajahi kotoran Darah Lumpur. Itu akan menjelaskan mengapa istrimu pergi begitu jauh dari ranjang pernikahannya. Apakah mainan kecilmu membuatmu mendambakan hal-hal yang lebih baik diternakkan oleh seorang istri berdarah murni daripada dimanjakan?"
Suara Lucius menjadi mendengkur predator saat dia mendekat ke Hermione. Lucius berbau seperti kapulaga dan kulit, tapi tersamarkan oleh bau busuk darah tua yang berbau tembaga. Lidah Hermione menggumpal, dan tenggorokannya berkontraksi saat mencoba menelan.
"Mari kita lihat aset apa yang kau miliki, untuk mempertahankan putraku di Inggris sementara istrinya menghibur di Prancis."
Jangan buka kedokmu. Jangan buka kedokmu.
Hermione merasakan kancing di dadanya terlepas. Ia gemetar tanpa terasa, dan rintihan kecil hampir keluar dari dirinya, tapi ia menahannya. Matanya mencari Draco, mencoba memperingatkannya.
Draco berdiri membeku di belakang ayahnya, matanya menyala-nyala karena marah.
Jangan—jangan—jangan—
Tangan Lucius melingkari tenggorokan Hermione, dan dia tertawa pelan dan gemetar. Itu tidak singkat. Tawa itu terus berlanjut, dibanding berhenti. Setiap kali Hermione berpikir Lucius akan berhenti, Lucius melanjutkan suaranya yang rendah, tanpa henti, dan tanpa kegembiraan. Jari-jari Lucius masih melingkari leher Hermione seolah-olah dia akan mematahkannya, dan Hermione merasakan setiap getaran.
"Kenapa, Draco..." Lucius akhirnya berkata, sambil melirik dari balik bahunya. "Dia terikat padamu."
Ekspresi Draco langsung berubah menjadi seringai kejam dan sombong saat bertemu dengan tatapan Lucius. "Ya."
Draco mengulurkan tangan melewati Lucius, memegang lengan Hermione, dan menarik Hermione kuat-kuat dari genggaman ayahnya.
Draco melirik Hermione sebelum melihat kembali ke ayahnya. "Penyiksaan di masa lalu membuatnya tidak stabil dan menyebabkan hilang ingatan yang cukup parah. Pangeran Kegelapan memiliki ketertarikan khusus pada informasi yang dia yakini dimilikinya. Pangeran Kegelapan ingin dia tetap aman di sini, di manor sampai aku bisa mengekstraknya." Draco tersenyum tipis. "Hanya butuh beberapa bulan dan dia sudah cukup terikat dengan penculiknya. Hanya aku yang dia miliki di dunia ini." Draco menatap tajam ke arah Hermione dan menyeringai. "Bukankah begitu, Darah Lumpur?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Manacled
Fanfiction[Akan dihapus pada Desember 2024 dikarenakan telah naik cetak menjadi original story] Bab 61-Epilog 3.