The Blind Love;2

630 83 11
                                    

Chapter-2

Jungkook dibawa pergi oleh Yoongi setelahnya, masuk ke dalam mobil mewah dengan kacanya yang serba hitam dan anti peluru. Meninggalkan anak manis bernama Taehyung dengan segala rasa penasaran dan keingin tahuannya yang begitu sangat besar.

Tentang siapa pria tadi?

Kenapa Taehyung merasa tidak asing! Tapi ahh... ya sudahlah itu tidak penting. Lagipula jika ditelisik dari kejadian yang mengejutkan tadi, pria itu bukanlah orang biasa.

Orang biasa mana yang malam-malam lari pontang panting dengan tubuh penuh luka dan juga membawa senjata?

Ini Korea bung.... bukan America!

Abaikan saja bodoh!

Taehyung terus memaki otaknya yang tak bisa berhenti memikirkan pria yang baru saja ditemuinya. Bahkan pertemuan itu sangatlah singkat, tapi entah kenapa rasanya sungguh sangat membekas.

"Melamun apa? Lagi mikirin hal jorok ya....! Pekik Mingyu romatte Taehyung. Hidup di Korea itu sangat keras dan juga mahal, jadi jika satu ruangan kamar hanya ditempati satu kepala saja rasanya rugi. Maka dari itu Taehyung memutuskan untuk mencari roommate, dan datanglah Mingyu si pengangguran yang sukses.

Plak

Seketika Taehyung reflek memukul kepala Mingyu, seingat Taehyung, Mingyu lah yang suka menonton film biru dan berakhir dengan ber solo ria di kamar mandi, lalu kenapa malah Taehyung yang jadi tersangka sekarang?

Berdesis, Mingyu sedikit kesal dengan romatte nya yang sedikit bar-bar itu. Namun tak lama setelahnya senyum tampan dari pria yang memiliki senyum khas itupun mengembang menampakan gigi taringnya. Namun alih-alih mengerikan seperti film drakula, Mingyu malah terlihat menggoda dan mempesona.

"Untuk apa kamu datang kesini? Aku sudah bilang bisa pulang sendiri!" Taehyung melangkah menuju pintu keluar, menyentak tas slempang usangnya dan melambaikan tangannya pada si pemilik kedai ramen tempat dia bekerja.

Mingyu mengekor di belakang Taehyung dengan senyum bodohnya, dan meski dia tahu akan kena tendangan dari Taehyung, Mingyu pun masih nekad untuk merangkul rommatenya.

Ini bukan pemaksaan kehendak! Mingyu hanya senang menggoda Taehyung.

"Apa kau lupa? Kalau malam ini kita ada janji?!" Kata Mingyu sembari meringis memegangi perutnya yang kena sodok siku tangan Taehyung.

Baiklah! Sekarang Taehyung baru teringat. Besok romattenya itu akan pergi ke luar negeri yang katanya ada pekerjaan besar disana. Dan sebagai perayaan malam terakhir, Mingyu ingin menraktir nya minum sampai tepar bila perlu.

Dan disinilah mereka berakhir. Berpesta pora meski hanya ber dua menghabiskan ber botol-botol soju di salah satu kedai pinggir jalan.

Pening dan sempoyongan itulah yang Taehyung rasakan. Tapi ini bukan tentang kadar alkohol yang rendah. Melainkan tentang kembung pada perutnya yang sudah menghambiskan sepuluh botol soju.

Rasanya perut Taehyung akan meledak sebentar lagi.




.-.-.-.-.-.-.-.

Sebuah mansion mewah dengan lampu yang menyala terang benderang kini memperlihatkan dengan jelas bagaimana isi di dalamnya porak poranda seolah habis terkena badai angin topan.

Tapi kenyataannya itu adalah badai dari pria bernama Jeon Jungkook.

Luka pada tubuhnya bahkan belum terobati dengan benar, tapi rasa amarah yang meluap benar-benar telah membakar seluruh emosinya.

"Ada mata-mata di dalam organisasi kita." Rahang Jungkook mengeras dan tangannya masih saja terus mengepal. Semenjak masuk ke dalam mobil, air muka Jungkook samasekali tidak menunjukkan kelembutan sedikitpun.

Lagipula sejak kapan Jungkook pernah lembut?

Yoongi berdiri di samping Jungkook. Sama geramnya. Kekasihnya Jimin juga hampir wassalam gara-gara kejadian barusan.

"Hoseok masih terus menyelidikinya Jeon~ dan percayalah tak sampai 24 jam mata-mata itu pasti akan ditemukan beserta dengan orang yang menyuruhnya." Yoongi mencoba meyakinkan Jungkook, bahwa ada Hoseok yang bisa diandalkan disini.

Dan murkanya Jungkook saat ini tentu bukanlah hal yang dilebih-lebihkan.

Ini adalah pertama kalinya Jungkook menginjakkan kakinya di Korea Selatan tapi nyawa sudah hampir melayang. Bahkan Jimin pun masih belum sadarkan diri sampai sekarang.

"Aku akan menghabisinya sendiri, kupastikan itu!" Jungkook menatap nyalang pada seluruh pengawal yang berdiri dengan lutut gemetar. Siapapun yang berada di ruangan itu bisa saja menjadi tersangka. Dan siapapun yang menjadi tersangkanya nanti, jangan harap untuk bisa selamat.

Tumbuh besar dalam dunia yang keras mengajarkan Jungkook untuk tidak mengenal apa itu berbelas kasihan. Karena bertindak kejam adalah satu-satunya tameng untuk tetap bisa bertahan hidup di dunia yang dimana lawan rasa kawan adalah hal yang sudah lumrah.

Yoongi menekan earpice yang terselip di telinganya dan otomatis tersambung pada pemanggil di seberang sana.

24 jam!

Tidak!

Hoseok tak butuh waktu selama itu hanya untuk membersihkan sampah. Ini bukanlah pekerjaan sulit, dan pada pukul 3 dini hari laporan akurat tentang mata-mata itupun sudah biasa dia laporkan tanpa ada kesalahan sedikitpun.

"Apa yang harus kita lakukan Jeon~?" Yoongi sudah siap mendapatkan perintah. Tapi senyum Jungkook yang kelewat santai menandakan hal lain.

"Jangan buru-buru Yoon.... aku mau bermain dulu!" Lagi, Jungkook tersenyum. Tapi kali ini senyuman itu terlihat mengerikan.

Jungkook telah berganti baju bersih, dan luka-luka pada tubuhnya juga sudah berbalut perban dengan sangat rapi. Dokter pribadi Jungkook tak kalah hebatnya dengan dokter ternama di rumah sakit besar.

"Siapkan saja mobilku. Aku akan membereskan sampah itu sendiri." Kata Jungkook pada Yoongi yang langsung mendapatkan protes dan penolakan keras. Jungkook berniat akan pergi sendiri ke tempat mata-mata sialan itu tinggal, dan Yoongi bukanlah partner gila yang akan membiarkan itu. Jungkook nyaris mati sesaat lalu, jadi Yoongi tak akan membiarkan Jungkook menggunakan ide konyolnya kali ini.

"Patuhi saja perintahku Yoon!" Bentak Jungkook. Dan jika sudah seperti ini Yoongi pun tak bisa melawan.

"Aku bisa mengurus diriku sendiri, dan aku tidak akan berakhir bodoh seperti tadi lagi."

Tak ada adu argument lagi setelah itu, Jungkook segera pergi melesat tak lama setelah mobilnya yang lain disiapkan dan juga beberapa senjata yang terselip di dalam baju dan celananya. Dimana ketika orang lain tengah tertidur lelap dengan mata yang terpejam damai. Namun Jungkook membuka matanya lebar-lebar dan siap membukakan pintu maut untuk seseorang disana yang tampaknya sudah tak sadarkan diri sebab terlalu banyak minum.

Taehyung merasa seperti ada yang memukuli kepalanya dengan palu. Pening pada kepalanya tidak seperti rasa sakit ketika dirinya sedang mabuk seperti biasanya. Taehyung merasa bukan soju yang dia minum bersama dengan Mingyu sesaat lalu, melainkan racun berlabel soju.

"Ini benar-benar membuatku gila! Rasanya aku ingin mati saja! Arghhh~" Taehyung terus mengerang. Rasa sakit pada kepalanya membuatnya sangat tak berdaya. Bahkan ketika perutnya sudah dikuras habis, rasa pening pada kepalanya pun belum menghilang juga. Dan yang menghilang sekarang malahan si Mingyu sialan itu.

Dasar tidak bertanggung jawab!

Dan di tengah-tengah rasa ingin mati yang sudah menggebu-gebu itu, pintu kamar apartemen Taehyung ada yang mengetuk dan memperlihatkan malaikat kematian yang sangat tampan ketika Taehyung berhasil memutar knop dengan tangan gemetarnya dan membukakan pintu yang mempunyai warna putih usang sebab catnya yang sudah memudar.

"Taehyung?"

"Iya... aku Taehyung. Apakah ini panggilan dari malaikat pencabut nyawa?" Racau Taehyung sebelum akhirnya jatuh lunglai di pelukan Jeon Jungkook yang masih berdiri kaku di ambang pintu apartemen milik Taehyung.







Hallo....

Double up kayaknya seru nih....

THE BLIND LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang