Chapter 16: A Little Truth.

4 3 2
                                    

*12:35.
  Matahari masih berada di tengah-tengah langit biru yang cerah dengan awan-awan putih indah bagaikan permen kapas yang mengapung di udara, suasana yang hangat nan nyaman membuat dunia terasa sangat damai dengan sejuknya angin dan merdunya suara burung-burung berkicauan. Di stadion sekolah SMA Sakura no Hanabira yang sungguh megah terlihat seorang murid laki-laki berambut hitam yang mengenakan seragam sekolah berwarna abu-abu secara rapih sedang berbicara bersama seorang murid laki-laki berambut coklat yang mengenakan seragam secara tidak rapih, mereka berdua sedang berbicara di bagian bangku penonton dalam stadion.
  Kageno Kazudo sedang mengungkapkan semuanya masalahnya dengan Yukibara Sayaka tentang seseorang tanpa alasan jelas menuduh Kazudo telah melakukan tindakan pelecehan seksual terhadap seorang gadis idol tersebut, Yogan yang secara langsung mendengarkan semua kebenarannya dibuat shock tak percaya dengan apa yang baru saja ia ketahui. Yogan benar-benar kehilangan pikirannya oleh rasa kebingungan yang menyelimuti kepalanya dengan banyaknya pertanyaan yang tidak bisa dikeluarkan secara lisan, tetapi hatinya dipenuhi oleh rasa kepercayaan tinggi terhadap Kazudo yang memilih untuk mengungkapkan semuanya meskipun ia merupakan pemenang pertarungan dengan taruhan sebelumnya.

"Aku benar-benar tidak menyangka bahwa seorang gadis idol terkenal bisa jatuh cinta kepada seorang lelaki biasa sepertimu. Itu sangat tidak biasa." ucap Yogan secara berat dengan wajah yang terlihat kebingungan dan tak percaya.

"*menghela* Begitupula dengan diriku." balas Kazudo secara tenang dengan nada rendah dan wajah datar.

  Yogan tidak bisa berkata apapun tentang pengungkapan yang baru saja ia dengar secara langsung dari mulut Kazudo, tetapi hatinya menjadi sangat membara oleh api determinasi yang mendorongnya untuk membantu temannya yang sedang mengalami kesulitan saat ini. Karena Kazudo telah mempercayai Yogan sebagai seseorang yang sangat berharga untuk dirinya, alasan tersebut membuat tali hubungan Yogan saling terikat lebih erat dengan Kazudo yang sudah menganggapnya sebagai sahabat. Yogan bersumpah untuk sebisanya melindungi Kazudo dan orang yang paling ia sayangi, yaitu adiknya yang bernama Kageno Kazumi bersama dengan teman-temanya supaya keharmonisan dan kedamaian mereka tidak terhancurkan oleh sesuatu yang akan mendatang dikemudian hari.

"Aku akan membantumu mencari dalang dibalik semua ini." ungkap Yogan secara bersemangat dengan senyuman lebar di bibirnya.

"Aku tidak ingin merepotkan siapapun." ucap Kazudo secara dingin dengan wajah datar.

"Tidak apa-apa, kawan! Aku tidak keberatan dengan hal ini dan akan selalu memdukung- *keroncongan* tetapi pertama-tama... mari kita pergi ke kantin. Aku sudah sangat lapar." ucap Yogan pembicaraan seriusnya terpotong oleh rasa lapar di perutnya dengan wajah yang tersenyum secara awkward.

  Yogan langsung berdiri dari tempat duduknya dengan disusul oleh Kazudo yang mengikuti Yogan, kemudian mereka berdua mulai berjalan menuruni anak tangga untuk menuju tempat keluar dari wilayah bangku penonton. Setelah keluar dari bangunan megah tersebut, mereka meneruskan perjalanannya ke dalam bangunan sekolah sambil mengobrol santai dengan Yogan yang selalu bertanya kepada Kazudo tentang pertarungan tadi. Yogan kelihatannya sangat terkagum terhadap kekuatan es Kazudo yang digunakan secara kreatif dengan pemikiran strategis yang Kazudo miliki dalam pertarungan tersebut, Kazudo hanya bisa terdiam tanpa mengeluarkan kata-kata maupun ekspresi terhadap Yogan yang tak berhenti menceritakan ulang tentang kejadiannya dan melebih-lebihkan dirinya sendiri ataupun Kazudo.
  Meskipun sikap Yogan saat bertarung sangat sombong dan selalu bermain-main, Kazudo menemukan hal itu menarik dan menyenangkan untuk dijadikan sebagai keunikan dari dalam diri Yogan yang bagi Kazudo belum pernah ia mengenal seseorang yang seperti dirinya. Didalam hatinya, Kazudo bersyukur dan merasa beruntung karena telah berteman dengan Yamaki Yogan.

*12:40.
  Sementara itu di kantin sekolah yang terlihat sudah menjadi sepi. Kazumi, Ryuko, Hinami kelihatannya sedang saling mengobrol riang dengan senyuman di setiap wajah mereka bertiga. Hebiku dan Hajime yang berada disisi lain meja hanya bisa duduk diam dan melihat para gadis yang sedang berkomunikasi secara asik tentang sesuatu yang disukai oleh selera para wanita muda, untuk Hebiku terlihat ia sedang menikmati dirinya sendiri membaca buku pengetahuan ringan tentang obat-obatan tradisional, sedangkan Hajime hanya terdiam dan menunggu Hinami selesai dengan waktu asiknya bersama gadis-gadis dari kelasnya.

Anguish Demon [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang