12. C E M B U R U ?

127 23 52
                                    

Annyeong 👋

Seperti biasa sebelum mulai membaca Vote dan komen di setiap paragraf !!!

"Happy Reading"

***

Malam ini semua inti AZGD2 berkumpul di markas. Aksa dan Zayyan sekarang sedang sibuk dengan tugas matematika yang ada dihadapannya, sedangkan Davin dan Gibran mereka malah sibuk berkirim pesan dengan pacar mereka.

"Ih kok Ara malah di read nya aja sih?" Ujar Gibran, sebenarnya Nara/Ara itu bukan pacarnya Gibran, tapi mereka masih HTS doain aja supaya bisa jadian.

"Hahaha mampus Lo, itu mangkanya jangan terlalu suka sama yang beda agama!" Seru Davin meledek Gibran.

"Cinta beda agama gak ngaruh kali ya?" Tanya Gibran.

Davin memukul kepala Gibran " ya ngaruh lah, orang kalian beda keyakinan. Emang mau kalian mengkhianati tuhan kalian masing-masing? Bego banget jadi orang."

"Ya enggak harus mukul gue kayak gini juga, njir". Gibran membalas pukulan yang diberikan oleh Davin tadi.

Devan yang baru datang dengan buku-buku fisika disambut dengan keributan yang diciptakan oleh kedua buaya darat kakap itu.

Daripada pusing melihat keributan itu, Devan memilih untuk ikut bergabung bersama Aksa dan Zayyan yang sedang asik belajar dengan tenang walaupun didepan mereka ada dua ekor buaya darat yang sedang berantem adu pukul.

"Baru datang, kemana aja lo batu jahanam?" Tanya Gibran yang menyadari kehadiran Devan.

"Foto copy," jawab Devan singkat, padat dan jelas. Biasalah namanya juga batu.

"Ngapain lo ke fotocopy?" Pertanyaan aneh yang keluar dari mulut Davin, kembarannya Devan.

"Print foto cewek," ketus Zayyan.

"Gila ternyata lo suka cewek juga, gue sangka selama ini lo gay sama Aksa. Secara kan kalian berdua gak suka cewek," ungkap Gibran, karena selama ini Aksa dan Devan sejarah dekat/ suka sama cewek.

"Gue masih normal," ujar Aksa memukul muka Gibran menggunakan bantal sofa.

"Gue juga." Sambung Devan yang sedang membaca buku fisika.

"Yaelah kan gue sangka doang," jawab Gibran

"Prasangka lo itu aneh tau gak?!" Seru Aksa.

"Enggak," lontar Gibran.

Davin yang mendengar keributan itu seketika menjadi pusing, ia pun memukul meja yang ada dideoannya. "Aelah, gitu aja diributin. Mending bantuin gue nih ngerjain tugas Matematika dari Bu Maryam, susah amat. Heran gue sama ibu tu, udah tua, gak takut dosa apa kasih soal sesusah ini ke anak-anak muridnya?" Sosor Davin diantara keributan Gibran, Aksa dan Devan yang membahas tentang gay.

"Lu kayak gak tau Bu Maryam aja," cibir Gibran.

"Tau kok gue, Bu Maryam Sismawati S.Pd seorang guru matematika tertua di AGRESS INTERNASIONAL SCHOOL yang berumur 59 tahun. Hobinya menyiksa anak muridnya dengan soal-soal matematika yang menguras otak dan selalu setia membawa penggaris panjang mematikannya itu," ungkap Davin menjelaskan seorang Bu Maryam dengan detail.

Zayyan memijit pelipisnya mendengar penjelasan yang dilontarkan oleh Davin. "Jadi malah bahas identitas Bu Maryam, gak ada niatan mau kerjain nih soal apa? Ntar kena hukum sama Bu Maryam baru tau rasa!".

Gibran dan Davin memilih untuk diam dan menyalin jawaban Zayyan ke buku tulis matematika mereka. Biasalah, kerjaan dua buaya darat memang gitu. Baginya 'ngapain pusing-pusing mencari jawaban? kalau punya teman pintar, ya tinggal salin jawabannya. Beres...'

HIDDEN LOVE ECASA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang