Sebelum mulai membaca seperti biasa Vote dan jangan lupa tinggalkan komen di setiap paragraf nya:)
.
.
.Happy reading
.
.
.©©©
Setelah seminggu melakukan MOS, kini tiba saatnya mereka belajar seperti biasa. Semua murid telah ditentukan kelasnya masing-masing. Tak disangka, ternyata Vana dan Eca satu kelas.
Hari ini adalah hari Senin, hari dimana yang paling tidak disukai oleh Eca. Gimana tidak? Hari ini setelah upacara selesai, kelas pertama mereka diisi oleh jam pelajaran matematika. Sudahlah pusing karena panas-panasan saat upacara, ditambah lagi harus belajar matematika selama 3 jam. Oh no!!!
"Pagi anak-anak," sapa Guru matematika yang bernama Bu Maryam. Jangan ditanya bagaimana orangnya, sudah pasti ibu itu sudah tua karena sudah berumur 59 tahun, 1 tahun lagi Bu Maryam akan pensiun. Tetapi, walaupun usianya sudah tua jangan main-main dengannya. Bu Maryam orang yang terkenal tegas dan ganas, jangan sampai kalian kena pukul pakai penggaris panjang yang selalu ibu itu bawa.
"PAGI BUUU...."
"Selamat datang di sekolah AGRESS INTERNASIONAL SCHOOL. Setelah seminggu kalian melakukan kegiatan MOS, dan akhirnya pada hari ini kalian bisa mengikuti pelajaran seperti biasa. Saya tau kalian semua anak yang berbakat dan berprestasi sehingga kalian bisa masuk kedalam sekolah ternama ini. Saya harap kerjasama dari kalian semuanya," ujar Bu Maryam memberikan selamat.
"Berbakat sih berbakat, tapi kalau pelajaran matematika mah gak berbakat," cibir Eca dengan suara yang pelan. Walaupun begitu Vana yang duduk disampingnya masih bisa mendengar dengan jelas.
"Tenang, kan ada gue... Gue itu Ratu matematika asal lo tau," ujar Vana membanggakan dirinya.
Tapi yang diucapkan Vana memang benar, Vana menuruni bakat matematika dari abangnya. Dia selalu menjuarai olimpiade matematika dari SD sampai sekarang. Dejavu Ratu matematika.
"Iye lah tuh..." Eca menenggelamkan wajahnya di atas lipatan tangannya yang ia lipat diatas meja. Kebiasaan Eca, setiap pelajaran matematika dia memilih untuk tidur daripada harus mendengarkan penjelasan gurunya. Baginya 'percuma aja didengerin kalo bego, tetap aja enggak bisa'.
"SEKARANG KALIAN BUKA BUKU PAKET HALAMAN 4, TENTANG TRIPEL PYTHAGORAS. KALIAN PELAJARI DULU BARU SAYA AKAN MENJELASKAN!!!" perintah Bu Maryam sambil memukul papan tulis menggunakan penggaris kematiannya itu.
"Ca, bangun Ca !!! Itu Bu Maryam nyuruh kita buat buka buku paket," desis Vana ditelinga Eca sambil mengguncangkan tubuh Eca.
"Ih apaan sih Van, Eca ngantuk ."
"Tapi, kita disuruh pelajari tentang tripel Phytagoras Ca."
"Yaudah pelajarin aja, Eca males. Pasti nanti bakal ketemu x+y lagi. Bosen tau gak x+y mulu," cibir Eca. Dia tau persis gimana matematika, pasti tidak lepas dari rumus x+y. Dari dulu sampai sekarang rumus x+y itu tidak pernah musnah.
"Ya juga namanya matematika, emang lo maunya ketemu apa? 1+1? Mending Lo balik aja ke TK Sono," geram Vana yang sudah terlanjur emosi dengan Eca.
"Kalau diizinin sih Eca lebih milih balik ke TK lagi. Disana enak, bisa belajar sambil main, bisa main ayunan, seluncur_"
"Udah-udah!! Mending lo lanjut aja tidur sana!!!" Seru Vana.
Dari pada ambil pusing, lebih baik Vana mempelajari materi tersebut. Biarkan lah saja si Eca itu tidur, semoga saja ketahuan Bu Maryam supaya tu anak kena hukum.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN LOVE ECASA
Fiksi RemajaKisah seorang lelaki remaja yang tampan dan memiliki sifat sangat cuek. Dia adalah Ketua dari geng AZGD2. Dia sangat mencintai matematika baginya "lebih baik menyukai rumus dibandingkan menyukai seseorang yang belum tentu ditakdirkan untuk kita". H...