Bab 07 - Dirty Blood

17 13 1
                                    

+┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ°

"Haish! Menyebalkan sekali harus kembali tinggal serumah dengan pembunuh sepertimu. Cepatlah lulus sekolah dan pergilah dari rumahku!"

Seperti yang wanita itu katakan, Wumuti begitu serius belajar agar dirinya cepat lulus dan keluar dari rumah bak neraka tersebut. Tetapi berbeda dengan kedua orang tuanya yang cerdas hingga mendapatkan beasiswa, Wumuti justru begitu bodoh hingga beberapa kali tidak naik kelas di SMP sebanyak 2x, dan ketika SMA kelas 2 dia kembali tidak naik kelas.

"Pembawa sial! Pembunuh! Bisanya menyusahkan saja! Kenapa kau tidak mati saja agar meringankan beban hidupku!"

Senna melempari Wumuti dengan apa pun yang bisa dilemparnya ketika putranya itu baru saja pulang sekolah.

"Seharusnya kau aku gugurkan saja waktu itu!" Senna membanting pintu di depan wajah Wumuti langsung, pemuda yang hari ini berulang tahun yang ke-19 itu bahkan hanya menatap pintu dengan ekspresi datar.

Terkadang Wumuti berkhayal kalau orang tuanya mendapatkan kesulitan seperti dirampok atau apalah itu, lalu dengan gagah beraninya dia melawan para penjahat itu dan menyelamatkan keluarganya.

Lalu mereka yang terharu memaafkan semua dosanya dan mereka pun hidup bahagia layaknya keluarga utuh pada umumnya. Namun faktanya, alih-alih melawan perampok, Wumuti bahkan menjadi bahan bulan-bulanan di sekolah oleh para siswa lainnya. Bukan sekali dua kali Wumuti pulang dalam keadaan babak belur, tetapi orang tuanya sendiri justru melabelinya anak nakal tak tahu diri.

"Masih belum sadar juga, ya, rupanya?"

Kerah leher Wumuti ditarik paksa, tinju melayang diwajahnya yang masih lebam-lebam tanpa berani menghindar.

"Kau ini sampah atau kotoran? Beraninya memanfaatkan para gadis untuk membelikanmu macam-macam? Kau bahkan memanfaatkan pacarku Jennie yang mengagumi ketampananmu? Cuih!"

Harry, teman sekolahnya di SMP, anak yang lebih muda darinya sebenarnya, bersama teman-teman gengnya menarik Wumuti pergi ke gang sempit dan menghajarnya.

"Ini peringatan terakhir, sekali lagi aku memergokimu memanfaatkan gadis-gadis, kita bikin cacat kau!"

Wumuti dilempar ke tembok, tubuhnya langsung ambruk tak berdaya dengan darah dihidung dan pelipisnya. Mereka melewati tubuh Wumuti yang terkapar sambil meludahi wajahnya.

"Sampah, menjijikkan!"

Hujan deras kembali mengguyur, sementara Wumuti belum juga beranjak dari gang sempit nan kumuh tersebut. Pemuda dengan wajah khas Uighur itu menangis tersedu meratapi nasib nelangsanya.

Apa yang Harry katakan benar, dia memanfaatkan para gadis yang mengagumi ketampanannya untuk mendapatkan apa yang dia mau, tetapi itu hanya sekadar mendapatkan makanan enak, baju murah yang layak, dan buku-buku bekas untuk belajar.

Karena di rumah Wumuti hanya mendapatkan nasi kering dan lauk sisa yang terkadang sudah basi, sementara baju-bajunya sudah tak layak pakai, kebanyakan lusuh dan kekecilan. Uang dari kerja sambilan di stasiun radio setiap akhir pekan, selalu dirampas oleh ayahnya untuk membeli minuman keras.

Hari itu Wumuti pulang setengah tujuh malam dengan hujan yang belum berhenti mengguyur, namun lagi-lagi dia tak mendapatkan pintu masuk, dia dikunci di luar rumah sendirian padahal mereka tahu Wumuti sudah pulang.

Jadi malam itu Wumuti tidur di dalam kandang anjingnya sementara anjing yang berjenis Doberman dewasa bernama Ouou itu dia keluarkan.

EXCHANGE WORLD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang