Bab 19 - Cruel Fate

8 3 0
                                    

+┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ°

Sore hari, mungkin sekitar pukul empat sore, persidangan orang tua mereka selesai, kamu pergi lebih dulu bersama orang tuamu.

Membuat bibir Zihao melengkung ke bawah; kecewa. Awalnya dia pikir, dia dan kamu itu senasib, tetapi sayangnya keluargamy adalah keluarga yang harmonis, sangat jauh berbanding terbalik dengan dirinya.

Kekesalan itu semakin terpancar ketika ibunya menggandengnya untuk pulang, sementara ayahnya melewatinya begitu saja, bahkan tanpa sudi memandang darah dagingnya sendiri. Itu adalah pertemuan terakhir sepasang ayah dan anak laki-lakinya.

"Kau benar akan balas dendam dengan Y/n, Zihao?" tanya Jun, temanmu dan Zihao yang juga ikut bermain di taman tadi.

"Tentu saja, aku dendam padanya!" jawab Zihao mantap sambil menyingkap lengan bajunya.

Jun menepuk pundak Zihao, seakan memberi semangat. "Jangan berlebihan."

"Aku tahu."

Setelah membersihkan dirinya di sauna, Zihao bergegas pulang lebih dulu, meninggalkan teman-temannya yang lain, sesegera mungkin menemui sang ibu sebelum lewat dari jam main yang sudah wanita 40-an itu tetapkan.

Rumahnya denganmu hanya berselang sekitar 10 langkah, sangkat dekat sebagai sesama tetangga untuk saling mengunjungi.

"Kau mengikutiku?"

"Aku tengah berjalan ke rumahku sendiri!"

"Pembohong!" Kamu menunjuk kaki Sihao, sementara laki-laki berparas dingin itu melihat ke arah telunjukmu. "Kau terlewat 3 langkah dari rumahmu sendiri!"

"Gila! Padahal cuma beberapa langkah saja."

Hujan mulai mereda, tergantikan rintik dan jalanan yang bejek, begitu pun dengan pertengkaran keduanya yang ikut mereda. Masing-masing masuk ke dalam rumah, kamu yang langsung disambut oleh anjing pudel hitam dan Zihai yang langsung disambut dengan tangan halus sang ibunda yang mendarat dipipinya hingga memar.

Suaranya begitu keras hingga membuatmu yang berada di ruang tengah mampu mendengarnya. Jantungmu seketika terasa berat memompa, tubuhmu kaku, dan otakmu seakan mendidih. Yang selanjutnya kamu dengar hanyalah barang pecah dan pekikan lirih yang sengaja Zihao tahan-tahan.

"Nety, mainnya udahan dulu, ya," bisikmu sebelum akhirnya bergegas naik ke lantai atas di mana kamarmu terletak diiringi suara gonggongan sang anjing yang tak rela ditinggal pergi dan berakhir mengikutimu.

Kamar itu berhadapan langsung dengan kamar yang Zihao tempati, sehingga terkadang keduanya saling membuka jendela dan mengobrol ditengah malam.

Namun hingga hampir menjelang pagi, Zihao tak ada tanda-tanda membuka jendela seberapa banyak pun kamu memberi laki-laki itu kode. Ketika tiba-tiba pintu kamarmu terbuka, jam sudah menunjukkan pukul setengah 7 pagi dan ayahmu heran mengapa putri kecilnya itu belum turun juga.

Kamu berusaha membuka mata, kamu ketiduran subuh tadi dan kamar itu masih tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

Apa yang sebenarnya terjadi pada Zihao? Ini bukan yang pertama kali dia bersikap aneh.

Di sekolah, Kamu menunggu laki-laki itu di depan gerbang hingga hampir jam pelajaran. Tetapi yang kamu dapatkan hanyalah kekecewaan.

Mata pelajaran kedua, seorang laki-laki yang sekelas dengan Zihao menghampirimu dan bertanya apakah dia sudah dikerjai oleh Zihao? Dari situ kamu tahu bahwa Zihao akhirnya datang ke sekolah dan kamu langsung berlari meninggalkan kelas menuju kelas Zihao yang berada di lantai 3.

"Mau mati!"

Zihao yang tengah bercengkerama dengan teman-teman laki-lakinya di kelas seketika menoleh kala seorang gadis lengkap dengan seragam murid laki-laki berjalan menghampiri mejanya dengan raut kesal.

EXCHANGE WORLD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang