Bab 16 - You and Him

6 1 0
                                    

+┉┉┅┄┄┈•◦ೋ•◦❥•◦ೋ°

Kalau kau diberikan satu pilihan antara hidup abadi dengan perasaan hamba atau hidup bahagia sepanjang usiamu yang pendek, mana yang akan kau pilih?

"Y/n! Serius kau memilih baju biasa-biasa saja ini? Apa tidak terlalu murahan?"

Wang Zihao yang tengah menyetir beberapa kali sempat melirik sang kekasih yang saat ini tengah duduk di kursi di sampingnya. Mereka masih membahas tentang baju pernikahan mereka ketika jalan tol itu mulai terjebak macet.

"Hei, kau tidak perlu sungkan untuk membeli baju termahal untuk hari spesial kita, okay."

Zihao coba merayu calon istrinya yang saat ini wajah manisnya tengah ditekuk dengan tangan bersedekap.

"Ish. Bahasamu kentara sekali meremehkan selera busanaku!" protesmu balik, agak sedikit salah tangkap dengan apa yang calon suamimu itu maksud. "Lagian tidak perlu membeli baju mahal-mahal hanya untuk sekali pakai kan, meski pun itu adalah hari bersejarah sekali pun. Uangmu itu bisa kita tabung untuk kebutuhan lain yang lebih penting, Zi!"

Setelah puas mengomeli Zihao, kamu kembali memasang wajah kesalnya dan terus menatap lurus ke depan.

Laki-laki itu mengusap surai kecokelatanmu dengan lembut. "Iya-iya, terserah kau Y/n, saja asal kan kau bahagia."

"Terdengar seperti lirik lagu," kamu menyempulkan sendiri. "Ah, aku jadi ingin menyanyikannya di pesta pernikahan kita nanti dengan iringan gitar akustik."

"Omong-omong," ucap Zihao tiba-tiba ketika dia mulai mematikan mesin mobil, menunggu hingga kemacetan yang terjadi di tengah hujan salju ini berkurang, laki-laki itu memutar pinggangnya menghadap padamu yang juga tengah menunggunya bicara. "Bagaimana dengan masa training-mu di agensi sialan itu? Maksudku, aku tahu kau begitu ingin menjadi seorang superstar, tetapi waktu yang kau gunakan untuk debut terlalu lama, dan sekarang kau malah ... melamarku?"

Wajah Wang Zihao berkerut serius, mereka sudah terlalu lama menunda membicarakan ini sementara hari pernikahan kalian semakin dekat.

Kamu menyandarkan kepalamu dengan mengunakan kedua tanganmu sebagai bantalan.

"Zihao kau membuat dirimu sendiri terlihat payah dengan berulang kali mengatakan aku lah yang melamarmu," gerutumu dan Zihao berdeham tidak peduli. "Beberapa hari lagi aku genap 25 tahun, apakah kau pikir aku masih memiliki kesempatan untuk debut sementara trainee-trainee lain bahkan baru berusia belasan tahun?"

Kamu menoleh pada Zihao dengan tatapan sedih.

"Aku pikir tidak ada lagi kesempatan untukku, kecuali debut solo, dan aku tidak yakin aku akan bisa melakukannya aku bahkan yakin agensi itu tidak akan memberikanku kesempatan emas itu," kamu menjeda ucapanmu, pandanganmu menerawang ke depan, "jadi aku pikir aku akan memulai karirku sebagai ibu rumah tangga saja dengan kau sebagai kepala keluarganya. Lagi pula jika begini kita akan memiliki lebih banyak waktu berdua dan kamu tidak perlu melakukan hal-hal bodoh seperti dulu lagi."

Kamu menatap Zihao dengan mata berbinar dan senyum mengembang hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya.

Wang Zihao tersenyum simpul. "Yah, jika itu adalah keputusanmu, aku bisa apa selain menuruti ratuku ini?" Laki-laki itu menoel dagumu gemas. "Sampaikan salamku pada teman-temanmu itu nanti, ya."

"Iya, kalau tidak lupa." Kamu memeriksa ponselmu.

Rencananya setelah memilih gaun pernikahan kalian yang berjumlah 2 setel dibutik yang sama dengan yang kakakmu gunakan untuk pernikahannya, kamu ingin menemui teman-temanmu di agensi sebelum kamu resmi hengkang, kalian sepakat untuk menonton sepak bola di stadion.

EXCHANGE WORLD ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang