JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Sudah seminggu gue nggak ada agenda merayu Om Ganteng. Selain gue lagi sibuk ujian, gue juga nggak bisa nginap di unitnya Kezia. Dia lagi berduaan sama Ayen. Nggak perlu ditanya kenapa mereka berduaan, gue juga bingung.
Selama seminggu ini juga rasanya gue nggak ada semangat. Nggak ngeliat mukanya si Om ternyata berpengaruh besar pada tingkat semangat dalam menjalani hidup. Kan si Om adalah hidupnya gue. Weitss.. bisa aja gue gombalnya.
Hari ini juga ada teman gue yang mengajak ke club malam. Sebenarnya gue bukan tipe anak yang sering keluar masuk club. Tapi entah mengapa malam ini gue mengiyakan ajakan teman gue.
"Lo join kan Bel?" Tanya Lizzie, teman gue.
"Iya Lizzie bawel."
Bukan hanya gue dan Lizzie saja yang pergi, tapi ada beberapa teman gue yang lain juga. Malam ini kita memang berniat merayakan selesainya minggu ujian. Setelah berkutat dengan buku-buku dan angka-angka yang bikin otak mumet, malam ini kita senang-senang dulu.
Andalan gue kalau memesan minuman adalah Margarita. Gue suka sensasi asin dan manis, perpaduan unik yang membuat gue jadi lebih segar. "Biasa ya Bil." Seru gue pada Billy, bartender langganan gue.
Sambil menunggu, gue memutuskan untuk turun ke lantai dansa bersama dengan teman-teman gue yang lain. Malam ini lebih ramai dari biasanya, maklum saja, DJ yang main adalah salah satu DJ terkenal.
Kepala gue udah mulai keliyengan. Bagaimana tidak, sebelum gue memesan margarita, gue sempat icip-icip minuman lain. Kata Jordan minumannya mengandung sedikit alkohol. Tak heran gue merasa sudah mulai pusing. Oleh sebab itu, gue memilih untuk kembali ke tempat semula, bertemu Billy untuk mengambil minuman gue.
"Punya lo yang kanan Bel. Jangan minum yang kiri, itu buat ceweknya Jordan." Ucap Billy diakhiri dengan kerlingan mata.
Jordan adalah teman gue yang dikenal buaya darat. Pacarnya sana sini, buanyak banget. Sering gonta ganti. Tapi, herannya dia punya satu cewek yang nggak bakalan dia lepas, yakni Sarah. Anak kedokteran yang katanya dijodohin sama Jordan. Mau gonta ganti pacar atau gimanapun, tetap aja Jordan selalu sama Sarah. Duh, gue pusing sama mikirin hubungan orang. Mending gue minum dulu. Segera saja gue menegak margarita yang udah dipesan tadi.
"Segerrr..." gue berdecak puas.
Entah beberapa menit kemudian, gue merasa ada yang aneh. Kepala gue semakin pusing, dan tubuh gue terasa... panas. Gue mencoba mencari teman-teman gue. Namun, semakin gue berusaha mengedarkan pandangan, semakin gue merasa pusing.
"Syabel." Gue merasa tidak asing dengan suara itu. Seperti suaranya si Ganteng. Tapi nggak mungkin Om Ganteng ada di sini kan?
"Ayok pulang." Tubuh gue direngkuh oleh seseorang.
Apa ini efek pusing? Soalnya gue melihat ada si Ganteng di samping gue. Dia merengkuh tubuh gue, mengajak gue untuk berdiri. "Om Ganteng?"
"Ayok pulang." Ulangnya lagi.
"Nggak mau pulang sama kamu. Kamu pasti ngaku-ngaku Om Gantengnya aku kan? Kalau aku diculik sama kamu gimana? Ih dasar orang jahat!" Gue menghempaskan tangannya. Mencoba menghindar, gue pun berdiri. Akan tetapi.. "Akkhh.." kepala gue yang pusing membuat gue kesusahan untuk melangkah. Untungnya dengan sigap pria di sebelah gue menahan pinggang gue agar tidak terjatuh.
"Jangan banyak tingkah." Tegasnya. Lalu dalam sekali hentakan tubuh gue diangkatnya. Spontan saja tangan gue melingkar di lehernya. Gue digendong ala bridal style.
KAMU SEDANG MEMBACA
Into You
Romance🔞 "Mau nikah sama om-om kaya raya aja, biar hidup gue terjamin."