4. Sudut Pandang Ardi

3K 54 12
                                    

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN, FOLLOW !!
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

guys plis komen dong, biar gue semangat updatenya


Selama hampir 2 bulan terakhir kehidupan Ardi selalu diganggu oleh teman tetangga unit apartementnya. Setiap hari selalu ada saja sikap ajaib gadis tersebut yang membuatnya geleng-geleng kepala. Ardi tidak menampik, walaupun pada awalnya itu menganggu, namun lama kelamaan berubah menjadi hiburan sendiri baginya.

Namun, sudah seminggu ini Ardi tidak bertemu dengan si gadis. Dia mungkin sering menghilang, tapi paling lama hanya dua hari. Ardi merasa ada yang hilang dari rutinitasnya jika tidak ada Abel.

Mencoba mengalihkan pikirannya dari Abel, hari ini Ardi menerima ajakan temannya untuk mampi ke club malam. Jackson temannya adalah pemilik dari club malam tersebut. Ardi merasa tidak ada salahnya jika ia menghabiskan waktu di sana.

"Obat lo kok belum-belum ngaruh ke Sarah?" Ardi mendengar percakapan dua orang anak muda.

"Udah lo pastiin kan kalau Sarah minum minuman yang gue bikin?"

"Udahlah, orang gue yang ambil sendiri minumannya."

Entah obat-obatan apa yang mereka bicarakan. Ardi tidak ingin mencampuri urusan orang lain.

"Bro jangan sampai minumannya diminum Abel!" Satu alis Ardi terangkat. Nama Abel bukan hanya satu, tapi ia tetap memasang telinga mendengar kelanjutan percakapan orang di luar sana. Mereka mungkin tidak sadar kalau dirinya berada di balik salah satu bilik toilet.

"Abel siapa?"

"Syabel Rahayu, teman kampus lo, Bro."

Ardi ingat jika Syabel pernah memberitahu nama aslinya, Syabel Diahjeng Rahayu. Bisa jadi Abel yang mereka bicarakan adalah Abel yang ia kenal.

"Anjir, itu efek afrodisiaknya lumayan gede. Abel bisa terangsang dalam hitungan menit."

BRAKKK

Ardi langsung keluar dari bilik toiletnya, membuat kedua laki-laki yang sedang berbicara menjadi terkejut. Ya, itu adalah Billy dan Jordan, orang-orang yang Abel kenal.

Tanpa kembali bertemu dengan teman-temannya yang berada di ruangan VIP, Ardi langsung mencari keberadaan Abel. Bukan hal mudah memang mencari sang gadis di tengah hiruk pikuk lampu diskotik dan dentuman musik keras. Tapi Ardi terus mencarinya. Bisa bahaya kalau Abel yang dalam pengaruh afrodisiak bertemu dengan laki-laki tak bertanggungjawab.

Afrodisiak adalah zat yang dapat meningkatkan hasrat seksual. Biasanya disebut juga sebagai obat perangsang. Bagi orang yang mengonsumsinya akan menimbulkan efek berupa meningkatnya aliran darah, organ reproduksi menjadi lebih sensitif, dan meningkatkan gairah seks. Ardi berspekulasi bahwa salah satu laki-laki itu ingin memberikannya kepada orang lain dalam bentuk minuman, namun minuman tersebut justru tidak sengaja diminum Abel.

Mata Ardi memicing begitu melihat sosok yang mirip dengan Abel. Tidak ingin salah orang, Ardi mendekat untuk memastikan. Syukurlah, itu adalah Abel.

"Syabel.." Ardi memanggilnya. Abel berbalik dan menatap Ardi dengan kening berkerut. Selain tidak sengaja mengonsumsi afrodisiak, ia juga meminum alkohol. Dengan jelas aroma alkohol menguar dari tubuhnya.

"Ayok pulang." Ardi merengkuh tubuh sang gadis, mengajaknya untuk berdiri. Masih dengan tatapan bingung, Abel memastikan bahwa orang yang sedang merengkuhnya ini adalah orang yang ia kenal. "Om Ganteng?"

"Ayok pulang." Ardi mengulangi perkataannya.

Abel melepaskan diri dari rengkuhan Ardi. "Nggak mau pulang sama kamu. Kamu pasti ngaku-ngaku Om Gantengnya aku kan? Kalau aku diculik sama kamu gimana? Ih dasar orang jahat!" Abel mencacinya. Setelah itu, ia mencoba untuk berdiri sendiri dan melangkah, namun karena pusing kepalanya, hampir saja ia jatuh. "Akkhh.." Beruntung pinggangnya ditahan oleh Ardi.

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang