Chapter 8

729 65 4
                                    


Pernikahan Shinichi dan Ai akhirnya digelar dengan adat Jepang. Shinichi mengenakan kimono biru tua yang gagah sementara Ai tampak cantik seperti boneka dengan kimono merahnya. Undangan dihadiri oleh kerabat dekat saja, kebanyakan teman-teman Shinichi sesama detektif atau dari kepolisian. Heiji dan Kazuha juga bersedia repot-repot datang dari Osaka untuk menghadiri pernikahan mereka.

Yukiko lah yang mengatur semua acaranya sampai hal sedetil-detilnya. Ia juga yang mengurus bulan madu Shinichi dan Ai. Edinburgh Skotlandia adalah tempat yang dipilihnya. Yukiko sengaja memilih tempat yang agak sejuk supaya Shinichi dan Ai terpaksa mencari kehangatan. Tapi sayang, rencananya meleset.

Shinichi tidak menyentuh Ai sama sekali. Tidak di malam pertama mereka, tidak juga di malam-malam berikutnya. Mereka memang tidur satu ranjang, tapi Shinichi tidak menyentuhnya. Ai juga tidak berani meminta, bisa berbaring di sebelah Shinichi saja, dia sudah malunya setengah mati. Berbagi kasur yang sama, selimut yang sama, mendengarkan napasnya pada saat tidur, melihatnya saat bangun tidur dan selesai mandi, semua itu merupakan hal yang baru buat Ai. Ia tidak menyalahkan Shinichi yang belum bersedia menyentuhnya karena ia sendiri butuh proses untuk mempersiapkan diri. Jantungnya bisa-bisa kumat kalau Shinichi langsung mengajaknya bercinta.

"Wah... cantik sekali..." gumam Ai seraya berjalan mengagumi bunga-bunga di Taman Princess Street.

Selagi Ai sedang mengagumi lingkungannya, Shinichi berjalan perlahan di belakang mengawasinya. Melihat senyum Ai, ia merasakan sedikit kelegaan dalam hatinya. Mungkin ide pernikahan ini, tidak buruk-buruk amat.

"Halo... lucu sekali..." gumam Ai yang tengah berengkrama dengan seekor Siberian husky milik salah satu wisatawan.

Shinichi mau tak mau tersenyum. Ia masih belum berubah... Animal lover... batin Shinichi.

Shinichi tak ingat kapan terakhir kali melihat Ai ceria seperti ini. Bertahun-tahun yang lalu, ia dan Profesor Agasa selalu merencanakan sesuatu untuk menghiburnya dan membuatnya tersenyum, mulai dari memancing, mengajak main bola atau bermain bersama hewan. Rencananya seringkali berhasil, tapi senyum itu tidak pernah sampai lepas seperti ini. Mungkin memang ada baiknya juga Ai melupakan masa lalunya. Ia jadi tak perlu lagi memikirkan organisasi hitam itu. Masa lalunya direkayasa hingga seputih kapas.

Namun bila mengingat malam itu, malam ketika Ai nyaris diperkosa oleh dua orang sekaligus, Shinichi menyadari, lepas dari organisasi hitam tak menjadikan Ai aman. Masih banyak orang-orang jahat lain di dunia ini. Bersusah payah Shinichi menyelamatkannya dari organisasi, ia tak ingin nyawa Ai malah terancam bahaya oleh pihak-pihak lain. Tidak, Shinichi takkan pernah membiarkan Ai berdiri di ujung tebing lagi seperti dulu. Ia yang akan menciptakan dunia yang lebih nyaman untuk Ai. Walaupun waktu dan siklus Ai harus diulang beberapa kali lagi, ia tetap akan melakukan hal yang sama. Hidupnya hanya untuk melindungi Ai. Itu sebabnya ia menyetujui pernikahan ini.

"Bye bye..." Ai melambai pada anjing dan pemiliknya.

"Kau mau?" tanya Shinichi.

"Eh?" Ai menatapnya.

"Kalau kau mau kau boleh memeliharanya satu di rumah," kata Shinichi memasang sikap acuh tak acuh nya lagi.

Ai menimbang-nimbang, ia masih belum lulus mempelajari gesture Shinichi. Pria itu berbaik hati namun cara mengucapkannya datar sekali, bahkan jarang menatap langsung ke matanya. Tidak ada tatapan lembut atau romantis. Dingin tapi peduli. Seperti air dan api. Atau mungkin seperti tokoh Sesshomaru di anime Inyasha. Ia sungguh tak mengerti.

"Anoo... arigataou... aku pikir-pikir dulu mau jenis apa..." kata Ai.

Mereka berjalan bersama lagi. Tak seperti pasangan lain yang romantis, mereka bahkan tidak berpegangan tangan. Tak ada pembicaraan basa-basi suami istri mengenai cuaca, mengenai rumah atau ingin berapa anak. Sungguh diam yang penuh kecanggungan. Sampai akhirnya tanpa sengaja Ai menginjak serpihan es meleleh yang licin, ia nyaris terpeleset. Shinichi merengkuh bahunya tepat waktu.

Eyes On YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang